32.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Sistem Listrik Jawa-Sumatera Digabung

Telan Dana Rp 20 T, Libatkan Jepang

JAKARTA – Upaya memperkuat kehandalan pasokan listrik terus dilakukan. Kali ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mengkoneksikan sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan Sumatera.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, sistem kelistrikan tersebut nantinya akan saling terhubung melalui jaringan interkoneksi dengan teknologi Tegangan Tinggi Arus Searah (High Voltage Direct Current/HVDC). “Sistem ini akan mampu mengalirkan listrik 3 ribu megawatt (MW), dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya,” ujarnya kemarin (8/4).

Menurut Bambang, April ini PLN akan mulai menawarkan tender pembangunan proyek interkoneksi Sumatera – Jawa kepada para kontraktor yang berpengalaman mengerjakan proyek-proyek kelistrikan. “Proyek ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2013 dan ditargetkan beroperasi pada 2017,” katanya.

Jika sistem interkoneksi sudah beroperasi, maka dalam kondisi tertentu, PLN bisa mengalirkan listrik dari wilayah yang memiliki cadangan daya besar ke wilayah yang membutuhkan tambahan listrik. Misalnya, jika pembangkit di Jawa sedang dalam proses maintenance atau perbaikan, maka PLN bisa mengalirkan listrik dari Sumatera ke Jawa agar listrik tetap handal. Demikian pula sebaliknya.

Bambang menyebut, saat ini sedang ada proyek pembangkit besar-besaran baik di Sumatera maupun Jawa. Misalnya, di Sumatera sedang dirintis pembangunan PLTU Mulut Tambang batubara berkalori rendah dengan kapasitas total “3.000 MW di kawasan pertambangan batubara Sumatera Selatan. “Sedangkan di Jawa ada banyak proyek pembangkit PLTU 10 ribu MW,” sebutnya.

Bambang mengatakan, menurut skala ekonomi, sistem kelistrikan dengan pembangkit dan beban yang makin besar akan lebih efisien. Oleh karenanya penggabungan sistem kelistrikan di Jawa-Bali “dengan kapasitas terpasang lebih dari 30.000 MW dengan sistem kelistrikan Sumatera dengan beban sekitar 5.000 MW, bisa meningkatkan efektifitas penggunaan energi murah dengan skala ekonomi yang lebih efisien.

Data PLN menyebut, proyek interkoneksi Sumatera-Jawa ini akan terdiri dari stasiun pengubah listrik AC menjadi DC (stasiun konverter) di Muara Enim dan listrik DC akan diubah kembali menjadi listrik AC (stasiun inverter) di Bogor. Adapun lingkup proyek transmisi sejauh kurang lebih 700 kilometer. “Saat ini PLN tengah mengurus pembebasan lahan di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Kami berharap, seluruh pihak di pusat dan daerah bisa membantu prosesnya,” ujarnya.

Dari sisi biaya, lanjut dia, sistem interkoneksi Jawa-Bali dengan Sumatera ini bakal menelan investasi hingga Rp 20 triliun. Sebagian besar akan didanai dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency). “Sebagian lagi dari dana anggaran PLN,” jelasnya. (owi/kim/jpnn)

Telan Dana Rp 20 T, Libatkan Jepang

JAKARTA – Upaya memperkuat kehandalan pasokan listrik terus dilakukan. Kali ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mengkoneksikan sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan Sumatera.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, sistem kelistrikan tersebut nantinya akan saling terhubung melalui jaringan interkoneksi dengan teknologi Tegangan Tinggi Arus Searah (High Voltage Direct Current/HVDC). “Sistem ini akan mampu mengalirkan listrik 3 ribu megawatt (MW), dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya,” ujarnya kemarin (8/4).

Menurut Bambang, April ini PLN akan mulai menawarkan tender pembangunan proyek interkoneksi Sumatera – Jawa kepada para kontraktor yang berpengalaman mengerjakan proyek-proyek kelistrikan. “Proyek ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2013 dan ditargetkan beroperasi pada 2017,” katanya.

Jika sistem interkoneksi sudah beroperasi, maka dalam kondisi tertentu, PLN bisa mengalirkan listrik dari wilayah yang memiliki cadangan daya besar ke wilayah yang membutuhkan tambahan listrik. Misalnya, jika pembangkit di Jawa sedang dalam proses maintenance atau perbaikan, maka PLN bisa mengalirkan listrik dari Sumatera ke Jawa agar listrik tetap handal. Demikian pula sebaliknya.

Bambang menyebut, saat ini sedang ada proyek pembangkit besar-besaran baik di Sumatera maupun Jawa. Misalnya, di Sumatera sedang dirintis pembangunan PLTU Mulut Tambang batubara berkalori rendah dengan kapasitas total “3.000 MW di kawasan pertambangan batubara Sumatera Selatan. “Sedangkan di Jawa ada banyak proyek pembangkit PLTU 10 ribu MW,” sebutnya.

Bambang mengatakan, menurut skala ekonomi, sistem kelistrikan dengan pembangkit dan beban yang makin besar akan lebih efisien. Oleh karenanya penggabungan sistem kelistrikan di Jawa-Bali “dengan kapasitas terpasang lebih dari 30.000 MW dengan sistem kelistrikan Sumatera dengan beban sekitar 5.000 MW, bisa meningkatkan efektifitas penggunaan energi murah dengan skala ekonomi yang lebih efisien.

Data PLN menyebut, proyek interkoneksi Sumatera-Jawa ini akan terdiri dari stasiun pengubah listrik AC menjadi DC (stasiun konverter) di Muara Enim dan listrik DC akan diubah kembali menjadi listrik AC (stasiun inverter) di Bogor. Adapun lingkup proyek transmisi sejauh kurang lebih 700 kilometer. “Saat ini PLN tengah mengurus pembebasan lahan di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Kami berharap, seluruh pihak di pusat dan daerah bisa membantu prosesnya,” ujarnya.

Dari sisi biaya, lanjut dia, sistem interkoneksi Jawa-Bali dengan Sumatera ini bakal menelan investasi hingga Rp 20 triliun. Sebagian besar akan didanai dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency). “Sebagian lagi dari dana anggaran PLN,” jelasnya. (owi/kim/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/