29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PLN Segera Miliki Tambang Batu Bara

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya mengamankan pasokan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan mengakuisisi tambang batu bara. Rencana itu telah mendapat lampu hijau dari Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN.

Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, PLN dituntut untuk menyediakan listrik dengan harga murah. Karena itu, biaya pokok produksi (BPP) harus rendah.

”Kalau tarif listrik tidak boleh naik, biaya produksi listrik harus dijaga supaya tidak naik,” katanya, Jumat (4/8).

Karena itu, PLN tidak bisa mengandalkan pembelian batu bara pada mekanisme pasar yang fluktuatif. Batu bara menjadi fokus perhatian karena lebih dari 55 persen pasokan listrikPLN berasal dari sumber energi itu.

”Jadi, backbone supaya (tarif listrik, Red) murah itu batu bara,” imbuhnya.

PLN berencana mengamankan 40–50 persen pasokan batu baranya dari tambang hasil akuisisi. Dengan demikian, keamanan pasokan dan efisiensi pembelian batu bara dapat terjaga dalam jangka panjang.

”PLN sudah diberi lampu hijau oleh pemerintah, silakan untuk akuisisi tambang,” terangnya.

Beberapa tahun silam, PLN telah memiliki rencana untuk mengakuisisi saham 5–6 pemilik kuasa pertambangan (KP) di Sumatera dan Kalimantan. PLN berencana menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan tersebut. Cara lain, PLN bekerja sama dengan pemilik kuasa pertambangan lewat kontrak pembelian jangka panjang.

”Harga jangka panjangnya seperti kita punya sendiri,” papar Iwan.

Selain itu, PLN berencana membangun pembangkit listrik mulut tambang batu bara. Anak usaha PLN dan pemegang kuasa pertambangan batu bara akan berkongsi untuk membangun PLTU.

Tahun ini PLN melelang 16 pembangkit listrik mulut tambang dengan kapasitas pembangkitan empat ribu megawatt (mw). (jpnn/ram)

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya mengamankan pasokan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan mengakuisisi tambang batu bara. Rencana itu telah mendapat lampu hijau dari Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN.

Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, PLN dituntut untuk menyediakan listrik dengan harga murah. Karena itu, biaya pokok produksi (BPP) harus rendah.

”Kalau tarif listrik tidak boleh naik, biaya produksi listrik harus dijaga supaya tidak naik,” katanya, Jumat (4/8).

Karena itu, PLN tidak bisa mengandalkan pembelian batu bara pada mekanisme pasar yang fluktuatif. Batu bara menjadi fokus perhatian karena lebih dari 55 persen pasokan listrikPLN berasal dari sumber energi itu.

”Jadi, backbone supaya (tarif listrik, Red) murah itu batu bara,” imbuhnya.

PLN berencana mengamankan 40–50 persen pasokan batu baranya dari tambang hasil akuisisi. Dengan demikian, keamanan pasokan dan efisiensi pembelian batu bara dapat terjaga dalam jangka panjang.

”PLN sudah diberi lampu hijau oleh pemerintah, silakan untuk akuisisi tambang,” terangnya.

Beberapa tahun silam, PLN telah memiliki rencana untuk mengakuisisi saham 5–6 pemilik kuasa pertambangan (KP) di Sumatera dan Kalimantan. PLN berencana menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan tersebut. Cara lain, PLN bekerja sama dengan pemilik kuasa pertambangan lewat kontrak pembelian jangka panjang.

”Harga jangka panjangnya seperti kita punya sendiri,” papar Iwan.

Selain itu, PLN berencana membangun pembangkit listrik mulut tambang batu bara. Anak usaha PLN dan pemegang kuasa pertambangan batu bara akan berkongsi untuk membangun PLTU.

Tahun ini PLN melelang 16 pembangkit listrik mulut tambang dengan kapasitas pembangkitan empat ribu megawatt (mw). (jpnn/ram)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/