26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Produksi Beras Belum Sampai Separuh dari Target

Indonesia Siap Tambah Beras ASEAN

Indonesia siap menambah pasokan untuk lumbung pangan ASEAN dari semula hanya 12.000 ton menjadi 25.000 ton beras sehingga kawasan ini dapat meningkatkan kemampuan mengatasi kondisi darurat maupun gejolak harga pangan.

“Sudah disepakati volume cadangan pangan bersama itu sebesar 780 ribu ton dan Indonesia dapat 12.000 ton, tapi Presiden berharap bisa ditingkatkan dan Indonesia siap menambah hingga 25.000 ton,” kata Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Selasa. Mentan menyebutkan, lumbung pangan ASEAN itu ditujukan untuk mengatasi jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat di anggota ASEAN atau untuk mengatasi jika terjadi gejolak harga pangan.
“Tren harga pangan kan naik, cadangan ini bisa digunakan untuk operasi pasar, jadi ketika harga naik bisa gunakan untuk operasi pasar untuk kawasan ASEAN,” jelas Suswono.

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia adalah pengkonsumsi beras terbesar  di ASEAN. “ASEAN kan produksinya paling bagus, jadi kita akan kerja sama, dan diharapkan ada peningkatan investasi. Inilah yang disampaikan Presiden,” kata Suswono.

Mentan menyebutkan, saat ini pembahasan yang dilakukan baru di tingkat kepala negara dan diharapkan pada Oktober 2011 nanti ada pembicaraan tingkat yang lebih teknis.

“Dulu sudah mau ditanda tangan di Kamboja tapi Singapura minta ditunda karena menunggu persetujuan parlemen, sekarang mereka sudah siap,” katanya.

Dilanjutkannya, pemerintah menargetkan produksi beras pada tahun 2011 sebesar 70,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Sampai bulan April 2011, diprediksi sudah ada panen sekitar 30 juta ton GKG. “Sampai April prediksinya sekitar 30 juta ton GKG lebih, mudah-mudahan target 70,6 ini bisa kita capai,” katanya.

Menurut Suswono, dipastikan ada panen raya untuk gabah kering karena pada musim kemarau pertama ini cuacanya cukup bagus untuk dapat melakukan panen raya. “Ada dong, ini musim kemarau 1 ini yang sekarang potensinya bagus dengan iklim yang bagus ini,” ujarnya.

Karena itu, tambah Suswono, dipastikan panen yang terjadi tidak berbarengan di seluruh wilayah Indonesia. Diperkirakan juga pada bulan Mei dan Juni masih akan ada panen. “Tidak ada semacam tanam serempak, jadi panen terus,” imbuhnya.

Lebih lanjut Suswono menjelaskan, panen yang tidak berbarengan ini membuat pasokan akan tetap terjaga dan membuat harga yang akan didapat petani juga tetap bagus. “Harga pasar di atas harga HPP sehingga petani menikmati harga cukup bagus karena panen tidak serentak,” pungkasnya. (net/jpnn)

Indonesia Siap Tambah Beras ASEAN

Indonesia siap menambah pasokan untuk lumbung pangan ASEAN dari semula hanya 12.000 ton menjadi 25.000 ton beras sehingga kawasan ini dapat meningkatkan kemampuan mengatasi kondisi darurat maupun gejolak harga pangan.

“Sudah disepakati volume cadangan pangan bersama itu sebesar 780 ribu ton dan Indonesia dapat 12.000 ton, tapi Presiden berharap bisa ditingkatkan dan Indonesia siap menambah hingga 25.000 ton,” kata Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Selasa. Mentan menyebutkan, lumbung pangan ASEAN itu ditujukan untuk mengatasi jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat di anggota ASEAN atau untuk mengatasi jika terjadi gejolak harga pangan.
“Tren harga pangan kan naik, cadangan ini bisa digunakan untuk operasi pasar, jadi ketika harga naik bisa gunakan untuk operasi pasar untuk kawasan ASEAN,” jelas Suswono.

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia adalah pengkonsumsi beras terbesar  di ASEAN. “ASEAN kan produksinya paling bagus, jadi kita akan kerja sama, dan diharapkan ada peningkatan investasi. Inilah yang disampaikan Presiden,” kata Suswono.

Mentan menyebutkan, saat ini pembahasan yang dilakukan baru di tingkat kepala negara dan diharapkan pada Oktober 2011 nanti ada pembicaraan tingkat yang lebih teknis.

“Dulu sudah mau ditanda tangan di Kamboja tapi Singapura minta ditunda karena menunggu persetujuan parlemen, sekarang mereka sudah siap,” katanya.

Dilanjutkannya, pemerintah menargetkan produksi beras pada tahun 2011 sebesar 70,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Sampai bulan April 2011, diprediksi sudah ada panen sekitar 30 juta ton GKG. “Sampai April prediksinya sekitar 30 juta ton GKG lebih, mudah-mudahan target 70,6 ini bisa kita capai,” katanya.

Menurut Suswono, dipastikan ada panen raya untuk gabah kering karena pada musim kemarau pertama ini cuacanya cukup bagus untuk dapat melakukan panen raya. “Ada dong, ini musim kemarau 1 ini yang sekarang potensinya bagus dengan iklim yang bagus ini,” ujarnya.

Karena itu, tambah Suswono, dipastikan panen yang terjadi tidak berbarengan di seluruh wilayah Indonesia. Diperkirakan juga pada bulan Mei dan Juni masih akan ada panen. “Tidak ada semacam tanam serempak, jadi panen terus,” imbuhnya.

Lebih lanjut Suswono menjelaskan, panen yang tidak berbarengan ini membuat pasokan akan tetap terjaga dan membuat harga yang akan didapat petani juga tetap bagus. “Harga pasar di atas harga HPP sehingga petani menikmati harga cukup bagus karena panen tidak serentak,” pungkasnya. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/