MEDAN- Badan Logistik (Bulog) Sumatera Utara akan tetap melakukan Operasi Pasar (OP), walaupun disebagian daerah harga bahan pokok menurun, karena panen terjadi panen raya beberapa bulan lalu. Pelaksanaan OP itu dimaksudkan untuk menghindari kenaikan harga beras, mengingat adanya rencana kenaikan harga BBM.
“Kita masih melalukan OP diberbagai daerah di Sumut, ini untuk mencegah kenaikan harga beras ditengah rencana kenaikan harga BBM. Dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp6.700 per kilo pada posisi 29 Februari kemarin,” ujar Humas Bulog Divre I Sumut, Rusli.
Dampak recana kenaikan BBM tersebut membuat peraturan dalam pelaksanaan OP juga lebih fleksibel, di mana pemerintah Kabupaten/Kota dapat meminta langsung ke Bulog, bila dirasakan harga sudah meresahkan atau pengadaan kurang. Atau harga dipasaran sudah mengalami kenaikan sebesar 10 persen, padahal sebelumnya, OP dilaksanakan bila beras mengalami kenaikan harga sudah mencapai 25 persen. “Untuk stabilitas harga, peraturan pelaksanaan OP lebih fleksibel, sekarang beras sudah mengalami kenaikan 10 persen bisa langsung OP, sebelumnya kan harus 25 persen,” tambahnya.
Hingga saat ini, OP yang sedang berlangsung di Medan, Tebing Tinggi, Asahan, Karo, Batubara, Tanjung Balai, Tapanuli Selatan, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Padang Lawas. “Kita juga masih membuka kesempatan bagi Kabupaten/Kota yang ingin menyalurkan OP, karena stok masih memadai, sebanyak 106 ribu ton,” ungkapnya.
Dirinya menambhakan, stok tersebut sebagian merupakan hasil pembelian beras dari petani yang masuk musim panen pada akhir Januari hingga awal Februari. Sebanyak 378 ton beras berhasil di beli Bulog Divre Medan, Padang Sidempuan, dan Kisaran. “Ini merupakan yang pertama kali kita lakukan membeli beras petani sebanyak 378 ton, Divre Medan sebesar 295 ton, Padangsidimpuan 57 ton, dan Kisaran 25 ton,” tambah Rusli.
Sementara itu, Kepala Dinas Petanian Sumut, M Roem mengatakan, tahun ini ada penambahan target produksi beras mencapai 4,207 juta ton gabah kering panen (GKP). (ram)