MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Medan yang terkena dampak pandemi Covid-19. Mereka tidak hanya kesulitan dalam mengembangkan usahanya, untuk bertahan hidup saja mereka sudah kesulitan.
Pantauan di beberapa lokasi UMKM yang selama ini membuka usahanya, banyak yang gulung tikar karena tidak ada pembeli dan kesulitan dalam mendapatkan bahan baku karena ketiadaan modal.
Salah seorang pelaku usaha kuliner di kawasan Tanjung Rejo, Medan, Eka Darmohan mengaku kesulitan dalam mendapatkan modal tambahan untuk mengembangkan usahanya.
“Sekarang ini cukup banyak UMKM yang harus guling tikar karena kehabisan modal usaha, terutama di Kawasan Tanjung Rejo, Medan Sunggal,” katanya dalam sebuah kesempatan baru-baru ini.
Tidak hanya di kawasan Tanjung Rejo, pelaku usaha lainnya juga merasakan hal yang sama dalam mendapatkan tambahan modal usaha. Untuk keluar dari permasalahan ini, tidak semudah yang kita bayangkan.
Pada acara silaturahmi Calon Walikota Medan Bobby Nasution dengan para pedagang dan pelaku UMKMn
banyak pedagang yang menyampaikan keluhannya kepada Bobby di Jalan Kesatria, Tanjung Rejo Medan Sunggal, Sabtu (10/10) lalu.
Bobby mengungkapkan di masa pandemi semua sektor usaha terdampak, terutama UMKM. Solusinya, UMKM tidak bisa memaksakan pasar yang selama ini sudah dikuasai.
“Jika market (pasar) lemah, harus berupaya mencari pasar seluas-luasnya. Tidak bisa kita paksakan pelanggan membeli. Jawabannya, perluas market, jika dulu hanya 10 rumah, jadikan 100 rumah,” tutur Bobby Nasution.
Ke depan, lanjut Bobby pemerintah Kota Medan harus mencari solusi terkait rendahnya daya beli masyarakat. Pemerintah kota, harus memberikan stimulus kepada UMKM agar bisa bertahan. Termasuk dalam penyediaan pasar di lapangan.
Bobby pun mengaku beberapa waktu lalu sudah berbincang dengan UMKM sepatu di Kawasan Medan Denai, dan mengatakan jika UMKM mampu memberikan produk yang bagus dan berkualitas, dicarikan pasar melalui kolabin.id. “Selain itu, untuk menggairahkan pasar dan produk UMKM, rencana kita akan mewajibkan ASN pakai sepatu produk UMKM lokal,” katanya.
Jadi, kata Bobby, bukan hanya memberikan bantuan tunai kepada UMKM, namun juga menyediakn pasar bagi UMKM. “Itu salah satu yang kami gunakan dan janjikan untuk membangun perekonomian,” tandasnya.
Untuk membangun perekonomian yang tangguh dan pelaku UMKM-nya bisa berkembang, menurut Ketua DPC Gerindra Kota Medan Ihwan Ritonga sudah saatnya pemimpin Medan ke depan adalah pemimpin muda yang energik. “Sudah saatnya Medan dipimpin pemimpin muda. Bukan asal muda, tapi energik dan memiliki visi misi yang jelas dalam membangun kota Medan ke depan,” tandasnya.
Pemimpin muda itu harus kreatif, tandas Ihwan Ritonga. Selain kreatif, pemimpin muda itu harus tegas, cerdas, visioner dan berani. Harapan kita untuk mewujudkan program-program pemberdayaan masyarakat ke depan bisa diwujudkan pasangan Bobby-Aulia. (ris/ila)