JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus mengantisipasi meluasnya penyebaran virus korona. Saat ini dilaporkan, 27 warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit Covid-19.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, BUMN farmasi juga terus berupaya meningkatkan produksi masker yang dibutuhkan masyarakat. Rencananya, PT Kimia Farma (Persero) Tbk akan memproduksi 6 juta masker.
“Bahan baku (masker) masih ada. Ini kita coba produksi lagi yang pasti di April itu bisa (tersedia stok) 6 juta. Di Maret ini kita berusaha,” ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3).
Erick mengaku, memang bahan baku masker masih impor yaitu dari Tiongkok. Lantaran impor dari Tiongkok mengalami kendala, maka BUMN mencari bahan baku alternatif melalui negara lain.
“Kita cari (bahan masker) Eropa. Sekarang Eropa mulai kejadian seperti ini ya kita mesti cari di India,” ucapnya.
Erick melanjutkan, jika pencarian alternatif bahan baku masker dari Eropa dan India juga mengalami kendala, maka ke depan harus mulai dipikirkan untuk memproduksi sendiri. “Ke depan masalah bahan baku masker ini yang kertas kecil itu kita kalau bisa buat sendiri,” tuturnya.
Erick menambahkan, persediaan masker saat ini cenderung fluktuatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tak heran, terdapat beberapa daerah yang mulai kehabisan stok masker seperti di Manado. “Kemarin saya cek di Jakarta aman, Manado kehabisan, di Padang aman,” pungkasnya. (jpg/ram)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus mengantisipasi meluasnya penyebaran virus korona. Saat ini dilaporkan, 27 warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit Covid-19.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, BUMN farmasi juga terus berupaya meningkatkan produksi masker yang dibutuhkan masyarakat. Rencananya, PT Kimia Farma (Persero) Tbk akan memproduksi 6 juta masker.
“Bahan baku (masker) masih ada. Ini kita coba produksi lagi yang pasti di April itu bisa (tersedia stok) 6 juta. Di Maret ini kita berusaha,” ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3).
Erick mengaku, memang bahan baku masker masih impor yaitu dari Tiongkok. Lantaran impor dari Tiongkok mengalami kendala, maka BUMN mencari bahan baku alternatif melalui negara lain.
“Kita cari (bahan masker) Eropa. Sekarang Eropa mulai kejadian seperti ini ya kita mesti cari di India,” ucapnya.
Erick melanjutkan, jika pencarian alternatif bahan baku masker dari Eropa dan India juga mengalami kendala, maka ke depan harus mulai dipikirkan untuk memproduksi sendiri. “Ke depan masalah bahan baku masker ini yang kertas kecil itu kita kalau bisa buat sendiri,” tuturnya.
Erick menambahkan, persediaan masker saat ini cenderung fluktuatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tak heran, terdapat beberapa daerah yang mulai kehabisan stok masker seperti di Manado. “Kemarin saya cek di Jakarta aman, Manado kehabisan, di Padang aman,” pungkasnya. (jpg/ram)