26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sumut Capai 345 Ribu Orang Pengangguran

BURUH: Puluhan buruh beranjak pulang usai bekerja. Akibat pandemi Covid-19, jumlah pengangguran berpotensi meningkat sebanyak 4,22 juta orang.

SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat, jumlah penduduk di Sumut yang bekerja hingga Februari 2020 sebanyak 6,95 juta orang. Sedangkan yang menganggur sebanyak 345 ribu orang. Namun, bila dibanding pada Februari 2019, jumlah penduduk bekerja berkurang 87 ribu orang, sedangkan pengangguran berkurang 69 ribu orang.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi dalam siaran persnya melalui video confrence, kemarin. Ia menyebutkan jumlah angkatan kerja di Sumut pada Februari 2020 sebanyak 7,29 juta orang.

Jumlah tersebut mengalami penurunan 156 ribu orang dibandingkan Februari 2019. Komponen pembentuk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran.

“Dalam setahun terakhir TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) turun 0,83 poin menjadi 4,73 persen pada Februari 2020. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT paling tinggi adalah TPT dengan jenjang pendidikan SMK yaitu sebesar 7,51 persen,” papar Syech.

Syech Suhaimi menjelaskan, TPT pada Februari 2019 sebesar 5,56 persen turun menjadi 4,73 persen pada Februari 2020. Dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding di perdesaan.

“Pada Februari 2020, TPT di perkotaan sebesar 6,75 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 2,33 persen. Dibanding setahun yang lalu, TPT di perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,11 poin dan TPT perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,69 poin,” ungkapnya.

Dilihat dari tingkat pendidikan, lanjut Syech Suhaimi, pada Februari 2020 TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan adalah paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 7,51 persen. Sedangkan pada Februari 2019 yang paling tinggi adalah tingkat pendidikan Universitas. TPT tertinggi berikutnya terdapat Diploma sebesar 6,56 persen.

“Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma. Sedangkan mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, seperti TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,50 persen,” ujarnya.

Terkait dengan turunnya jumlah angkatan kerja, Syech Suhaimi menyebutkan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga turun. TPAK pada Februari 2020 tercatat sebesar 72,00 persen, turun 2,57 poin dibanding setahun yang lalu.

“Penurunan TPAK ini memberikan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja,” ujarnya. (gus/ila)

BURUH: Puluhan buruh beranjak pulang usai bekerja. Akibat pandemi Covid-19, jumlah pengangguran berpotensi meningkat sebanyak 4,22 juta orang.

SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat, jumlah penduduk di Sumut yang bekerja hingga Februari 2020 sebanyak 6,95 juta orang. Sedangkan yang menganggur sebanyak 345 ribu orang. Namun, bila dibanding pada Februari 2019, jumlah penduduk bekerja berkurang 87 ribu orang, sedangkan pengangguran berkurang 69 ribu orang.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi dalam siaran persnya melalui video confrence, kemarin. Ia menyebutkan jumlah angkatan kerja di Sumut pada Februari 2020 sebanyak 7,29 juta orang.

Jumlah tersebut mengalami penurunan 156 ribu orang dibandingkan Februari 2019. Komponen pembentuk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran.

“Dalam setahun terakhir TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) turun 0,83 poin menjadi 4,73 persen pada Februari 2020. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT paling tinggi adalah TPT dengan jenjang pendidikan SMK yaitu sebesar 7,51 persen,” papar Syech.

Syech Suhaimi menjelaskan, TPT pada Februari 2019 sebesar 5,56 persen turun menjadi 4,73 persen pada Februari 2020. Dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding di perdesaan.

“Pada Februari 2020, TPT di perkotaan sebesar 6,75 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 2,33 persen. Dibanding setahun yang lalu, TPT di perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,11 poin dan TPT perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,69 poin,” ungkapnya.

Dilihat dari tingkat pendidikan, lanjut Syech Suhaimi, pada Februari 2020 TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan adalah paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 7,51 persen. Sedangkan pada Februari 2019 yang paling tinggi adalah tingkat pendidikan Universitas. TPT tertinggi berikutnya terdapat Diploma sebesar 6,56 persen.

“Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma. Sedangkan mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, seperti TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,50 persen,” ujarnya.

Terkait dengan turunnya jumlah angkatan kerja, Syech Suhaimi menyebutkan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga turun. TPAK pada Februari 2020 tercatat sebesar 72,00 persen, turun 2,57 poin dibanding setahun yang lalu.

“Penurunan TPAK ini memberikan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja,” ujarnya. (gus/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/