TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Maraknya imbauan-imbauan di media sosial, agar tidak mengkonsumsi ikan laut karena makan bangkai babi yang dibuang ke sungai dan ke laut, berimbas kerugian yang dialami para pedagang ikan.
Seperti diakui pedagang ikan Pasar Gambir Kota Tebingtinggi, Bu Ida (58) mengatakan, masyarakat enggan membeli ikan laut karena takut terkontaminasi virus Hog Cholera yang menyerang ternak babi.
Diceritakan bu Ida, selama merebaknya isu dan imbauan di media sosial agar tidak makan ikan laut. Akibatnya, dagangan ikan yang tidak laku terpaksa dibuang.
“Penjualan turun drastis. Hampir 70 persen warga enggan beli ikan laut. Kebanyakan saat ini warga membeli ikan tawar dan ayam potong,”imbuhnya.
Masih menurut Ida, menurunnya daya minat beli warga mulai dirasakan pedagang semenjak sepekan lalu.
“Itulah yang dirasakan oleh pedagang ikan laut yang mangkal di Pasar Gambir. Begitu , begitu pedagang ikan di Pasar Impres dan Pasar Sakti juga merasakan hal yang sama dengan kami. Kami berharap hal tersebut segera berakhir,” pinta Ida.
Salah seorang pembeli, Sariani warga Jalan Ahmad Yani Kota Tebingtinggi saat ditemui dilokasi Pasar Gambir Kota Tebingtinggi memaparkan dirinya merasa geli untuk membeli ikan laut saat ini, karena di Medsos marak himbauan jangan memakan ikan laut karena warga peternak babi banyak membuang bangkai babi yang terserang virus hog cholera kedalam sungai yang bermuara ke laut.
“Geli pak makan ikan laut, ikannya pasti makan bangkai itu. Karena itulah, kami beralih dulu ke ikan air tawar seperti ikan lele, ikan nila, ikan emas dan daging ayam potong,” bilangnya. (ian)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Maraknya imbauan-imbauan di media sosial, agar tidak mengkonsumsi ikan laut karena makan bangkai babi yang dibuang ke sungai dan ke laut, berimbas kerugian yang dialami para pedagang ikan.
Seperti diakui pedagang ikan Pasar Gambir Kota Tebingtinggi, Bu Ida (58) mengatakan, masyarakat enggan membeli ikan laut karena takut terkontaminasi virus Hog Cholera yang menyerang ternak babi.
Diceritakan bu Ida, selama merebaknya isu dan imbauan di media sosial agar tidak makan ikan laut. Akibatnya, dagangan ikan yang tidak laku terpaksa dibuang.
“Penjualan turun drastis. Hampir 70 persen warga enggan beli ikan laut. Kebanyakan saat ini warga membeli ikan tawar dan ayam potong,”imbuhnya.
Masih menurut Ida, menurunnya daya minat beli warga mulai dirasakan pedagang semenjak sepekan lalu.
“Itulah yang dirasakan oleh pedagang ikan laut yang mangkal di Pasar Gambir. Begitu , begitu pedagang ikan di Pasar Impres dan Pasar Sakti juga merasakan hal yang sama dengan kami. Kami berharap hal tersebut segera berakhir,” pinta Ida.
Salah seorang pembeli, Sariani warga Jalan Ahmad Yani Kota Tebingtinggi saat ditemui dilokasi Pasar Gambir Kota Tebingtinggi memaparkan dirinya merasa geli untuk membeli ikan laut saat ini, karena di Medsos marak himbauan jangan memakan ikan laut karena warga peternak babi banyak membuang bangkai babi yang terserang virus hog cholera kedalam sungai yang bermuara ke laut.
“Geli pak makan ikan laut, ikannya pasti makan bangkai itu. Karena itulah, kami beralih dulu ke ikan air tawar seperti ikan lele, ikan nila, ikan emas dan daging ayam potong,” bilangnya. (ian)