24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

31 Investor Asing Minati KNIA, Penawaran Awal Dimulai Juli

Bandara Kualanamu berkabut, Rabu (15/11).

TANGERANG, SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II (Persero) tengah mencari investor strategis untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), Deliserdang, Sumatera Utara. Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, sudah ada 39 perusahaan yang minat menjadi investor strategis. Di antaranya, 31 investor berasal dari negara di kawasan Asean, Asia Barat, Asia Timur, dan Eropa. Sisanya, 8 investor lain dari dalam negeri.

Senin (10/2), Angkasa Pura (AP) II telah merilis amandemen dokumen Request for Proposal (RfP) atau permintaan proposal yang pernah diterbitkan pada 9 Juli 2019 lalu. Muhammad Awaluddin menjelaskan, dalam RfP hasil amandemen tersebut, terdapat perubahan struktur transaksi terkait pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu.

Awaluddin menuturkan, dalam pengembangan nantinya, Bandara Kualanamu akan menjadi penghubung atau hub di Kawasan Asian

Selain itu, terdapat perluasan penumpang yang bisa menampung lebih banyak lagi. Saat ini, Bandara Kualanamu bisa menampung 8-9 juta penumpang. “Diharapkan enggak hanya domestik, tapi internasional. Maka penumpang internasional akan lebih termotivasi. Di akhir 2025 kemitran AP II pengelola bandara di 19 lainnya, akan menjadikan suatu kemitraan yang strong dan posisi Kualanamu lebih baik,” kata Awaluddin kepada wartawan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (10/2).

Menurutnya, para calon mitra strategis nantinya dipersilakan mengirimkan proposal resmi kepada AP II dengan merujuk pada amandemen dokumen RfP tersebut. Proposal penawaran sudah dapat dilakukan pada 22 Juni mendatang. “Jadi, 22 Juni 2020 menjadi tanggal yang penting, karena dimulainya penawaran awal. Kami harapkan tidak ada kemunduran proses,” harap Awaluddin.

Lebih jauh, Awaluddin menargetkan, pengumuman hasil evaluasi penawaran optimalisasi dan pemenang lelang dilakukan pada 24 Agustus 2020. Lalu, penandatanganan kerja sama operasi antara AP II dan mitra strategis nantinya dijadwalkan berlangsung pada 7 Oktober 2020. “Kami targetkan rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia tuntas pada kuartal IV-2020,” ujarnya.

Awaluddin juga menjelaskan, AP II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi (APA) yang akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun. Komposisi kepemilikan saham di APA nantinya adalah AP II minimum 51 persen dan mitra strategis maksimum 49 persen.

Dia menekankan, AP II menjadi pemegang saham mayoritas di APA, sehingga memegang kendali terkait dengan berbagai rencana pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu. Selain itu, setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan kepada AP II. “Kami memastikan Bandara Kualanamu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia,” tegasnya.

Setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke PT Angkasa Pura II. Skema Strategic Partnership dalam pengembangan dan pengelolaan Kualanamu ini mendatangkan berbagai keuntungan bagi PT Angkasa Pura II dan Indonesia.

“Keuntungan dari Strategic Partnership ini adalah adanya Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia yang terdiri dari Capex Commitment dan Upfront Payment, pengembangan aset di Kualanamu, serta pengembangan 3E yaitu Expansion the traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai internasional airport hub di kawasan Barat Indonesia,” tandasnya. (bbs)

Bandara Kualanamu berkabut, Rabu (15/11).

TANGERANG, SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II (Persero) tengah mencari investor strategis untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), Deliserdang, Sumatera Utara. Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, sudah ada 39 perusahaan yang minat menjadi investor strategis. Di antaranya, 31 investor berasal dari negara di kawasan Asean, Asia Barat, Asia Timur, dan Eropa. Sisanya, 8 investor lain dari dalam negeri.

Senin (10/2), Angkasa Pura (AP) II telah merilis amandemen dokumen Request for Proposal (RfP) atau permintaan proposal yang pernah diterbitkan pada 9 Juli 2019 lalu. Muhammad Awaluddin menjelaskan, dalam RfP hasil amandemen tersebut, terdapat perubahan struktur transaksi terkait pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu.

Awaluddin menuturkan, dalam pengembangan nantinya, Bandara Kualanamu akan menjadi penghubung atau hub di Kawasan Asian

Selain itu, terdapat perluasan penumpang yang bisa menampung lebih banyak lagi. Saat ini, Bandara Kualanamu bisa menampung 8-9 juta penumpang. “Diharapkan enggak hanya domestik, tapi internasional. Maka penumpang internasional akan lebih termotivasi. Di akhir 2025 kemitran AP II pengelola bandara di 19 lainnya, akan menjadikan suatu kemitraan yang strong dan posisi Kualanamu lebih baik,” kata Awaluddin kepada wartawan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (10/2).

Menurutnya, para calon mitra strategis nantinya dipersilakan mengirimkan proposal resmi kepada AP II dengan merujuk pada amandemen dokumen RfP tersebut. Proposal penawaran sudah dapat dilakukan pada 22 Juni mendatang. “Jadi, 22 Juni 2020 menjadi tanggal yang penting, karena dimulainya penawaran awal. Kami harapkan tidak ada kemunduran proses,” harap Awaluddin.

Lebih jauh, Awaluddin menargetkan, pengumuman hasil evaluasi penawaran optimalisasi dan pemenang lelang dilakukan pada 24 Agustus 2020. Lalu, penandatanganan kerja sama operasi antara AP II dan mitra strategis nantinya dijadwalkan berlangsung pada 7 Oktober 2020. “Kami targetkan rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia tuntas pada kuartal IV-2020,” ujarnya.

Awaluddin juga menjelaskan, AP II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi (APA) yang akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun. Komposisi kepemilikan saham di APA nantinya adalah AP II minimum 51 persen dan mitra strategis maksimum 49 persen.

Dia menekankan, AP II menjadi pemegang saham mayoritas di APA, sehingga memegang kendali terkait dengan berbagai rencana pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu. Selain itu, setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan kepada AP II. “Kami memastikan Bandara Kualanamu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia,” tegasnya.

Setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke PT Angkasa Pura II. Skema Strategic Partnership dalam pengembangan dan pengelolaan Kualanamu ini mendatangkan berbagai keuntungan bagi PT Angkasa Pura II dan Indonesia.

“Keuntungan dari Strategic Partnership ini adalah adanya Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia yang terdiri dari Capex Commitment dan Upfront Payment, pengembangan aset di Kualanamu, serta pengembangan 3E yaitu Expansion the traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai internasional airport hub di kawasan Barat Indonesia,” tandasnya. (bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/