30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rupiah Babak Belur

Seperti diketahui, per 9 Mei 2018, selama Mei 2018 (month to date) Rupiah melemah 1,2 persen, Thai Baht 1,76 persen, dan Turkish Lira 5,27 persen. Sementara itu, sepanjang tahun 2018 (year to date) Rupiah melemah 3,67 persen, Pilipina Peso 4,04 persen, India Rupee 5,6 persen, Brasil Real 7,9 persen, Russian Rubel 8,84 persen, dan Turkish Lira 11,42 persen.

“Melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini,” tegas Agus.

Terkait hal tersebut, lanjutnya, serta melihat masih besarnya potensi tantangan dari kondisi global yang dapat berpotensi menganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang, Bank Indonesia akan secara tegas dan konsisten mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas.

“Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (7 Days Reverse Repo). Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas,” imbuhnya.

Di pihak lain, tandasnya, Bank Indonesia juga akan konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien, sehingga ketersediaan likuiditas baik di pasar valuta asing dan pasar uang tetap terjaga dengan baik.

Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar. Harapannya keyakinan pelaku ekonomi dapat dipastikan tetap terjaga. Operasi moneter di pasar uang akan terus dilakukan. Tujuannya, memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang, dalam koridor yang sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia.

Kolaborasi otoritas dan asosiasi akan semakin diperkuat untuk memperdalam dan mengefisiensi price discovery di pasar valuta asing dan pasar uang. Termasuk melalui penambahan variasi instrumen, penguatan infrastruktur pasar keuangan, dan memperkuat kredibilitas suku bunga acuan pasar (market reference rate).

Koordinasi dengan Pemerintah akan semakin diperkuat untuk memastikan terjaganya inflasi sesuai sasaran. Ini untuk memastikan berjalannya reformasi struktural secara efektif untuk memperkuat struktur neraca transaksi berjalan dan neraca modal, serta berbagai kebijakan struktural lainnya untuk meningkatkan daya saing perekonomian.(uji/ce1/mys/JPC/ram)

 

 

Seperti diketahui, per 9 Mei 2018, selama Mei 2018 (month to date) Rupiah melemah 1,2 persen, Thai Baht 1,76 persen, dan Turkish Lira 5,27 persen. Sementara itu, sepanjang tahun 2018 (year to date) Rupiah melemah 3,67 persen, Pilipina Peso 4,04 persen, India Rupee 5,6 persen, Brasil Real 7,9 persen, Russian Rubel 8,84 persen, dan Turkish Lira 11,42 persen.

“Melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini,” tegas Agus.

Terkait hal tersebut, lanjutnya, serta melihat masih besarnya potensi tantangan dari kondisi global yang dapat berpotensi menganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang, Bank Indonesia akan secara tegas dan konsisten mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas.

“Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (7 Days Reverse Repo). Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas,” imbuhnya.

Di pihak lain, tandasnya, Bank Indonesia juga akan konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien, sehingga ketersediaan likuiditas baik di pasar valuta asing dan pasar uang tetap terjaga dengan baik.

Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar. Harapannya keyakinan pelaku ekonomi dapat dipastikan tetap terjaga. Operasi moneter di pasar uang akan terus dilakukan. Tujuannya, memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang, dalam koridor yang sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia.

Kolaborasi otoritas dan asosiasi akan semakin diperkuat untuk memperdalam dan mengefisiensi price discovery di pasar valuta asing dan pasar uang. Termasuk melalui penambahan variasi instrumen, penguatan infrastruktur pasar keuangan, dan memperkuat kredibilitas suku bunga acuan pasar (market reference rate).

Koordinasi dengan Pemerintah akan semakin diperkuat untuk memastikan terjaganya inflasi sesuai sasaran. Ini untuk memastikan berjalannya reformasi struktural secara efektif untuk memperkuat struktur neraca transaksi berjalan dan neraca modal, serta berbagai kebijakan struktural lainnya untuk meningkatkan daya saing perekonomian.(uji/ce1/mys/JPC/ram)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/