29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ganjar Dorong Hilirisasi Produk Pertanian Lokal

SUMUTPOS.CO – Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo berkeyakinan, Indonesia bisa menjadi pemain penting di pasar global dengan mendorong hilirisasi produk pertanian lokal. Hal itu disampaikan Ganjar saat mengunjungi Pabrik Great Giant Pineapple (GGP) di Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, 26 Oktober 2023 lalu.

Perusahaan GGP dikenal sebagai satu produsen nenas kalengan terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi sebesar 200 ribu ton per tahun. Produk olahan nenasnya telah diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia.

Saat tiba di pabrik, Ganjar disambut oleh Direktur of Corporate Affair Welly Soegiono, Managing Director of Production Wayan Ardana, dan Processed Pine Factory Division Head Halim Sunarto Jaya. Selanjutnya, dia diajak meninjau proses produksi olahan buah nenas.

Para karyawan yang sebagian besar kaum perempuan, berteriak histeris, senang dapat bertemu dengan Ganjar. Mereka langsung menyerbu, merangsek bersalaman dan meminta foto bersama. Seorang di antaranya, Alkaina, yang tak menyangka Ganjar mengajaknya berbincang secara langsung.

“Rasanya senang. Tadi Pak Ganjar tanya sejak kapan bekerja di sini? Sudah berapa lama? Nyaman atau tidak kerja di sini?” kata Alkaina menirukan pertanyaan Ganjar.

Menurut Alkaina, mantan Gubernur Jawa Tengah itu adalah sosok yang baik dan ramah. Tak berjarak dengan siapa pun.

“Ganteng dan kelihatan berwibawa. Pokoknya oke,” akunya.

Hal serupa juga disampaikan Marsela. Baginya, Ganjar adalah sosok yang menginspirasi banyak orang. Karyawati itu, pun tidak melewatkan kesempatan berswafoto bersama Ganjar.

“Iya saya dapat foto bareng,” lanjutnya, sambil menunjukkan galeri handphone-nya.

Sementara itu, Ganjar menyampaikan, negara punya kekuatan-kekuatan yang potensial sebagai ketahanan pangan. Di antaranya perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam olahan holtikultura. Satu di antaranya, pabrik nenas kalengan GGP yang terbesar di dunia.

“Sebenarnya kita punya anak-anak Indonesia yang hebat, perusahaan-perusahaan besar yang hebat. Ini bagian kalau kita ngomong kedaulatan pangan, maka kita punya kekuatan-kekuatan yang potensial. Ini kita baru bicara holtikultura, belum yang lain,” ujarnya.

Ganjar berharap, ke depan hubungan antara industri dengan petani harus ditingkatkan. Caranya, perusahaan bisa menjadi pemasok bibit unggul bagi petani binaan, sehingga kualitas produk yang dihasilkan industri dalam negeri mampu bersaing di tingkat dunia.

“Pemerintah lalu mendorong dengan memberikan edukasi dan menjamin ketersediaan pupuk. Selain itu mematok harga setidaknya 3 tahun, sehingga ada kepastian buat petani. Kemudian diolah dengan bagus dan disebarkan di seluruh dunia,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Setia Tani Desa Palau Kurau, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Rahmat mengatakan, petani sangat mengharapkan pemerintah dapat menjamin ketersediaan pupuk. Karena kesulitan yang dialami petani selama ini adalah soal pupuk dan turunnya harga hasil panen.

“Kami berharap, ada program pemerintah, agar pupuk selalu tersedia saat dibutuhkan petani saat musim tanam. Dan begitu juga saat panen tiba, harga bisa stabil,” harapnya. (wir/btr/saz)

SUMUTPOS.CO – Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo berkeyakinan, Indonesia bisa menjadi pemain penting di pasar global dengan mendorong hilirisasi produk pertanian lokal. Hal itu disampaikan Ganjar saat mengunjungi Pabrik Great Giant Pineapple (GGP) di Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, 26 Oktober 2023 lalu.

Perusahaan GGP dikenal sebagai satu produsen nenas kalengan terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi sebesar 200 ribu ton per tahun. Produk olahan nenasnya telah diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia.

Saat tiba di pabrik, Ganjar disambut oleh Direktur of Corporate Affair Welly Soegiono, Managing Director of Production Wayan Ardana, dan Processed Pine Factory Division Head Halim Sunarto Jaya. Selanjutnya, dia diajak meninjau proses produksi olahan buah nenas.

Para karyawan yang sebagian besar kaum perempuan, berteriak histeris, senang dapat bertemu dengan Ganjar. Mereka langsung menyerbu, merangsek bersalaman dan meminta foto bersama. Seorang di antaranya, Alkaina, yang tak menyangka Ganjar mengajaknya berbincang secara langsung.

“Rasanya senang. Tadi Pak Ganjar tanya sejak kapan bekerja di sini? Sudah berapa lama? Nyaman atau tidak kerja di sini?” kata Alkaina menirukan pertanyaan Ganjar.

Menurut Alkaina, mantan Gubernur Jawa Tengah itu adalah sosok yang baik dan ramah. Tak berjarak dengan siapa pun.

“Ganteng dan kelihatan berwibawa. Pokoknya oke,” akunya.

Hal serupa juga disampaikan Marsela. Baginya, Ganjar adalah sosok yang menginspirasi banyak orang. Karyawati itu, pun tidak melewatkan kesempatan berswafoto bersama Ganjar.

“Iya saya dapat foto bareng,” lanjutnya, sambil menunjukkan galeri handphone-nya.

Sementara itu, Ganjar menyampaikan, negara punya kekuatan-kekuatan yang potensial sebagai ketahanan pangan. Di antaranya perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam olahan holtikultura. Satu di antaranya, pabrik nenas kalengan GGP yang terbesar di dunia.

“Sebenarnya kita punya anak-anak Indonesia yang hebat, perusahaan-perusahaan besar yang hebat. Ini bagian kalau kita ngomong kedaulatan pangan, maka kita punya kekuatan-kekuatan yang potensial. Ini kita baru bicara holtikultura, belum yang lain,” ujarnya.

Ganjar berharap, ke depan hubungan antara industri dengan petani harus ditingkatkan. Caranya, perusahaan bisa menjadi pemasok bibit unggul bagi petani binaan, sehingga kualitas produk yang dihasilkan industri dalam negeri mampu bersaing di tingkat dunia.

“Pemerintah lalu mendorong dengan memberikan edukasi dan menjamin ketersediaan pupuk. Selain itu mematok harga setidaknya 3 tahun, sehingga ada kepastian buat petani. Kemudian diolah dengan bagus dan disebarkan di seluruh dunia,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Setia Tani Desa Palau Kurau, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Rahmat mengatakan, petani sangat mengharapkan pemerintah dapat menjamin ketersediaan pupuk. Karena kesulitan yang dialami petani selama ini adalah soal pupuk dan turunnya harga hasil panen.

“Kami berharap, ada program pemerintah, agar pupuk selalu tersedia saat dibutuhkan petani saat musim tanam. Dan begitu juga saat panen tiba, harga bisa stabil,” harapnya. (wir/btr/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/