25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Danau Toba segera Punya Kereta Gantung

int WAHANA WISATA: Sejumlah pengunjung wisata menggunakan kereta gantung.
int
WAHANA WISATA: Sejumlah pengunjung wisata menggunakan kereta gantung.

SUMUTPOS.CO – Keinginan investor asal Austria untuk membangun sarana kereta gantung (cable car) di objek wisata Danau Toba mendapat sambutan dari banyak kalangan. Salah satunya, Hinca Panjaitan, yang juga penggiat di Komunitas Ruma Hela.

Hinca menyatakan mendukung penuh hasrat investor di bawah bendera perusahaan Doppelmayr itu. Hanya saja, pria yang gencar ikut mempromosikan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional itu mengingatkan, agar calon investor itu berkomunikasi terlebih dahulu dengan para budayawan Batak, termasuk juga dengan tokoh-tokoh masyarakat di Samosir.

“Tujuannya agar titik-titik destinasi yang dilewati kereta gantung itu nanti tidak sembarangan, karena saya tahu pasti ada yang boleh, ada yang tidak boleh, berdasar kearifan lokal. Jadi, kepentingan bisnis tetap harus sinkron dengan kearifan budaya lokal,” ujar Hinca kepada koran ini di Jakarta, kemarin (9/2).

Diberitakan, Hans R Jost, staf kantor perwakilan Doppelmayr di Jakarta, telah mengirimkan surat resmi kepada Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Priovinsi Sumut Dr Drs Arsyad MM pada 27 November 2014 lalu, tentang rencana kunjungannya ke daerah ini,  untuk presentasi, sekaligus meninjau lokasi di Danau Toba. Ini terkait rencana perusahaan itu untuk membangun sarana kereta gantung.

Hinca menjelaskan, tanpa dipadu dengan nuansa budaya Batak, maka keberadaan kereta gantung bisa menjadi semacam benda asing. “Jangan asal pasang tanpa mempertimbangkan budaya lokal, nanti malah kayak benda asing, kayak UFO,” kata dia.

Dia memberi contoh. Misal nantinya ada 20 kereta gantung yang dioperasikan. Maka akan menarik jika masing-masing kereta gantung itu dinamai dengan nama-nama Raja Batak. Juga kereta gantungnya dilukis dengan ornamen gorga Batak.

“Ornamennya misal gorga Batak. Kalau berangkatnya kereta gantung itu dari Simalungun, kasih ornamen gorga Simalungun, dan seterusnya, tergantung titik destinasi,” kata Hinca.

Harapannya, dengan kuatnya nuansa budaya lokal di kereta gantung itu, maka wisatawan yang naik akan dibawa ke rasa budaya Batak.

“Kalau cuma duduk manis meluncur di atas kereta gantung, empat menit juga selesai,” imbuhnya.

Incah sangat peduli terhadap upaya pengembangan kawasan wisata Danau Toba, Hinca mengaku siap diajak bicara dengan calon investor asal Austria itu. (sam/azw)

int WAHANA WISATA: Sejumlah pengunjung wisata menggunakan kereta gantung.
int
WAHANA WISATA: Sejumlah pengunjung wisata menggunakan kereta gantung.

SUMUTPOS.CO – Keinginan investor asal Austria untuk membangun sarana kereta gantung (cable car) di objek wisata Danau Toba mendapat sambutan dari banyak kalangan. Salah satunya, Hinca Panjaitan, yang juga penggiat di Komunitas Ruma Hela.

Hinca menyatakan mendukung penuh hasrat investor di bawah bendera perusahaan Doppelmayr itu. Hanya saja, pria yang gencar ikut mempromosikan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional itu mengingatkan, agar calon investor itu berkomunikasi terlebih dahulu dengan para budayawan Batak, termasuk juga dengan tokoh-tokoh masyarakat di Samosir.

“Tujuannya agar titik-titik destinasi yang dilewati kereta gantung itu nanti tidak sembarangan, karena saya tahu pasti ada yang boleh, ada yang tidak boleh, berdasar kearifan lokal. Jadi, kepentingan bisnis tetap harus sinkron dengan kearifan budaya lokal,” ujar Hinca kepada koran ini di Jakarta, kemarin (9/2).

Diberitakan, Hans R Jost, staf kantor perwakilan Doppelmayr di Jakarta, telah mengirimkan surat resmi kepada Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Priovinsi Sumut Dr Drs Arsyad MM pada 27 November 2014 lalu, tentang rencana kunjungannya ke daerah ini,  untuk presentasi, sekaligus meninjau lokasi di Danau Toba. Ini terkait rencana perusahaan itu untuk membangun sarana kereta gantung.

Hinca menjelaskan, tanpa dipadu dengan nuansa budaya Batak, maka keberadaan kereta gantung bisa menjadi semacam benda asing. “Jangan asal pasang tanpa mempertimbangkan budaya lokal, nanti malah kayak benda asing, kayak UFO,” kata dia.

Dia memberi contoh. Misal nantinya ada 20 kereta gantung yang dioperasikan. Maka akan menarik jika masing-masing kereta gantung itu dinamai dengan nama-nama Raja Batak. Juga kereta gantungnya dilukis dengan ornamen gorga Batak.

“Ornamennya misal gorga Batak. Kalau berangkatnya kereta gantung itu dari Simalungun, kasih ornamen gorga Simalungun, dan seterusnya, tergantung titik destinasi,” kata Hinca.

Harapannya, dengan kuatnya nuansa budaya lokal di kereta gantung itu, maka wisatawan yang naik akan dibawa ke rasa budaya Batak.

“Kalau cuma duduk manis meluncur di atas kereta gantung, empat menit juga selesai,” imbuhnya.

Incah sangat peduli terhadap upaya pengembangan kawasan wisata Danau Toba, Hinca mengaku siap diajak bicara dengan calon investor asal Austria itu. (sam/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/