JAKARTA – Bukan hanya Indonesia yang pertumbuhan ekonominya diprediksi melambat. Bank Dunia juga menilai mayoritas negara berkembang terutama di Asia Timur termasuk Tiongkok masih akan lesu sampai 2014. Meski begitu, Indonesia bisa bertengger di urutan lima pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Timur.
Ekonom Senior Bank Dunia Ashley Taylor memaparkan, proyeksi pertumbuhan di negara berkembang Asia Timur rata-rata pada 2013 sebesar 7,1 persen. Angka itu kemudian naik menjadi 7,2 persen pada 2014 dan stagnan atau tetap 7,2 persen pada 2015. Khusus untuk kawasan ASEAN, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 5,1 persen pada 2013; 5,1 persen pada 2014; dan 5,4 persen pada 2015.
Jika dibandingkan dengan rata-rata negara ASEAN, pertumbuhan Indonesia diprediksi di atas rata-rata. Namun jika dibandingkan negara berkembang di Asia Timur, pertumbuhan Indonesia berada di bawah rata-rata. Angkanya masih kalah dibandingkan Laos, Tiongkok, Kamboja, dan Filipina.
Secara umum, lanjut dia, kawasan ASEAN dan Asia Timur masih melemah sampai 2014 dan mulai bangkit pada 2015. Pelemahan yang terjadi merupakan rentetan dari kondisi yang terjadi sejak 2012 dan Indonesia ikut merasakannya. Khusus di Indonesia, penyebabnya adalah melambatnya investasi, penurunan harga komoditas global, dan pertumbuhan ekspor tidak sesuai ekspektasi.
“Sampai tahun depan kami melihat kredit perbankan masih turun sehingga memengaruhi investasi. Bisa menghambat laju ekonomi,” sebutnya dalam pemaparan ekonomi kawasan Asia Timur di kantor Bank Dunia, Jakarta, kemarin.
Titik cerah terlihat mulai 2015 dengan mempertimbangkan keyakinan pertumbuhan ekonomi global. Imbas harga komoditas kembali naik, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menikmati keuntungan itu. “Saya kira kinerja ekspor Indonesia akan kembali meningkat,” ucapnya. (jpnn)
RI Ranking Lima Asia Timur
JAKARTA – Bukan hanya Indonesia yang pertumbuhan ekonominya diprediksi melambat. Bank Dunia juga menilai mayoritas negara berkembang terutama di Asia Timur termasuk Tiongkok masih akan lesu sampai 2014. Meski begitu, Indonesia bisa bertengger di urutan lima pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Timur.
Ekonom Senior Bank Dunia Ashley Taylor memaparkan, proyeksi pertumbuhan di negara berkembang Asia Timur rata-rata pada 2013 sebesar 7,1 persen. Angka itu kemudian naik menjadi 7,2 persen pada 2014 dan stagnan atau tetap 7,2 persen pada 2015. Khusus untuk kawasan ASEAN, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 5,1 persen pada 2013; 5,1 persen pada 2014; dan 5,4 persen pada 2015.
Jika dibandingkan dengan rata-rata negara ASEAN, pertumbuhan Indonesia diprediksi di atas rata-rata. Namun jika dibandingkan negara berkembang di Asia Timur, pertumbuhan Indonesia berada di bawah rata-rata. Angkanya masih kalah dibandingkan Laos, Tiongkok, Kamboja, dan Filipina.
Secara umum, lanjut dia, kawasan ASEAN dan Asia Timur masih melemah sampai 2014 dan mulai bangkit pada 2015. Pelemahan yang terjadi merupakan rentetan dari kondisi yang terjadi sejak 2012 dan Indonesia ikut merasakannya. Khusus di Indonesia, penyebabnya adalah melambatnya investasi, penurunan harga komoditas global, dan pertumbuhan ekspor tidak sesuai ekspektasi.
“Sampai tahun depan kami melihat kredit perbankan masih turun sehingga memengaruhi investasi. Bisa menghambat laju ekonomi,” sebutnya dalam pemaparan ekonomi kawasan Asia Timur di kantor Bank Dunia, Jakarta, kemarin.
Titik cerah terlihat mulai 2015 dengan mempertimbangkan keyakinan pertumbuhan ekonomi global. Imbas harga komoditas kembali naik, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menikmati keuntungan itu. “Saya kira kinerja ekspor Indonesia akan kembali meningkat,” ucapnya. (jpnn)