MEDAN-Redenominasi atau pengurangan angka nol di uang hingga saat ini belum ada sosialisasinya. Sehingga, hal ini bisa membuat masyarakat bigung.
Menurut pengamat ekonomi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Gunawan Benjamin, kebingungan di tengah masyarakat ini dikarenakan hingga saat ini Bank Indonesia (BI) belum mensosialisasikannya.
“Redenominasi dari ribuan menjadi satuan pada dasarnya tidak akan berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Terlebih bila dikaitkan dengan masalah inflasi. Redenominasi hanya akan membuat masyarakat menjadi kebingungan,” tutur Gunawan.
Untuk menanggulangi hal itu, sosialisasi ke masyarakat harus lebih diintensifkan guna meminimalisir kemungkinan tersebut. Khususnya bagi masyarakat yang berada jauh di pedalaman dan sulit terjangkau oleh informasi.
Selain itu BI dalam meredominasi rupiah juga harus membuat aturan bagi perbankan untuk memuluskan rencana tersebut. “Seperti semua rekening nasabah yang ada di perbankan harus dikonversi langsung dalam pecahan mata uang yang baru. Mengarahkan masyarakat dalam melakukan transaksi untuk mencantumkan dua harga sekaligus harga uang lama dan uang baru,” ujar Gunawan.
Selain itu, lanjutnya, BI juga mengharuskan semua bentuk transaksi elektronik menggunakan pecahan mata uang baru. “Indonesia harus banyak belajar dari pemerintah Turki yang juga pernah melakukan redominasi mata uangnya,” ujarnya.
Bila BI ingin meredominasi rupiah, maka BI nantinya akan mencetak uang dalam jumlah sangat besar karena harus mengganti uag fisik lama dengan yang baru.
“Dan tentunya itu membutuhkan dana yang tidak sedikit,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Deputi Direktur Divisi Sistem Pembayaran BI Wilayah IX Sumut-Aceh, Kahfi Zulkarnaen, mengaku sosialisasi memang belum dilakukan. Pihaknya masih menunggu perintah dari pusat karena untuk mensosialisasikan hal itu sudah dijadwalkan oleh pusat.
Sosialisasi juga akan dilakukan ke pelbagai kalangan masyarakat agar nantinya tidak akan terjadi kebingungan.
“Memang akan dicetak uang baru tentunya tapi setelah sosialisasi dilakukan,” tandas Kahfi. (ram)