25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Harga Buah Impor Mahal, Permintaan Merosot

MEDAN-Mahalnya harga buah impor, membuat pedagang buah menjerit karena membuat daya beli masyarakat menurun.

Irma, pedagang buah di samping pasar tradisonal Simpang Limun Jalan Sisingamangaraja mengaku, untuk harga apel merah, kini  sudah Rp45 ribu per kilo, sebelumnya hanya Rp20 ribu per kilo.  Sedangkan anggur yang biasanya hanya Rp40 ribu paling mahal, kini melonjak hingga Rp 70 ribu per kilo. Harga yang terdongkrak hingga dua kali lipat ini menyebabkan permintaan akan buah impornya menyusut hingga 70 persen.

Diakui Irma, stok buah impor yang sangat terbatas juga sebagai penyebab harga jualnya meroket. Kondisi tersebut berimbas pada buah-buahan lokal yang juga ikut-ikutan mengalami kenaikan harga, walau tidak sesignifikan buah impor.

Rudi Citra, pemilik Brastagi Supermarket  mengatakan hal senada. Mahalnya buah impor berimpas menurunnya permintaan di tokonya walau tidak terlalu tajam.

Sementara, Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut Khairul Mahalli mengatakan, saat ini memang pemerintah sedang menggalakkan mencintai produk horti lokal khususnya buah. “Sesegera mungkin kita netralkan antara permintaan dan kebutuhan akan buah impor,” harapnya.

Kepala Dinas Pertanian Sumut M Roem mengatakan, pihaknya terus menggalakkan untuk mengonsumsi buah lokal sembari terus merangsang petani lokal untuk memperbaiki kualitas tanam buah agar masyarakat dapat memilih dan meningkatkan daya beli buah lokal.  (mag-9)

MEDAN-Mahalnya harga buah impor, membuat pedagang buah menjerit karena membuat daya beli masyarakat menurun.

Irma, pedagang buah di samping pasar tradisonal Simpang Limun Jalan Sisingamangaraja mengaku, untuk harga apel merah, kini  sudah Rp45 ribu per kilo, sebelumnya hanya Rp20 ribu per kilo.  Sedangkan anggur yang biasanya hanya Rp40 ribu paling mahal, kini melonjak hingga Rp 70 ribu per kilo. Harga yang terdongkrak hingga dua kali lipat ini menyebabkan permintaan akan buah impornya menyusut hingga 70 persen.

Diakui Irma, stok buah impor yang sangat terbatas juga sebagai penyebab harga jualnya meroket. Kondisi tersebut berimbas pada buah-buahan lokal yang juga ikut-ikutan mengalami kenaikan harga, walau tidak sesignifikan buah impor.

Rudi Citra, pemilik Brastagi Supermarket  mengatakan hal senada. Mahalnya buah impor berimpas menurunnya permintaan di tokonya walau tidak terlalu tajam.

Sementara, Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut Khairul Mahalli mengatakan, saat ini memang pemerintah sedang menggalakkan mencintai produk horti lokal khususnya buah. “Sesegera mungkin kita netralkan antara permintaan dan kebutuhan akan buah impor,” harapnya.

Kepala Dinas Pertanian Sumut M Roem mengatakan, pihaknya terus menggalakkan untuk mengonsumsi buah lokal sembari terus merangsang petani lokal untuk memperbaiki kualitas tanam buah agar masyarakat dapat memilih dan meningkatkan daya beli buah lokal.  (mag-9)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/