30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Juli, Kuota Gas Turun Lagi

MEDAN- PT PGN (Perusahaan Gas Negara) Strategic Bisnis Unit III Sumbangut pada Juli 2012 mendatang, akan mengurangi kuota gas ini.  Pemberlakukan sistim koata ini sejak  Oktober 2011 lalu juga sudah dilakukan karena stok yang berkurang dan alasan untuk kebaikan semua pelanggan PGN di Sumatera Utara.

Dikatakan Moegiono, pemberlakuan kuota pada Oktober 2011 lalu mengurangi penyaluran gas sebesar 30 persen. Kuota pun kembali berkurang pada Januari, dan kemungkinan pada Juli mendatang. “Kalau stok masih seperti ini, diperkirakan pada Juli kita akan mengurangi kuota, dan ini untuk kebaikan bersama,” ujar Moegiono.

General Manager PGN SBU III Sumbagut Moegiono mengatakan, untuk saat ini penyaluran gas berdasarkan kuota ini berlaku untuk pelanggan rumah tangga, komersil, dan industri. Pemberlakuan kuota ini, lanjut Moegiono, bukan semata-mata untuk kepentingan PGN, tapi untuk kepentingan bersama dan juga mencegah kerugian yang akan dialami industri.

“Kalau melebihi pemakaian gas, akan kita kenakan biaya tambahan. Dan ini akan membuat biaya produksi bertamah. Naiknya harga produksi, akan mengakibatkan naiknya harga produk. Ini yang kita cegah,” lanjutnya.

Selain itu, kata Moegiono, untuk menjaga alat-alat PGN dari pengikisan. “Alat kita terutama pipa kita rancang agar mampu menyalurkan gas. Tapi, bila kosong, akan membuat pipa gas terkikis. Ini akan menimbulkan kerugian pada kita,” ungkap pria yang akrab disapa Moegi ini.

Dirinya menyadari banyak yang tidak menerima kebijakan kuota dari PGN ini, terutama dari kalangan pengusaha. Namun pihaknya harus tetap memberlakukan sistem kuota tersebut.

“Kita umpamakan gas dengan kue. Misalnya 1 kue kita sediakan, nah bila tidak kita perhatikan, maka akan ada yang mengambil lebih banyak dan akhirnya yang dibawah tidak dapat. Kan kasihan kalau seperti itu,” lanjut Moegi.

Seperti diketahui, sistem kuota ini dilakukan karena stok gas yang terus menurun. “Stok mengecil, karena sumur gas kita sudah tua. Kita juga selalu mencari dan meminta dari penyalur agar tetap menjual pada kita dengan jumlah yang tetap. Bahkan untuk permintaan ini, juga dilakukan oleh PGN pusat,” lanjutnya.

Untuk saat ini, kuota gas yang diberikan PGN kepada pelanggannya di Sumut sebesar 11 hingga 12 MMSCDF.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengguna Gas (Apigas) Sumut, Johan Brien mengatakan, untuk stok gas sudah menjadi tugas PGN untuk memenuhinya, bahkan sudah mengantisipasi sejak dini. Menurutnya, bila ini terus terjadi, ditakutkan akan membuat perusahaan menjadi bangkrut. “Bukan hanya bangkrut, bahkan ada kemungkinan, investor akan cabut.” Ujar Johan.  Dirinya menjelaskan, saat ini, untuk bertahan, perusahaan menggunakan energi lain untuk bahan bakar produksi. “Yang bertahan, selain menggunakan gas, juga konversi ke energi lain,” tutupnya. (ram)

MEDAN- PT PGN (Perusahaan Gas Negara) Strategic Bisnis Unit III Sumbangut pada Juli 2012 mendatang, akan mengurangi kuota gas ini.  Pemberlakukan sistim koata ini sejak  Oktober 2011 lalu juga sudah dilakukan karena stok yang berkurang dan alasan untuk kebaikan semua pelanggan PGN di Sumatera Utara.

Dikatakan Moegiono, pemberlakuan kuota pada Oktober 2011 lalu mengurangi penyaluran gas sebesar 30 persen. Kuota pun kembali berkurang pada Januari, dan kemungkinan pada Juli mendatang. “Kalau stok masih seperti ini, diperkirakan pada Juli kita akan mengurangi kuota, dan ini untuk kebaikan bersama,” ujar Moegiono.

General Manager PGN SBU III Sumbagut Moegiono mengatakan, untuk saat ini penyaluran gas berdasarkan kuota ini berlaku untuk pelanggan rumah tangga, komersil, dan industri. Pemberlakuan kuota ini, lanjut Moegiono, bukan semata-mata untuk kepentingan PGN, tapi untuk kepentingan bersama dan juga mencegah kerugian yang akan dialami industri.

“Kalau melebihi pemakaian gas, akan kita kenakan biaya tambahan. Dan ini akan membuat biaya produksi bertamah. Naiknya harga produksi, akan mengakibatkan naiknya harga produk. Ini yang kita cegah,” lanjutnya.

Selain itu, kata Moegiono, untuk menjaga alat-alat PGN dari pengikisan. “Alat kita terutama pipa kita rancang agar mampu menyalurkan gas. Tapi, bila kosong, akan membuat pipa gas terkikis. Ini akan menimbulkan kerugian pada kita,” ungkap pria yang akrab disapa Moegi ini.

Dirinya menyadari banyak yang tidak menerima kebijakan kuota dari PGN ini, terutama dari kalangan pengusaha. Namun pihaknya harus tetap memberlakukan sistem kuota tersebut.

“Kita umpamakan gas dengan kue. Misalnya 1 kue kita sediakan, nah bila tidak kita perhatikan, maka akan ada yang mengambil lebih banyak dan akhirnya yang dibawah tidak dapat. Kan kasihan kalau seperti itu,” lanjut Moegi.

Seperti diketahui, sistem kuota ini dilakukan karena stok gas yang terus menurun. “Stok mengecil, karena sumur gas kita sudah tua. Kita juga selalu mencari dan meminta dari penyalur agar tetap menjual pada kita dengan jumlah yang tetap. Bahkan untuk permintaan ini, juga dilakukan oleh PGN pusat,” lanjutnya.

Untuk saat ini, kuota gas yang diberikan PGN kepada pelanggannya di Sumut sebesar 11 hingga 12 MMSCDF.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengguna Gas (Apigas) Sumut, Johan Brien mengatakan, untuk stok gas sudah menjadi tugas PGN untuk memenuhinya, bahkan sudah mengantisipasi sejak dini. Menurutnya, bila ini terus terjadi, ditakutkan akan membuat perusahaan menjadi bangkrut. “Bukan hanya bangkrut, bahkan ada kemungkinan, investor akan cabut.” Ujar Johan.  Dirinya menjelaskan, saat ini, untuk bertahan, perusahaan menggunakan energi lain untuk bahan bakar produksi. “Yang bertahan, selain menggunakan gas, juga konversi ke energi lain,” tutupnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/