30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Garuda Incar Rute Pendek di Medan

MAKASSAR- Tak hanya ingin menjadi pemenang di rute panjang, PT Garuda Indonesia juga mulai menggarap rute-rute pendek yang selama ini dikuasai Wings Air, Susi Air dan maskapai carter lainnya. Garuda mengandalkan pesawat CRJ 1000 yang kapasitas penumpangnya lebih banyak (98 orang) dan lebih irit bahan bakar.

“Kita sudah pesan 18 pesawat, lima sudah datang dan kita operasikan di Hub Makassar untuk melayani Indonesia bagian timur. Tujuh pesawat lagi akan datang tahun ini, rencana 2-3 unit akan kita taruh di Hub Medan. Kedepan kita juga akan buka Hub Balikpapan,” ujar Vice President Bussines Planning Garuda Indonesia, Prijastono Purwanto kemarin.

Dari lima pesawat yang sudah datang saat ini melayani 180 penerbangan perminggu dan meng-cover 13 kota. Beberapa rute di Indonesia timur menunjukkan permintaan yang tinggi dengan tingkat isian penumpang (load factor) lebih dari 85 persen. Namun ada dua rute yang load factornya di bawah 60 persen, yaitu Makassar-Palu dan Makassar-Gorontalo. “Itu sedang kami evaluasi mungkin jadwalnya tidak pas,” tukasnya.

Garuda hingga saat ini masih menganalisa berbagai rute lain yang bisa dimasuki menggunakan pesawat CRJ 1000 ini. Rencananya kuartal II tahun ini Garuda akan membuka Hub Medan untuk melayani rute pendek di wilayah Sumatera, seperti Medan-Palembang, Medan-Batam, Medan-Aceh.
“Setelah itu kita akan buka Hub Balikpapan untuk melayani rute pendek di Kalimantan,” ungkapnya.

Strategi Garuda ini dipastikan bakal menggerus pasar sejumlah maskapai yang melayano rute pendek, seperti Wings Air milik Lion Air, dan maskapai carter seperti Susi Air. Perbedaannya, Wings Air menggunakan pesawat turboprof (baling-baling) berkapasitas 85 penumpang, sementara Susi Air menggunakan pesawat kecil seperti Cessna berkapasitas 35 penumpang.

Layanan rute pendek Garuda ini sengaja tidak mengambil rute yang sama dengan Citilink, anak perusahaannya. Keunikan pesawat ini, bagasi penumpang tidak perlu dititipkan waktu cek-in tetapi langsung diserahkan sewaktu akan menaiki pesawat. Petugas ground handling akan menatanya di ruang bagasi pesawat. “Nanti kalau turun tinggal minta diambilkan, langsung dibawa, jadi lebih praktis dan cepat,” tuturnya.

Vice Presiden Garuda Indonesia Bagian Timur, Rosiana mengatakan, penggunaan pesawat jenis CRJ 1000 sangat menguntungkan untuk melayani rute-rute pendek. Pasalnya, pesawat ini 30 persen lebih irit bahan bakar dibanding pesawat yang lain. Pesawat ini banyak digunakan maskapai kelas dunia seperti DeltaAir, Lufthansa, Air France, SAS dan Iberia,”Jadi bukan jenis pesawat yang dipakai maskapai LCC (low cost carrier),” jelasnya.
Pembelian 19 pesawat jenis CRJ 1000 ini telah dilakukan pada 15 Februari 2012 dengan Bombardier Aerospace, perusahaan pembuat pesawat asal Kanada. Penandatanganan dilaksanakan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan President & COO Bombardier Aerospace, Guy Hachey di acara pameran dirgantara Internasional Singapore Airshow 2012 lalu. Namun tidak disebutkan berapa nilai pembelian itu.

“Melalui program Quantum Leap (Lompatan besar), maskapai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini menargetkan bakal mengoperasikan 194 pesawat pada tahun 2015 dari saat ini 105 pesawat dan akan mengangkut sebanyak 45,4 juta penumpang dari saat ini 17,1 juta penumpang. Frekuensi penerbangan ditargetkan meningkat menjadi 1.100 penerbangan perhari dari sekitar 400 penerbangan per hari.(wir/jpnn)

MAKASSAR- Tak hanya ingin menjadi pemenang di rute panjang, PT Garuda Indonesia juga mulai menggarap rute-rute pendek yang selama ini dikuasai Wings Air, Susi Air dan maskapai carter lainnya. Garuda mengandalkan pesawat CRJ 1000 yang kapasitas penumpangnya lebih banyak (98 orang) dan lebih irit bahan bakar.

“Kita sudah pesan 18 pesawat, lima sudah datang dan kita operasikan di Hub Makassar untuk melayani Indonesia bagian timur. Tujuh pesawat lagi akan datang tahun ini, rencana 2-3 unit akan kita taruh di Hub Medan. Kedepan kita juga akan buka Hub Balikpapan,” ujar Vice President Bussines Planning Garuda Indonesia, Prijastono Purwanto kemarin.

Dari lima pesawat yang sudah datang saat ini melayani 180 penerbangan perminggu dan meng-cover 13 kota. Beberapa rute di Indonesia timur menunjukkan permintaan yang tinggi dengan tingkat isian penumpang (load factor) lebih dari 85 persen. Namun ada dua rute yang load factornya di bawah 60 persen, yaitu Makassar-Palu dan Makassar-Gorontalo. “Itu sedang kami evaluasi mungkin jadwalnya tidak pas,” tukasnya.

Garuda hingga saat ini masih menganalisa berbagai rute lain yang bisa dimasuki menggunakan pesawat CRJ 1000 ini. Rencananya kuartal II tahun ini Garuda akan membuka Hub Medan untuk melayani rute pendek di wilayah Sumatera, seperti Medan-Palembang, Medan-Batam, Medan-Aceh.
“Setelah itu kita akan buka Hub Balikpapan untuk melayani rute pendek di Kalimantan,” ungkapnya.

Strategi Garuda ini dipastikan bakal menggerus pasar sejumlah maskapai yang melayano rute pendek, seperti Wings Air milik Lion Air, dan maskapai carter seperti Susi Air. Perbedaannya, Wings Air menggunakan pesawat turboprof (baling-baling) berkapasitas 85 penumpang, sementara Susi Air menggunakan pesawat kecil seperti Cessna berkapasitas 35 penumpang.

Layanan rute pendek Garuda ini sengaja tidak mengambil rute yang sama dengan Citilink, anak perusahaannya. Keunikan pesawat ini, bagasi penumpang tidak perlu dititipkan waktu cek-in tetapi langsung diserahkan sewaktu akan menaiki pesawat. Petugas ground handling akan menatanya di ruang bagasi pesawat. “Nanti kalau turun tinggal minta diambilkan, langsung dibawa, jadi lebih praktis dan cepat,” tuturnya.

Vice Presiden Garuda Indonesia Bagian Timur, Rosiana mengatakan, penggunaan pesawat jenis CRJ 1000 sangat menguntungkan untuk melayani rute-rute pendek. Pasalnya, pesawat ini 30 persen lebih irit bahan bakar dibanding pesawat yang lain. Pesawat ini banyak digunakan maskapai kelas dunia seperti DeltaAir, Lufthansa, Air France, SAS dan Iberia,”Jadi bukan jenis pesawat yang dipakai maskapai LCC (low cost carrier),” jelasnya.
Pembelian 19 pesawat jenis CRJ 1000 ini telah dilakukan pada 15 Februari 2012 dengan Bombardier Aerospace, perusahaan pembuat pesawat asal Kanada. Penandatanganan dilaksanakan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan President & COO Bombardier Aerospace, Guy Hachey di acara pameran dirgantara Internasional Singapore Airshow 2012 lalu. Namun tidak disebutkan berapa nilai pembelian itu.

“Melalui program Quantum Leap (Lompatan besar), maskapai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini menargetkan bakal mengoperasikan 194 pesawat pada tahun 2015 dari saat ini 105 pesawat dan akan mengangkut sebanyak 45,4 juta penumpang dari saat ini 17,1 juta penumpang. Frekuensi penerbangan ditargetkan meningkat menjadi 1.100 penerbangan perhari dari sekitar 400 penerbangan per hari.(wir/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/