25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Harga BBM Naik Bulan Ini

Waktu Tepat

Sementara itu, pengamat energi Ibrahim Hasyim menyatakan, saat ini memang momen yang tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, harga BBM secara keekonomian sedang turun seiring turunnya harga minyak mentah Indonesia (ICP). Buktinya, rata-rata ICP Oktober diumumkan turun menjadi USD 83,72 per barel. Angka itu terjun bebas dengan selisih USD 11,25 jika dibandingkan dengan rata-rata September senilai USD 94,97 per barel.

“Secara hukum ekonomi, memang harusnya begitu. Dengan begitu, selisih harga antara BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi bisa lebih kecil. Kalau dinaikkan, akan terjadi disparitas yang tipis sehingga masyarakat menengah ke atas pun berpindah mengonsumsi BBM nonsubsidi,” jelasnya.

Menurut dia, selisih harga Rp 2 ribu per liter diakui sudah cukup efektif untuk menjaga kuota BBM agar tidak jebol. Setidaknya, hal tersebut bakal membuat penyelundup BBM bersubsidi berpikir dua kali. “Pasar minyak mentah dunia saat ini sudah stabil. Negara Timur Tengah yang dulu bisa memainkan harga sekarang sudah mendapat penyeimbang, yakni Amerika Serikat (AS),” ujar pria yang menjadi anggota komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas itu. (owi/bil/ken/c5/kim)

Waktu Tepat

Sementara itu, pengamat energi Ibrahim Hasyim menyatakan, saat ini memang momen yang tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, harga BBM secara keekonomian sedang turun seiring turunnya harga minyak mentah Indonesia (ICP). Buktinya, rata-rata ICP Oktober diumumkan turun menjadi USD 83,72 per barel. Angka itu terjun bebas dengan selisih USD 11,25 jika dibandingkan dengan rata-rata September senilai USD 94,97 per barel.

“Secara hukum ekonomi, memang harusnya begitu. Dengan begitu, selisih harga antara BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi bisa lebih kecil. Kalau dinaikkan, akan terjadi disparitas yang tipis sehingga masyarakat menengah ke atas pun berpindah mengonsumsi BBM nonsubsidi,” jelasnya.

Menurut dia, selisih harga Rp 2 ribu per liter diakui sudah cukup efektif untuk menjaga kuota BBM agar tidak jebol. Setidaknya, hal tersebut bakal membuat penyelundup BBM bersubsidi berpikir dua kali. “Pasar minyak mentah dunia saat ini sudah stabil. Negara Timur Tengah yang dulu bisa memainkan harga sekarang sudah mendapat penyeimbang, yakni Amerika Serikat (AS),” ujar pria yang menjadi anggota komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas itu. (owi/bil/ken/c5/kim)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/