25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Grab Percepat Transformasi Digital UMKM Medan Melalui 6 Solusi

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengikuti Webinar Peluncuran Program #TerusUsaha untuk Digitalisasi UMKM Sumut.(ist)
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengikuti Webinar Peluncuran Program #TerusUsaha untuk Digitalisasi UMKM Sumut.(ist)

‎MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menyambut baik transformasi digital UMKM di Kota Medan, yang dilakukan Grab. Hal ini, dinilai ampuh mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor UMKM dimasa pandemi COVID-19 ini.

Hal itu, diungkapkan oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dalam Peluncuran Program #TerusUsaha untuk Digitalisasi UMKM Sumut melalui diskusi Webinar bersama Grab dan wartawan di Medan, Selasa (11/8) siang.

Edy sangat mengapresiasi solusi #TerusUsaha yang diberikan Grab guna membantu UMKM di Sumut. Dengan ini, mampu menyelamatkan UMKM dari zona keterpurukan yang terimbas dari dampak COVID-19 ini.

“Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merancang berbagai strategi guna mendorong digitalisasi UMKM yang terkena dampak pandemi COVID-19, salah satunya dengan mengalokasikan dana khusus untuk membantu UMKM UNTUK meningkatkan kapasitas serta daya saing koperasi dan UMKM,” kata Edy.

Selain itu, Edy mengungkapkan peran swasta dalam hal ini Grab juga sangat diharapkan bisa membangkitkan kinerja usaha koperasi dan UMKM yang terdampak pandemi COVID-19 di Sumut.

“Saya juga sangat mengapresiasi rangkaian solusi digitalisasi yang dihadirkan Grab melalui #TerusUsaha yang tentunya bisa jadi penyelamat bagi banyak pihak. Terakhir, saya juga mengajak para UMKM untuk merangkul digitalisasi agar tercipta perekonomian yang lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

Sektor UMKM di Sumatera Utara merupakan tulang punggung perekonomian lokal dengan kontribusi ekonomi sebesar 67%. Temuan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara mengungkapkan bahwa pekerja lepas dan UMKM yang didukung teknologi Grab berkontribusi sebesar Rp2,66 Triliun bagi perekonomian Sumatera Utara pada 2018.

Riset terbaru yang dilakukan pada 2020 juga menunjukkan peran UMKM dalam membuka lapangan pekerjaan, dengan 21% responden mengaku bisa menambah karyawan saat bisnisnya berkembang. Namun faktanya, pandemi membuat 672.000 UMKM di Sumatera Utara mengalami gangguan operasional, termasuk penutupan bisnis. Hal ini menandakan pentingnya digitalisasi untuk membantu UMKM dapat bertahan dan juga mempercepat pemulihan ekonomi Sumatera Utara.

Head of West Indonesia Grab Indonesia, Richard Aditya, menjelaskan peran program #TerusUsaha dalam mendukung terciptanya ekonomi digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi Sumatera Utara.

“Dukungan kepada seluruh UMKM di Sumatera Utara sangat perlu dilakukan untuk memastikan mereka dapat bertahan, mengingat kontribusi ekonomi sektor ini yang sangat signifikan. Dengan adanya perubahan perilaku dan kebiasaan konsumen di masa pandemi, digitalisasi menjadi sangat mendesak,” kata Ricard.

Ricard mengungkapkan Program #TerusUsaha yang sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood kami harapkan dapat memberikan solusi konkret.”Kemudian juga, membawa semangat baru bagi para pelaku UMKM untuk bangkit dan menyongsong era tatanan kehidupan baru ini,” jelasnya.

Program #TerusUsaha: 6 Solusi Grab untuk Percepatan Digitalisasi UMKM Sumatera Utara

1) Meningkatkan Visibilitas dan Permintaan

Digitalisasi Pedagang Pasar Tradisional dengan GrabMart: Grab bermitra dengan PD Pasar Jaya untuk mendigitalisasi 5 pasar tradisional di Medan agar mereka dapat terus melayani pelanggan yang kebanyakan beraktivitas dari rumah.

Selain itu ada juga 1 pasar lain yang juga hadir dalam layanan GrabMart, yakni Pasar Bakti, Pasar Kwala Bekala, Pasar Petisah, Pasar Pringgan, Pasar Sei Sikambing dan Pasar Medan Tembung. Para pembeli bisa memesan seluruh kebutuhan harian dari ratusan pedagang tradisional melalui layanan GrabMart dalam aplikasi Grab.

Teknologi Membuka Kesempatan Usaha Mitra Merchant dan Agen di Medan. Riset tersebut juga menjelaskan 13% mitra merchant GrabFood Medan terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 16% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.

Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. 21% mitra merchant GrabFood dan 7% agen GrabKios di Medan menambah hingga 2 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.

Peningkatan Pendapatan & Pemasukan Mitra Pengemudi, Merchant dan Agen Medan. Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Medan yang disurvei juga melihat peningkatan pendapatan hingga 32% menjadi Rp52,2 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Medan meningkat 9% menjadi Rp13,5 juta per bulan sejak bergabung.

Selanjutnya, Sebanyak 44% mitra merchant GrabFood Medan juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya. Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike dengan peningkatan pendapatan hingga 103% menjadi Rp7,3 juta per bulan dan 114% menjadi Rp3,8 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.

“Peningkatan ini membuat mereka bisa menabung dan membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 24% mitra pengemudi GrabBike dan 10% mitra pengemudi GrabCar di Medan baru membuka rekening tabungan pertama ketika bergabung dengan Grab,” sebut Ricard.

Riyadi Suparno, M.Sc, Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics mengungkapkan bahwa gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi. “Saat Sumatera Utara mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca COVID-19, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung proses pemulihan ekonomi. Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Grab dapat membantu bisnis beradaptasi dengan beralih secara online menuju layanan seperti GrabFood dan GrabKios. Meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, Edliaty Siregar menyambut baik program #TerusUsaha yang diluncurkan Grab pada hari ini. “Pemerintah sepanjang tahun 2019 sudah membantu mempermudah penerbitan izin usaha agar lebih banyak lagi pelaku UMKM yang muncul di Kota Medan. Untuk menjalani adaptasi kebiasaan baru, perlu strategi khusus untuk membantu para pelaku UMKM bertahan di tengah pandemi ini,” tutur

Ia mengatakan Grab sudah mendukung pelaku UMKM melalui program pelatihan dan layanan digital dalam membantu usaha mereka sehingga mereka dapat bersaing dan lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya. Melalui komitmen Grab, diharapkan dapat membantu pengusaha kuliner di Medan dalam keadaan serba sulit ini.

“Perlu ada komitmen bersama antara pemerintah dan Grab untuk membantu UMKM lokal dalam mengembangkan pasarnya guna mewujudkan UMKM yang kuat. Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Grab sebagai wujud komitmen dalam mendukung pemerintah dalam mengembangkan UMKM di Medan agar mereka memiliki semangat untuk #TerusUsaha,” jelasnya.

Buka Banyak Lapangan Pekerjaan di Tengah Pandemi Qonitah Azzahra (25) sudah membantu orang tuanya berjualan busana muslim sejak SMA. Wirausahawan asal Medan ini merasakan perubahan bisnis dari offline ke online selama menjalankan usaha.

Toko busana muslim milik keluarganya ini dulu hanya melayani para pembeli yang datang ke toko sampai tahun 2017. “Setelah lulus kuliah di Universitas Indonesia, saya kembali ke Medan dan mulai kembali usaha busana muslim bernama Qonitah Project. Saya mulai belajar jualan online karena melihat kebiasaan masyarakat Medan yang terbiasa belanja lewat smartphone,” katanya.

Untuk pengantaran pesanan pelanggan sehari-hari, Qonitah mengaku menggunakan GrabExpress karena tahu mitra pengantarnya harus memberikan foto barang saat sudah sampai di tangan pembeli. Ini membuat saya yakin kalau barang yang saya jual aman. Saat ini, Qonitah Project sudah punya 6 karyawan yang membantu saya di toko.

“Pada masa pandemi ini, usaha saya memang terkena dampak, namun saya tetap bisa mempertahankan penjualan dan malah bisa menambah 3 karyawan kontrak guna membantu melayani pesanan yang melonjak pada Hari Raya Idul Fitri lalu. Seiring berkembangnya bisnis, saya sekarang sudah cukup percaya diri untuk segera memulai usaha lain di bidang kuliner karena melihat bisnis ini sangat berkembang di Medan berkat adanya GrabFood,” jelasnya.(gus)

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengikuti Webinar Peluncuran Program #TerusUsaha untuk Digitalisasi UMKM Sumut.(ist)
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengikuti Webinar Peluncuran Program #TerusUsaha untuk Digitalisasi UMKM Sumut.(ist)

‎MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menyambut baik transformasi digital UMKM di Kota Medan, yang dilakukan Grab. Hal ini, dinilai ampuh mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor UMKM dimasa pandemi COVID-19 ini.

Hal itu, diungkapkan oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dalam Peluncuran Program #TerusUsaha untuk Digitalisasi UMKM Sumut melalui diskusi Webinar bersama Grab dan wartawan di Medan, Selasa (11/8) siang.

Edy sangat mengapresiasi solusi #TerusUsaha yang diberikan Grab guna membantu UMKM di Sumut. Dengan ini, mampu menyelamatkan UMKM dari zona keterpurukan yang terimbas dari dampak COVID-19 ini.

“Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merancang berbagai strategi guna mendorong digitalisasi UMKM yang terkena dampak pandemi COVID-19, salah satunya dengan mengalokasikan dana khusus untuk membantu UMKM UNTUK meningkatkan kapasitas serta daya saing koperasi dan UMKM,” kata Edy.

Selain itu, Edy mengungkapkan peran swasta dalam hal ini Grab juga sangat diharapkan bisa membangkitkan kinerja usaha koperasi dan UMKM yang terdampak pandemi COVID-19 di Sumut.

“Saya juga sangat mengapresiasi rangkaian solusi digitalisasi yang dihadirkan Grab melalui #TerusUsaha yang tentunya bisa jadi penyelamat bagi banyak pihak. Terakhir, saya juga mengajak para UMKM untuk merangkul digitalisasi agar tercipta perekonomian yang lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

Sektor UMKM di Sumatera Utara merupakan tulang punggung perekonomian lokal dengan kontribusi ekonomi sebesar 67%. Temuan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara mengungkapkan bahwa pekerja lepas dan UMKM yang didukung teknologi Grab berkontribusi sebesar Rp2,66 Triliun bagi perekonomian Sumatera Utara pada 2018.

Riset terbaru yang dilakukan pada 2020 juga menunjukkan peran UMKM dalam membuka lapangan pekerjaan, dengan 21% responden mengaku bisa menambah karyawan saat bisnisnya berkembang. Namun faktanya, pandemi membuat 672.000 UMKM di Sumatera Utara mengalami gangguan operasional, termasuk penutupan bisnis. Hal ini menandakan pentingnya digitalisasi untuk membantu UMKM dapat bertahan dan juga mempercepat pemulihan ekonomi Sumatera Utara.

Head of West Indonesia Grab Indonesia, Richard Aditya, menjelaskan peran program #TerusUsaha dalam mendukung terciptanya ekonomi digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi Sumatera Utara.

“Dukungan kepada seluruh UMKM di Sumatera Utara sangat perlu dilakukan untuk memastikan mereka dapat bertahan, mengingat kontribusi ekonomi sektor ini yang sangat signifikan. Dengan adanya perubahan perilaku dan kebiasaan konsumen di masa pandemi, digitalisasi menjadi sangat mendesak,” kata Ricard.

Ricard mengungkapkan Program #TerusUsaha yang sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood kami harapkan dapat memberikan solusi konkret.”Kemudian juga, membawa semangat baru bagi para pelaku UMKM untuk bangkit dan menyongsong era tatanan kehidupan baru ini,” jelasnya.

Program #TerusUsaha: 6 Solusi Grab untuk Percepatan Digitalisasi UMKM Sumatera Utara

1) Meningkatkan Visibilitas dan Permintaan

Digitalisasi Pedagang Pasar Tradisional dengan GrabMart: Grab bermitra dengan PD Pasar Jaya untuk mendigitalisasi 5 pasar tradisional di Medan agar mereka dapat terus melayani pelanggan yang kebanyakan beraktivitas dari rumah.

Selain itu ada juga 1 pasar lain yang juga hadir dalam layanan GrabMart, yakni Pasar Bakti, Pasar Kwala Bekala, Pasar Petisah, Pasar Pringgan, Pasar Sei Sikambing dan Pasar Medan Tembung. Para pembeli bisa memesan seluruh kebutuhan harian dari ratusan pedagang tradisional melalui layanan GrabMart dalam aplikasi Grab.

Teknologi Membuka Kesempatan Usaha Mitra Merchant dan Agen di Medan. Riset tersebut juga menjelaskan 13% mitra merchant GrabFood Medan terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 16% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.

Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. 21% mitra merchant GrabFood dan 7% agen GrabKios di Medan menambah hingga 2 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.

Peningkatan Pendapatan & Pemasukan Mitra Pengemudi, Merchant dan Agen Medan. Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Medan yang disurvei juga melihat peningkatan pendapatan hingga 32% menjadi Rp52,2 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Medan meningkat 9% menjadi Rp13,5 juta per bulan sejak bergabung.

Selanjutnya, Sebanyak 44% mitra merchant GrabFood Medan juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya. Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike dengan peningkatan pendapatan hingga 103% menjadi Rp7,3 juta per bulan dan 114% menjadi Rp3,8 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.

“Peningkatan ini membuat mereka bisa menabung dan membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 24% mitra pengemudi GrabBike dan 10% mitra pengemudi GrabCar di Medan baru membuka rekening tabungan pertama ketika bergabung dengan Grab,” sebut Ricard.

Riyadi Suparno, M.Sc, Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics mengungkapkan bahwa gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi. “Saat Sumatera Utara mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca COVID-19, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung proses pemulihan ekonomi. Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Grab dapat membantu bisnis beradaptasi dengan beralih secara online menuju layanan seperti GrabFood dan GrabKios. Meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, Edliaty Siregar menyambut baik program #TerusUsaha yang diluncurkan Grab pada hari ini. “Pemerintah sepanjang tahun 2019 sudah membantu mempermudah penerbitan izin usaha agar lebih banyak lagi pelaku UMKM yang muncul di Kota Medan. Untuk menjalani adaptasi kebiasaan baru, perlu strategi khusus untuk membantu para pelaku UMKM bertahan di tengah pandemi ini,” tutur

Ia mengatakan Grab sudah mendukung pelaku UMKM melalui program pelatihan dan layanan digital dalam membantu usaha mereka sehingga mereka dapat bersaing dan lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya. Melalui komitmen Grab, diharapkan dapat membantu pengusaha kuliner di Medan dalam keadaan serba sulit ini.

“Perlu ada komitmen bersama antara pemerintah dan Grab untuk membantu UMKM lokal dalam mengembangkan pasarnya guna mewujudkan UMKM yang kuat. Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Grab sebagai wujud komitmen dalam mendukung pemerintah dalam mengembangkan UMKM di Medan agar mereka memiliki semangat untuk #TerusUsaha,” jelasnya.

Buka Banyak Lapangan Pekerjaan di Tengah Pandemi Qonitah Azzahra (25) sudah membantu orang tuanya berjualan busana muslim sejak SMA. Wirausahawan asal Medan ini merasakan perubahan bisnis dari offline ke online selama menjalankan usaha.

Toko busana muslim milik keluarganya ini dulu hanya melayani para pembeli yang datang ke toko sampai tahun 2017. “Setelah lulus kuliah di Universitas Indonesia, saya kembali ke Medan dan mulai kembali usaha busana muslim bernama Qonitah Project. Saya mulai belajar jualan online karena melihat kebiasaan masyarakat Medan yang terbiasa belanja lewat smartphone,” katanya.

Untuk pengantaran pesanan pelanggan sehari-hari, Qonitah mengaku menggunakan GrabExpress karena tahu mitra pengantarnya harus memberikan foto barang saat sudah sampai di tangan pembeli. Ini membuat saya yakin kalau barang yang saya jual aman. Saat ini, Qonitah Project sudah punya 6 karyawan yang membantu saya di toko.

“Pada masa pandemi ini, usaha saya memang terkena dampak, namun saya tetap bisa mempertahankan penjualan dan malah bisa menambah 3 karyawan kontrak guna membantu melayani pesanan yang melonjak pada Hari Raya Idul Fitri lalu. Seiring berkembangnya bisnis, saya sekarang sudah cukup percaya diri untuk segera memulai usaha lain di bidang kuliner karena melihat bisnis ini sangat berkembang di Medan berkat adanya GrabFood,” jelasnya.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/