30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ekonomi Bergejolak, BTN Rombak Strategi Bisnis

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengubah strategi bisnisnya tahun ini. Hal itu dilakukan lantaran melihat situasi ekonomi domestik maupun global yang kurang bersahabat.

BTN pun telah melakukan kajian ekonomi makro dengan mengubah asumsi makro lantaran pertumbuhan ekonomi uang diperkirakan lebih rendah dari asumsi awal. Sehingga suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate diperkirakan terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil. “Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas,” demikian kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono belum lama ini.

Maryono menjelaskan, ada sejumlah penyesuaian RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Perubahannya meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi berkisar 10-12% , sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12%, serta aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10%.

Sejumlah strategi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.

Adapun segmen kredit yang digenjot adalah KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. (dtc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengubah strategi bisnisnya tahun ini. Hal itu dilakukan lantaran melihat situasi ekonomi domestik maupun global yang kurang bersahabat.

BTN pun telah melakukan kajian ekonomi makro dengan mengubah asumsi makro lantaran pertumbuhan ekonomi uang diperkirakan lebih rendah dari asumsi awal. Sehingga suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate diperkirakan terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil. “Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas,” demikian kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono belum lama ini.

Maryono menjelaskan, ada sejumlah penyesuaian RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Perubahannya meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi berkisar 10-12% , sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12%, serta aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10%.

Sejumlah strategi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.

Adapun segmen kredit yang digenjot adalah KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. (dtc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/