25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Harga Kedelai Kembali Melonjak, Pengusaha Harap Perhatian Pemerintah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah perajin tahu di Medan memilih untuk tetap bertahan meski harga kedelai saat ini naik. Kenaikan harga ini terjadi saat perang Palestina dan Israel dimulai.

Karmin, salah satu pengusaha tahu di Jalan Rumah Potong Hewan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli mengatakan, dirinya masih menjual tahu dengan harga Rp300 per bijinya.

“Harga kenaikan kedelai dirasakan beberapa pekan terakhir. Namun kenaikan tertinggi saat perang Palestina dan Israel dimulai,” ucap Karmin yang memiliki 8 karyawan tersebut.

Sebelum kenaikan terjadi ia bisa menghabiskan kedelai sebanyak delapan kuintal, setelah terjadi kenaikan harga, dirinya hanya menghabiskan lima kuintal, atau turun sebanyak 30%.

Saat ini harga kedelai tembus di harga Rp12.600 per kilogramnya. Padahal sebelumnya sekitar Rp10.600 per kilogramnya.
“Kenaikan tertinggi saat perang Israel Palestina, itu langsung naik. Mungkin karena kedelainya impor dari Amerika,” ucapnya.

Agar karyawan tetap bergaji dan pabrik tetap berjalan, Karmin menyiasati kenaikkan harga tersebut dengan memperkecil ukuran tahu, dan harga jual tetap normal agar pelanggan tidak kecewa.

Karmin hanya bisa berharap pemerintah membantu UMKM seperti dirinya. Salah satunya dengan kembali mensubsidi harga kedelai. Ataupun kembali menurunkan harga kedelai seperti biasa.

“Kemarin kan setelah harga normal subsidi hilang. Jadi harapannya subsidi untuk kedelai bisa turun lagi,” ucap Karmin.(mag-1/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah perajin tahu di Medan memilih untuk tetap bertahan meski harga kedelai saat ini naik. Kenaikan harga ini terjadi saat perang Palestina dan Israel dimulai.

Karmin, salah satu pengusaha tahu di Jalan Rumah Potong Hewan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli mengatakan, dirinya masih menjual tahu dengan harga Rp300 per bijinya.

“Harga kenaikan kedelai dirasakan beberapa pekan terakhir. Namun kenaikan tertinggi saat perang Palestina dan Israel dimulai,” ucap Karmin yang memiliki 8 karyawan tersebut.

Sebelum kenaikan terjadi ia bisa menghabiskan kedelai sebanyak delapan kuintal, setelah terjadi kenaikan harga, dirinya hanya menghabiskan lima kuintal, atau turun sebanyak 30%.

Saat ini harga kedelai tembus di harga Rp12.600 per kilogramnya. Padahal sebelumnya sekitar Rp10.600 per kilogramnya.
“Kenaikan tertinggi saat perang Israel Palestina, itu langsung naik. Mungkin karena kedelainya impor dari Amerika,” ucapnya.

Agar karyawan tetap bergaji dan pabrik tetap berjalan, Karmin menyiasati kenaikkan harga tersebut dengan memperkecil ukuran tahu, dan harga jual tetap normal agar pelanggan tidak kecewa.

Karmin hanya bisa berharap pemerintah membantu UMKM seperti dirinya. Salah satunya dengan kembali mensubsidi harga kedelai. Ataupun kembali menurunkan harga kedelai seperti biasa.

“Kemarin kan setelah harga normal subsidi hilang. Jadi harapannya subsidi untuk kedelai bisa turun lagi,” ucap Karmin.(mag-1/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/