28 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Jalur Layang KA Medan-Belawan Selesai 2018

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PT KAI_Vice President PT. KAI Divre I Sumut-Aceh Mateta Rijalulhaq menjawab pertanyaan wartawan di Kantor PT. KAI Divre I, Jalan HM. Yamin Medan, Senin (16/1)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumut-Aceh menargetkan proyek pembangunan jalur layang kereta api Medan-Bekawan selesai pada tahun 2018. KAI tetap optimis meski proyek tersebut sempat terkendala masalah bangunan.

Vice President PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Mateta menyatakan, saat ini pembangunan jalan layang itu masih terus berlanjut, yang kini memasuki daerah Pulo Brayan. Diakui, ada bangunan di sejumlah kawasan pinggir rel yang belum ditertibkan.

“Pembangunan jalur layang kereta api ini diharapkan selesai pada pertengahan 2018. Makanya, kita genjot penertiban bangunan kawasan pinggir rel dan lainnya, sehingga target itu bisa tercapai,” kata Mateta di Medan, Senin (16/1).

Disebutkan dia, Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perkeretaapian sebenarnya memiliki target selesai 2019. Target tersebut dicanangkan karena dalam proses pembangunannya sempat terhambat satu tahun.

“Hambatan yang terjadi karena jalur yang tidak steril, di mana masih banyak penghuni bangunan di pinggir rel. Oleh karena itu, apabila tidak bisa diajak kompromi maka akan ditertibkan,” ucap Mateta.

Menurutnya, penertiban kawasan pinggir rel ini bukan mengambil hak orang lain, melainkan untuk kepentingan umum. Untuk itu, diharapkan dukungan masyarakat demi terciptanya pembangunan kota yang lebih baik lagi.

Sementara, Manager Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Joni Martinus menyebutkan, pembangunan jalur layang kereta api ini dilanjutkan dari kilometer (KM) 3 sampai perbatasan Pulo Brayan, yakni KM 4,6. Nantinya, setelah itu dilanjutkan ke stasiun di Belawan.

“Dalam kelanjutan pembangunan jalur layang tersebut kita sudah melakukan sosialisasi dan ternyata banyak warga yang sudah bersedia membongkar bangunannya sendiri. Warga yang bersedia membongkar bangunannya itu diberikan biaya tali asih sebesar Rp1,5 juta,” kata Joni. (ris/dek)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PT KAI_Vice President PT. KAI Divre I Sumut-Aceh Mateta Rijalulhaq menjawab pertanyaan wartawan di Kantor PT. KAI Divre I, Jalan HM. Yamin Medan, Senin (16/1)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumut-Aceh menargetkan proyek pembangunan jalur layang kereta api Medan-Bekawan selesai pada tahun 2018. KAI tetap optimis meski proyek tersebut sempat terkendala masalah bangunan.

Vice President PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Mateta menyatakan, saat ini pembangunan jalan layang itu masih terus berlanjut, yang kini memasuki daerah Pulo Brayan. Diakui, ada bangunan di sejumlah kawasan pinggir rel yang belum ditertibkan.

“Pembangunan jalur layang kereta api ini diharapkan selesai pada pertengahan 2018. Makanya, kita genjot penertiban bangunan kawasan pinggir rel dan lainnya, sehingga target itu bisa tercapai,” kata Mateta di Medan, Senin (16/1).

Disebutkan dia, Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perkeretaapian sebenarnya memiliki target selesai 2019. Target tersebut dicanangkan karena dalam proses pembangunannya sempat terhambat satu tahun.

“Hambatan yang terjadi karena jalur yang tidak steril, di mana masih banyak penghuni bangunan di pinggir rel. Oleh karena itu, apabila tidak bisa diajak kompromi maka akan ditertibkan,” ucap Mateta.

Menurutnya, penertiban kawasan pinggir rel ini bukan mengambil hak orang lain, melainkan untuk kepentingan umum. Untuk itu, diharapkan dukungan masyarakat demi terciptanya pembangunan kota yang lebih baik lagi.

Sementara, Manager Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Joni Martinus menyebutkan, pembangunan jalur layang kereta api ini dilanjutkan dari kilometer (KM) 3 sampai perbatasan Pulo Brayan, yakni KM 4,6. Nantinya, setelah itu dilanjutkan ke stasiun di Belawan.

“Dalam kelanjutan pembangunan jalur layang tersebut kita sudah melakukan sosialisasi dan ternyata banyak warga yang sudah bersedia membongkar bangunannya sendiri. Warga yang bersedia membongkar bangunannya itu diberikan biaya tali asih sebesar Rp1,5 juta,” kata Joni. (ris/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/