25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

PT Indonesia Aluminium Alloy Gelar Soft Commissioning

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA) selangkah lagi siap beroperasi untuk memproduksi aluminium sekunder. Hal itu ditandai dengan soft commissioning yang digelar di Pabrik peleburan IAA Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Jumat (6/1/2022).

Anak perusahaan PT Inalum (Persero) ini akan menjadi tambahan kekuatan untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium. “Kehadiran IAA ini meningkatkan daya saing Inalum grup terhadap pesaing lain di pasar. Kita lebih fleksibel menggunakan bahan baku pembuatan alloy. Kita harapkan kapasitas dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dan diharapkan kita tidak tidak mengesampingkan aspek pengembangan pasar, sehingga bisa dikembangkan produk turunannya,” kata Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso usai soft commissioning, Jumat (6/1/2023).

Soft commissioning ini juga menjadi kado tepat di perayaan ulang tahun ke-47 perusahaan induknya itu pada 6 Januari. Soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi untuk mendaur ulang aluminium.

“Hari ini 6 Januari 2023 tonggak sejarah awal dan juga hari kado ulang tahun ke-47 PT Inalum. PT IAA melakukan selebrasi soft commissioning peleburan aluminium daur ulang. Hampir semua mesin sudah siap dioperasikan, tinggal menunggu tes safety operation,” kata Dirut PT IAA, Ricky Gunawan.

Sejarah IAA dimulai dengan didirikan pada 20 Mei 2020 setelah jual beli aset pada 9 Oktober 2019 dari AAA. Kemudian revamping dimulai 2 Agustus 2021 sehingga saat ini IAA bisa melakukan soft commissioning.

“PT IAA bergerak di sektor midstream dan downstream. Proses repamving memasuki akhir. 60 persen lebih kita perbaharui mesin yang ada karena sejak selesai masa konsumsi pabrik inis ejak 1994 belum pernah dioperasikan. Bisa dibilang 28 tahun pabrik ini mati suri. Target kami pertengahan February kita Commercial Operation Date (mulai beroperasi),” beber pria yang pernah menjabat Sekretaris PT Inalum itu.

PT IAA menargetkan peningkatan kapasitas 21 ribu ton per tahunnya. “Visi 2030 PT IAA telah menetapkan roadmap yang dibagi tiga tahap. Tahap penetrasi dengan target 50 ribu ton pada 2025, kemudian penguatan dengan target masuk ke bisnis ekstrusi hingga 2028 dan tahap pengembangan dengan peningkatan hingga 70 ribu ton KTPA dan masuk bisnis alloy tahun 2030,” ungkapnya.

Soft Commissioning ditandai dengan First Metal Charging ke dalam salah satu tungku metal. (rel/tri)

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA) selangkah lagi siap beroperasi untuk memproduksi aluminium sekunder. Hal itu ditandai dengan soft commissioning yang digelar di Pabrik peleburan IAA Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Jumat (6/1/2022).

Anak perusahaan PT Inalum (Persero) ini akan menjadi tambahan kekuatan untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium. “Kehadiran IAA ini meningkatkan daya saing Inalum grup terhadap pesaing lain di pasar. Kita lebih fleksibel menggunakan bahan baku pembuatan alloy. Kita harapkan kapasitas dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dan diharapkan kita tidak tidak mengesampingkan aspek pengembangan pasar, sehingga bisa dikembangkan produk turunannya,” kata Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso usai soft commissioning, Jumat (6/1/2023).

Soft commissioning ini juga menjadi kado tepat di perayaan ulang tahun ke-47 perusahaan induknya itu pada 6 Januari. Soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi untuk mendaur ulang aluminium.

“Hari ini 6 Januari 2023 tonggak sejarah awal dan juga hari kado ulang tahun ke-47 PT Inalum. PT IAA melakukan selebrasi soft commissioning peleburan aluminium daur ulang. Hampir semua mesin sudah siap dioperasikan, tinggal menunggu tes safety operation,” kata Dirut PT IAA, Ricky Gunawan.

Sejarah IAA dimulai dengan didirikan pada 20 Mei 2020 setelah jual beli aset pada 9 Oktober 2019 dari AAA. Kemudian revamping dimulai 2 Agustus 2021 sehingga saat ini IAA bisa melakukan soft commissioning.

“PT IAA bergerak di sektor midstream dan downstream. Proses repamving memasuki akhir. 60 persen lebih kita perbaharui mesin yang ada karena sejak selesai masa konsumsi pabrik inis ejak 1994 belum pernah dioperasikan. Bisa dibilang 28 tahun pabrik ini mati suri. Target kami pertengahan February kita Commercial Operation Date (mulai beroperasi),” beber pria yang pernah menjabat Sekretaris PT Inalum itu.

PT IAA menargetkan peningkatan kapasitas 21 ribu ton per tahunnya. “Visi 2030 PT IAA telah menetapkan roadmap yang dibagi tiga tahap. Tahap penetrasi dengan target 50 ribu ton pada 2025, kemudian penguatan dengan target masuk ke bisnis ekstrusi hingga 2028 dan tahap pengembangan dengan peningkatan hingga 70 ribu ton KTPA dan masuk bisnis alloy tahun 2030,” ungkapnya.

Soft Commissioning ditandai dengan First Metal Charging ke dalam salah satu tungku metal. (rel/tri)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/