26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

TPID Langkat Fokus Program 4 K

RAPAT: Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Langkat saat rapat mengelar rapat kordinasi bulan Oktober di Kantor Bupati Langkat, Stabat, Jumat (9/11).

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Langkat menggelar pointer rapat kordinasi bulan oktober 2018, di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Kantor Bupati, Stabat, Jum’at (9/11).

Rapat ini dipimpin Kabag Perekonomian Setdakab Langkat H Sutrisuanto, dengan dihadiri oleh seluruh anggota TPID Langkat lainnya. H Sutrisuanto menerangkan, rapat kali ini membahas inflasi oktober 2018, tentang hasil Rakor TPID pusat dan daerah, dalam rangka tindak lanjut Rakornas pengendalian inflasi tahun 2018 pada tanggal 16 oktober 2018 di Jakarta lalu. “Diminta tim pengendali infalsi daerah agar fokus pada program 4 K,” pungkasnya.

Adapun 4K tersebut, jelas Kabag perekonomian, yaitu pertama ketersedian pasokan. Dengan mengoptimalkan alokasi anggaran untuk membangun infrastruktur pertanian dan konektivitas, mempercepat proses pembebasan lahan, serta meningkatkan infrastuktur perdagangan.

Kedua, kelancaran distribusi.

Dengan mendorong perdagangan antara daerah dengan melibatkan peran swasta untuk menurunkan disparitas inflasi antara wilayah di Indonesia.

Lalu yang ketiga, keterjangkaun harga. Dengan meningkatkan ketersedian data dan informasi pangan yang terintegrasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi, untuk perbaikan efektivitas kebijakan. “Sedangkan yang keempat, komunikasi efektif. Dengan sosialisasi belanja bijak, penyampaian ketersedian barang kepada masyarakat dengan melibatkan peran media,” terangnya.

Selanjutnya, H Sutrisuanto menyampaikan, data Injek Harga Konsumen (IHK) di kota/kabupaten Sumut, pada oktober 2018, yang mengalami inflasi. Yakni kota Sibolga sebesar 1,24%, Pematang Siantar sebesar 0,80%, Medan sebesar 1,44%, Padang Sidimpuan sebesar 0,11%.

“Dengan demikian, maka gabungan 4 IHK di Sumut mengalami inflasi sebesar 1,31%,”paparnya.

Sedangkan untuk komoditasitas utama penyumbang inflasi, katanya, antara lain cabai merah, upah pembantu rumah tangga, ketupat/lontong sayur, bensin, sawi hijau, gaun/terusan dan cabai rawit.

Selanjutnya acara rapat, dilanjutkan laporan dari para anggota TPID.

Seperti laporan Dinas perekonomian dan perindustrian Langkat, ketersediaan pangan dan harga pangan, cukup tersedia dan relatif stabil. tidak ada kenaikan yang signifikan. Untuk laporan Dinas pertanian dan Ketapen, menyampaikan, ketersediaan beras cukup tersedia, karena petani sudah mulai panen, dengan harga padi gabah kering Rp4,5 ribu sampai Rp5 ribu perkilo. Sama seperti harga jagung.

Untuk daging dan ayam broiler (ayam potong) juga tersedia cukup. Harga daging murni Rp105 ribu sampai Rp110 ribu. Sedangkan ayam potongannya Rp24 ribu sampai Rp28 ribu, perkilo.

Sedangkan untuk harga ikan rata- rata ada sedikit kenaikan harga, diakibatkan, cuaca yang selalu buruk, hingga menyulitkan nelayan, untuk mencari ikan, disampaikan Dinas Perikanan dan Kelautan pada laporannya. (bam/ram)

RAPAT: Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Langkat saat rapat mengelar rapat kordinasi bulan Oktober di Kantor Bupati Langkat, Stabat, Jumat (9/11).

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Langkat menggelar pointer rapat kordinasi bulan oktober 2018, di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Kantor Bupati, Stabat, Jum’at (9/11).

Rapat ini dipimpin Kabag Perekonomian Setdakab Langkat H Sutrisuanto, dengan dihadiri oleh seluruh anggota TPID Langkat lainnya. H Sutrisuanto menerangkan, rapat kali ini membahas inflasi oktober 2018, tentang hasil Rakor TPID pusat dan daerah, dalam rangka tindak lanjut Rakornas pengendalian inflasi tahun 2018 pada tanggal 16 oktober 2018 di Jakarta lalu. “Diminta tim pengendali infalsi daerah agar fokus pada program 4 K,” pungkasnya.

Adapun 4K tersebut, jelas Kabag perekonomian, yaitu pertama ketersedian pasokan. Dengan mengoptimalkan alokasi anggaran untuk membangun infrastruktur pertanian dan konektivitas, mempercepat proses pembebasan lahan, serta meningkatkan infrastuktur perdagangan.

Kedua, kelancaran distribusi.

Dengan mendorong perdagangan antara daerah dengan melibatkan peran swasta untuk menurunkan disparitas inflasi antara wilayah di Indonesia.

Lalu yang ketiga, keterjangkaun harga. Dengan meningkatkan ketersedian data dan informasi pangan yang terintegrasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi, untuk perbaikan efektivitas kebijakan. “Sedangkan yang keempat, komunikasi efektif. Dengan sosialisasi belanja bijak, penyampaian ketersedian barang kepada masyarakat dengan melibatkan peran media,” terangnya.

Selanjutnya, H Sutrisuanto menyampaikan, data Injek Harga Konsumen (IHK) di kota/kabupaten Sumut, pada oktober 2018, yang mengalami inflasi. Yakni kota Sibolga sebesar 1,24%, Pematang Siantar sebesar 0,80%, Medan sebesar 1,44%, Padang Sidimpuan sebesar 0,11%.

“Dengan demikian, maka gabungan 4 IHK di Sumut mengalami inflasi sebesar 1,31%,”paparnya.

Sedangkan untuk komoditasitas utama penyumbang inflasi, katanya, antara lain cabai merah, upah pembantu rumah tangga, ketupat/lontong sayur, bensin, sawi hijau, gaun/terusan dan cabai rawit.

Selanjutnya acara rapat, dilanjutkan laporan dari para anggota TPID.

Seperti laporan Dinas perekonomian dan perindustrian Langkat, ketersediaan pangan dan harga pangan, cukup tersedia dan relatif stabil. tidak ada kenaikan yang signifikan. Untuk laporan Dinas pertanian dan Ketapen, menyampaikan, ketersediaan beras cukup tersedia, karena petani sudah mulai panen, dengan harga padi gabah kering Rp4,5 ribu sampai Rp5 ribu perkilo. Sama seperti harga jagung.

Untuk daging dan ayam broiler (ayam potong) juga tersedia cukup. Harga daging murni Rp105 ribu sampai Rp110 ribu. Sedangkan ayam potongannya Rp24 ribu sampai Rp28 ribu, perkilo.

Sedangkan untuk harga ikan rata- rata ada sedikit kenaikan harga, diakibatkan, cuaca yang selalu buruk, hingga menyulitkan nelayan, untuk mencari ikan, disampaikan Dinas Perikanan dan Kelautan pada laporannya. (bam/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/