28.9 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

DPK Sumut Capai Rp250,7 Triliun

Kepala BI Kpw Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Hingga bulan Juli 2020, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikumpulkan perbankan di Provinsi Sumut mencapai Rp250,7 triliiun.

Kepala BI Kpw Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto, menjelaskan jumlah tersebut, mengalami peningkatan 8,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu.

“Sementara kalau dibandingkan dengan Juni 2020, juga ada peningkatan, karena pada bulan Juni, DPK itu mencapai Rp248, 9 triliun,” ungkap Wiwiek.

Wiwiek menjelaskan bahwa peningkatan DPK ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti banyaknya masyarakat yang tidak keluar rumah dan ditambah masyarakat yang tidak mudik pada saat lebaran.

“Tetapi jika melihat hasil survei, ada indikator kalau selama pandemi Covid-19, jumlah orang yang memiliki pendapatan tetap itu bertambah. Tetapi tidak membelanjakan uangnya secara besar-besaran,” jelas Wiwiek.

Sementara itu, menyangkut pembelanjaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang masif dibagikan pemerintah, menurut Wiwiek sejauh ini memang tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumut.

“Hanya saja, dana BLT yang berdasarkan hitungan saya itu sudah mencapai Rp1,9 triliun bisa menjadi bumper kepada masyarakat berpendapatan rendah untuk tetap bisa mengonsumsi,” pungkasnya.(gus/ram)

Kepala BI Kpw Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Hingga bulan Juli 2020, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikumpulkan perbankan di Provinsi Sumut mencapai Rp250,7 triliiun.

Kepala BI Kpw Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto, menjelaskan jumlah tersebut, mengalami peningkatan 8,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu.

“Sementara kalau dibandingkan dengan Juni 2020, juga ada peningkatan, karena pada bulan Juni, DPK itu mencapai Rp248, 9 triliun,” ungkap Wiwiek.

Wiwiek menjelaskan bahwa peningkatan DPK ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti banyaknya masyarakat yang tidak keluar rumah dan ditambah masyarakat yang tidak mudik pada saat lebaran.

“Tetapi jika melihat hasil survei, ada indikator kalau selama pandemi Covid-19, jumlah orang yang memiliki pendapatan tetap itu bertambah. Tetapi tidak membelanjakan uangnya secara besar-besaran,” jelas Wiwiek.

Sementara itu, menyangkut pembelanjaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang masif dibagikan pemerintah, menurut Wiwiek sejauh ini memang tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumut.

“Hanya saja, dana BLT yang berdasarkan hitungan saya itu sudah mencapai Rp1,9 triliun bisa menjadi bumper kepada masyarakat berpendapatan rendah untuk tetap bisa mengonsumsi,” pungkasnya.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/