26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BTN Serius Pangkas NPL

Hingga Semester I/2014 total outstanding KPR IOBP mencapai Rp 7,5 triliun dengan NPL sekitar 10 persen. Dari segmen kredit komersial, NPL terbesar datang dari KUR dan kredit-kredit KUKM lainnya, yang terjadi akibat perlambatan ekonomi dan penundaan beberapa proyek perumahan.

Lebih dari 88 persen kredit Bank BTN dijamin oleh rumah dan tanah yang nilainya terus meningkat setiap tahun.

“Dari sisi jaminan kredit kita tidak khawatir karena harga tanah akan terus meningkat. Perbandingan nilai agunan dan kredit yang ada di Bank BTN saat ini rata-rata adalah 195 persen. Kami optimis recovery aset NPL ini akan tinggi dan menguntungkan bagi Bank BTN,” tutur Eko.

Terlebih lagi, risiko kredit KPR subsidi saat ini sudah dimitigasi. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, Bank BTN telah menjalankan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Pada Semester I/2014 outstanding KPR FLPP sebesar Rp 18,8 triliun dengan NPL yang sangat baik, yaitu 1,5 persen.

Eko menambahkan perbaikan kualitas kredit BTN selama ini dilakukan melalui kegiatan penagihan, restrukturisasi kredit dan penjualan agunan. “Kami tidak melakukan penghapusbukuan atau write off kredit untuk memperbaiki NPL,” jelas Eko.

Dengan membaiknya kualitas kredit, Eko berharap kinerja bisnis perseroan sampai akhir tahun akan semakin solid. Berdasarkan kinerja Bank BTN per Juni 2014, kredit Bank BTN tumbuh 16,61 persen menjadi Rp 106,58 triliun dengan tingkat pertumbuhan aset sebesar 14,3 persen mencapai Rp 135,62 triliun.

Analis Pasar Modal Alfred Nainggolan mengatakan melihat kinerja keuangan Bank BTN per Semester I/2014 tersebut, tidak terlalu sulit bagi Bank BTN untuk menekan NPL. Bank BTN telah terbukti berhasil melelang aset kredit bermasalahnya serta sukses melakukan sekuritisasi aset senilai Rp 3,9 triliun yakni beragun rumah KPR BTN itu sendiri.

“Bisnis Bank BTN itu unik, berbeda dengan bank-bank lainnya. Bank BTN sebagai bank pemberi KPR, mereka memiliki aset kredit yang nilainya terus naik. Aset-aset ini bisa disekuritisasi untuk memperoleh dana jangka panjang. Pembiayaan dari sekuritisasi beragun KPR ini tepat dilakukan Bank BTN sejalan dengan bisnisnya untuk membiayai KPR dalam jangka panjang,” kata Alfred. (rl/sam/jpnn)

Hingga Semester I/2014 total outstanding KPR IOBP mencapai Rp 7,5 triliun dengan NPL sekitar 10 persen. Dari segmen kredit komersial, NPL terbesar datang dari KUR dan kredit-kredit KUKM lainnya, yang terjadi akibat perlambatan ekonomi dan penundaan beberapa proyek perumahan.

Lebih dari 88 persen kredit Bank BTN dijamin oleh rumah dan tanah yang nilainya terus meningkat setiap tahun.

“Dari sisi jaminan kredit kita tidak khawatir karena harga tanah akan terus meningkat. Perbandingan nilai agunan dan kredit yang ada di Bank BTN saat ini rata-rata adalah 195 persen. Kami optimis recovery aset NPL ini akan tinggi dan menguntungkan bagi Bank BTN,” tutur Eko.

Terlebih lagi, risiko kredit KPR subsidi saat ini sudah dimitigasi. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, Bank BTN telah menjalankan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Pada Semester I/2014 outstanding KPR FLPP sebesar Rp 18,8 triliun dengan NPL yang sangat baik, yaitu 1,5 persen.

Eko menambahkan perbaikan kualitas kredit BTN selama ini dilakukan melalui kegiatan penagihan, restrukturisasi kredit dan penjualan agunan. “Kami tidak melakukan penghapusbukuan atau write off kredit untuk memperbaiki NPL,” jelas Eko.

Dengan membaiknya kualitas kredit, Eko berharap kinerja bisnis perseroan sampai akhir tahun akan semakin solid. Berdasarkan kinerja Bank BTN per Juni 2014, kredit Bank BTN tumbuh 16,61 persen menjadi Rp 106,58 triliun dengan tingkat pertumbuhan aset sebesar 14,3 persen mencapai Rp 135,62 triliun.

Analis Pasar Modal Alfred Nainggolan mengatakan melihat kinerja keuangan Bank BTN per Semester I/2014 tersebut, tidak terlalu sulit bagi Bank BTN untuk menekan NPL. Bank BTN telah terbukti berhasil melelang aset kredit bermasalahnya serta sukses melakukan sekuritisasi aset senilai Rp 3,9 triliun yakni beragun rumah KPR BTN itu sendiri.

“Bisnis Bank BTN itu unik, berbeda dengan bank-bank lainnya. Bank BTN sebagai bank pemberi KPR, mereka memiliki aset kredit yang nilainya terus naik. Aset-aset ini bisa disekuritisasi untuk memperoleh dana jangka panjang. Pembiayaan dari sekuritisasi beragun KPR ini tepat dilakukan Bank BTN sejalan dengan bisnisnya untuk membiayai KPR dalam jangka panjang,” kata Alfred. (rl/sam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/