28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Labu Madu Hasilkan Omzet Jutaan Rupiah

SOPIAN/SUMUT POS PANEN PERDANA: Camat Rambutan Zubir Husni Harahap, didampingi Lurah Lalang Hadi Supeno, bersama warga saat panen perdana labu madu di Kelurahan Lalang, Kota Tebingtinggi, Rabu (7/12) lalu.
SOPIAN/SUMUT POS
PANEN PERDANA: Camat Rambutan Zubir Husni Harahap, didampingi Lurah Lalang Hadi Supeno, bersama warga saat panen perdana labu madu di Kelurahan Lalang, Kota Tebingtinggi, Rabu (7/12) lalu.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO  -Lahan sempit dan terbatas, tetap bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman dengan nilai ekonomis tinggi. Tentunya, tanaman yang dibudidayakan harus dipilih dengan cermat. Dan tak menutup kemungkinan dapat menghasilkan omzet yang cukup menggiurkan.

Hal ini sudah dibuktikan di Kota Tebingtinggi. Adapun tanaman yang dibudidayakan, yakni labu madu atau butternud squash. Tanaman dengan harga jual Rp30 ribu per kilogram ini, dibudidayakan pertama kali di Kantor Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi. Ditanam hanya di atas tanah seluas 2 x 12 meter, 25 batang labu madu ini menghasilkan 120 kilogram sekali panen. Jika dikali Rp30 ribu, maka dapat meraih omzet hingga Rp3,6 juta.

Camat Rambutan Zubir Husni Harahap, didampingi Lurang Lalang Hadi Supeno, saat panen perdana labu madu, mengatakan, budidaya tanaman ini baru pertama kali dilakukan di Tebingtinggi, dan hanya ada di Kelurahan Lalang. Ini merupakan pilot project, dan  akan dikembangkan di kelurahan lain.

“Ini merupakan contoh bagi kelurahan lain, tentang pertanian labu madu. Kami berharap, di sebagian Kelurahan Lalang menjadi daerah pertanian dari berbagai jenis sayuran yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, juga bernilai ekonomis tinggi untuk meningkatkan pendapatan,” tutur Zubir.

Menurut Zubir, labu madu sudah bisa dipanen dalam waktu 90 hari. Dan mengelola lahan di kantor kelurahan merupakan contoh bagi masyarakat dan instansi lain untuk ditiru dan dikembangkan.

Zubir juga menjelaskan, manfaat labu madu tak hanya bisa menjadi hidangan sayur di meja makan, tapi juga dapat diolah jadi makanan bayi, jus, dan gorengan yang tak mengandung kolesterol, serta olahan makanan lainnya. Labu madu juga baik dikonsumsi orang yang menjalankan program diet. “Kami dukung Kelurahan Lalang untuk terus membudidayakan labu madu,” ungkapnya.

Sementara Lurah Lalang, Hadi Supeno mengatakan, cara menanam labu madu ini sangat mudah, sama seperti menanam mentimun ataupun labu biasa. Pemupukan juga dapat menggunakan pupuk organik, masa tanam mulai penyemaian bibit hingga panen hanya memakan waktu 3 bulan. “Tapi untuk menanamnya dibutuhkan tiang penyangga, bisa dari batang bambu, untuk memudahkan batang labu madu menjalar,” jelasnya.

“Tapi yang jadi sedikit kendala saat ini adalah bibitnya (labu madu), karena tidak gampang didapat, dan jarang dijual di toko pertanian. Jika pun ada, harga bibit labu madu ini cukup mahal. Per butir bisa mencapai Rp2.500,” pungkas Hadi. (ian/saz)

 

SOPIAN/SUMUT POS PANEN PERDANA: Camat Rambutan Zubir Husni Harahap, didampingi Lurah Lalang Hadi Supeno, bersama warga saat panen perdana labu madu di Kelurahan Lalang, Kota Tebingtinggi, Rabu (7/12) lalu.
SOPIAN/SUMUT POS
PANEN PERDANA: Camat Rambutan Zubir Husni Harahap, didampingi Lurah Lalang Hadi Supeno, bersama warga saat panen perdana labu madu di Kelurahan Lalang, Kota Tebingtinggi, Rabu (7/12) lalu.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO  -Lahan sempit dan terbatas, tetap bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman dengan nilai ekonomis tinggi. Tentunya, tanaman yang dibudidayakan harus dipilih dengan cermat. Dan tak menutup kemungkinan dapat menghasilkan omzet yang cukup menggiurkan.

Hal ini sudah dibuktikan di Kota Tebingtinggi. Adapun tanaman yang dibudidayakan, yakni labu madu atau butternud squash. Tanaman dengan harga jual Rp30 ribu per kilogram ini, dibudidayakan pertama kali di Kantor Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi. Ditanam hanya di atas tanah seluas 2 x 12 meter, 25 batang labu madu ini menghasilkan 120 kilogram sekali panen. Jika dikali Rp30 ribu, maka dapat meraih omzet hingga Rp3,6 juta.

Camat Rambutan Zubir Husni Harahap, didampingi Lurang Lalang Hadi Supeno, saat panen perdana labu madu, mengatakan, budidaya tanaman ini baru pertama kali dilakukan di Tebingtinggi, dan hanya ada di Kelurahan Lalang. Ini merupakan pilot project, dan  akan dikembangkan di kelurahan lain.

“Ini merupakan contoh bagi kelurahan lain, tentang pertanian labu madu. Kami berharap, di sebagian Kelurahan Lalang menjadi daerah pertanian dari berbagai jenis sayuran yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, juga bernilai ekonomis tinggi untuk meningkatkan pendapatan,” tutur Zubir.

Menurut Zubir, labu madu sudah bisa dipanen dalam waktu 90 hari. Dan mengelola lahan di kantor kelurahan merupakan contoh bagi masyarakat dan instansi lain untuk ditiru dan dikembangkan.

Zubir juga menjelaskan, manfaat labu madu tak hanya bisa menjadi hidangan sayur di meja makan, tapi juga dapat diolah jadi makanan bayi, jus, dan gorengan yang tak mengandung kolesterol, serta olahan makanan lainnya. Labu madu juga baik dikonsumsi orang yang menjalankan program diet. “Kami dukung Kelurahan Lalang untuk terus membudidayakan labu madu,” ungkapnya.

Sementara Lurah Lalang, Hadi Supeno mengatakan, cara menanam labu madu ini sangat mudah, sama seperti menanam mentimun ataupun labu biasa. Pemupukan juga dapat menggunakan pupuk organik, masa tanam mulai penyemaian bibit hingga panen hanya memakan waktu 3 bulan. “Tapi untuk menanamnya dibutuhkan tiang penyangga, bisa dari batang bambu, untuk memudahkan batang labu madu menjalar,” jelasnya.

“Tapi yang jadi sedikit kendala saat ini adalah bibitnya (labu madu), karena tidak gampang didapat, dan jarang dijual di toko pertanian. Jika pun ada, harga bibit labu madu ini cukup mahal. Per butir bisa mencapai Rp2.500,” pungkas Hadi. (ian/saz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/