30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Emas Capai Harga Tertinggi

Harga emas terus melesat melewati US$1.700 per ounce (31,1 gram) untuk pertama kalinya pada perdagangan Senin waktu New York, atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Investor cemas terhadap perekonomian global setelah saham-saham berjatuhan.

Indeks saham global anjlok setelah Standard & Poor pada Jumat lalu memotong rating kredit jangka panjang AS satu tingkat dari AAA menjadi AA+. Penurunan peringkat ini memperdalam kekhawatiran investor tentang ekonomi AS yang melemah.

Ethan Harris, ekonom Bank of America Merrill Lynch mengatakan, selain kondisi tersebut, krisis utang di Eropa juga mengancam stabilitas pasar keuangan.

Harga emas melonjak US$61,40 atau 3,7 persen, dan menetap di US$1.713,20 pada Senin 8 Agustus. Harga sempat mencapai rekor tertinggi pada tengah perdagangan, yaitu US$1,723.40 per ounce. Harga ini nyaris  dua kali lipat sejak awal 2009.

Ethan mengatakan, investor telah beralih ke emas karena dolar yang selama ini dinilai sebagai mata uang paling aman, telah surut. Dolar telah kehilangan sebagian daya pikatnya karena kekhawatiran tentang kemampuan AS mengatasi utang negara, pemulihan ekonomi AS yang lesu, dan langkah-langkah Federal Reserve dalam mendukung perekonomian AS.

Analis emas Mulyadi Tjung memprediksi, harga emas akan terus melonjak ke angka US$1.860. Belum adanya alternatif investasi membuat emas menjadi pilihan investor. “Angka ini bukan tidak mungkin terjadi dalam hitungan hari,” katanya.

“Dengan harga seperti ini, emas di Indonesia akan mencapai Rp515 ribu per gram,” sambungnya. Dia mengatakan, investor akan memilih membeli emas dari pada menyimpan mata uang, termasuk mata uang paling stabil seperti franc Swiss dan yen Jepang, karena takut ada intervensi.

Sementara itu, tren harga emas di Perum Pegadaian dalam enam hari terakhir adalah Rp469.909 (beli) dan Rp484.442 (jual).

Harga emas terus melesat melewati US$1.700 per ounce (31,1 gram) untuk pertama kalinya pada perdagangan Senin waktu New York, atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Investor cemas terhadap perekonomian global setelah saham-saham berjatuhan.

Indeks saham global anjlok setelah Standard & Poor pada Jumat lalu memotong rating kredit jangka panjang AS satu tingkat dari AAA menjadi AA+. Penurunan peringkat ini memperdalam kekhawatiran investor tentang ekonomi AS yang melemah.

Ethan Harris, ekonom Bank of America Merrill Lynch mengatakan, selain kondisi tersebut, krisis utang di Eropa juga mengancam stabilitas pasar keuangan.

Harga emas melonjak US$61,40 atau 3,7 persen, dan menetap di US$1.713,20 pada Senin 8 Agustus. Harga sempat mencapai rekor tertinggi pada tengah perdagangan, yaitu US$1,723.40 per ounce. Harga ini nyaris  dua kali lipat sejak awal 2009.

Ethan mengatakan, investor telah beralih ke emas karena dolar yang selama ini dinilai sebagai mata uang paling aman, telah surut. Dolar telah kehilangan sebagian daya pikatnya karena kekhawatiran tentang kemampuan AS mengatasi utang negara, pemulihan ekonomi AS yang lesu, dan langkah-langkah Federal Reserve dalam mendukung perekonomian AS.

Analis emas Mulyadi Tjung memprediksi, harga emas akan terus melonjak ke angka US$1.860. Belum adanya alternatif investasi membuat emas menjadi pilihan investor. “Angka ini bukan tidak mungkin terjadi dalam hitungan hari,” katanya.

“Dengan harga seperti ini, emas di Indonesia akan mencapai Rp515 ribu per gram,” sambungnya. Dia mengatakan, investor akan memilih membeli emas dari pada menyimpan mata uang, termasuk mata uang paling stabil seperti franc Swiss dan yen Jepang, karena takut ada intervensi.

Sementara itu, tren harga emas di Perum Pegadaian dalam enam hari terakhir adalah Rp469.909 (beli) dan Rp484.442 (jual).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/