MEDAN- PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menyiapkan Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Batu Ampar Batam untuk mendukung implementasi konsep Pendulum Nusantara. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya logistik nasional.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama Pelindo I Alfred Natsir dalam acara diskusi dengan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono beserta rombongan, di Kantor Belawan International Container Terminal (BICT) di Belawan, Sabtu (5/1).
Dalam paparannya mengenai Kesiapan Pelindo I dalam mendukung Pendulum Nusantara, Alfred Natsir menyambut positif gagasan ini untuk perbaikan dan perkembangan transportasi nasional.
Untuk itu perlu adanya kesiapan yang lebih mendalam serta sosialiasi yang lebih luas kepada para stakeholder utama dalam hal ini pemilik barang, perusahaan pelayaran dan pengelola pelabuhan/terminal operator dalam penerapan implementasi Pendulum Nusantara sehingga akan mampu menekan biaya logistik nasional.
Implementasi dari Pendulum Nusantara ini ditindaklanjuti dengan dibentuknya Terminal Petikemas Indonesia yang merupakan hasil bentukan dari gabungan Unit Usaha di bawah naungan Pelindo I, II, III dan IV.
Pelindo I menyiapkan dua pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Batu Ampar Batam dari rangkaian enam pelabuhan di Indonesia untuk mendukung Pendulum Nusantara yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong.
Terkait kesiapan Pelabuhan Belawan, Alfred menjelaskan untuk terminal petikemas terdiri dari 3 tahapan program yaitu tahap I adalah Urgent Program/Peningkatan Produktivitas yang sudah dilakukan pada Thn 2010-2012, dimana terjadi peningkatan kapasitas dari 800.000 Teus/thn menjadi 1,2 juta/thn, dengan investasi berupa penambahan peralatan 5 unit CC (Container Crane), 15 unit RTG (Rubber Tyred Gantry), 2 unit HMC (Harbour Mobile Crane), 14 unit Reach Stacker dan Side Loader, dermaga 100 meter dan CY (Container yard) 6.000 m2.
Kinerja pelayanan, Turn Round Time kapal dari 7-8 hari menjadi untuk terminal domestik ± 2,5–3,0 hari dan terminal internasional ± 1,2–1,5 hari serta menerapkan Service Level Guarantee dan Windows System.
Untuk tahapan berikutnya yaitu Optimalization Program/Peningkatan Kapasitas & Kualitas pada tahun 2013-2015 dengan peningkatan kapasitas dari 1,2 jt Teus/thn menjadi 2 juta Teus/thn, dengan investasi terdiri dari Paket I yang merupakan dana dari IDB dan Pelindo I untuk perpanjangan dermaga 350, dengan CY 15 ha dan peralatan CC sebanyak 4 Unit serta Transtainer 8 unit, dan Paket II didanai dari Pelindo I dan sindikasi BUMN lainnya, terdiri dari perpanjangan dermaga 350 m, dengan CY 15 ha dan peralatan CC sebanyak 4 Unit serta Transtainer 8 unit.
“Tahapan ke tiga yaitu Expansion Program (2014-2016) berupa pengembangan Pelabuhan Belawan dengan membangun Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi Hub Port,” jelas Alfred.
Sedangkan kesiapan Pelabuhan Batu Ampar Batam, tahap I yaitu Improvement Batu Ampar Selatan (2013-2015), akan dilakukan Restrengthening dermaga sepanjang 400 m, pembangunan CY seluas 5 Ha, pengadaan Container Crane sebanyak 4 unit, RTG sebanyak 10 unit dan Head Truck + Chasis sebanyak 25 unit. Tahap II yaitu Pengembangan Batu Ampar Utara (2013-2016), penambahan dermaga sepanjang 600 m, CY seluas 20 Ha, CC sebanyak 6 unit, RTG sebanyak 15 unit, dan Head Truck + Chasis sebanyak 40 unit.
Wamenhub Bambang Susantono merespon positif dari penjelasan atas kesiapan tersebut dan mendukung gagasan serta masukan dari Dirut, Alfred Natsir.
Dalam arahannya beliau menyampaikan bahwa Pendulum Nusantara tidak hanya menekankan tentang permasalahan kapal yang bergerak dari timur ke barat saja tapi juga terkait dengan peningkatan dan pembenahan menyangkut prasarana, sarana, sistem serta SDM di sektor angkutan laut.(sih)