SUMUTPOS.CO – Hampir semua mata uang Asia menguat pada Selasa (14/4). Dolar Singapura melejit, sedangkan rupiah terapresiasi paling tipis.
Dari 11 mata uang yang dipantau melalui Bloomberg Dollar Index, sebanyak 9 mata uang menguat dan 1 mata uang melemah. Dolar Hongkong adalah satu-satunya mata uang yang melemah dengan depresiasi 0,01 persen.
Dolar Singapura menguat tajam setelah bank sentral negara tersebut, Monetary Authority of Singapore, memutuskan tidak melonggarkan kebijakan moneter. Dolar Singapura ditutup naik 0,65 persen.
Rupiah adalah mata uang Asia yang terapresiasi paling tipis. Mata uang rupiah naik 0,03 persen ke Rp12.984 per dolar AS pada akhir perdagangan di pasar spot.
Pelemahan rupiah sudah diprediksi oleh para analis. Sebut saja, Trian Fatria, analis Divisi Tresuri Bank BNI, menuturkan, rupiah terkikis oleh neraca perdagangan China pada bulan Maret yang kurang menggembirakan, yakni surplus 3,1 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan estimasi 43,4 miliar dolar AS.
Ekspor China sepanjang Maret lalu juga turun 15 persen, sementara impor turun 12,7 persen. “Sebagai mitra dagang utama Indonesia, negatifnya data neraca perdagangan China turut mendepresiasi rupiah,” ungkap Trian. (bbs/val)
SUMUTPOS.CO – Hampir semua mata uang Asia menguat pada Selasa (14/4). Dolar Singapura melejit, sedangkan rupiah terapresiasi paling tipis.
Dari 11 mata uang yang dipantau melalui Bloomberg Dollar Index, sebanyak 9 mata uang menguat dan 1 mata uang melemah. Dolar Hongkong adalah satu-satunya mata uang yang melemah dengan depresiasi 0,01 persen.
Dolar Singapura menguat tajam setelah bank sentral negara tersebut, Monetary Authority of Singapore, memutuskan tidak melonggarkan kebijakan moneter. Dolar Singapura ditutup naik 0,65 persen.
Rupiah adalah mata uang Asia yang terapresiasi paling tipis. Mata uang rupiah naik 0,03 persen ke Rp12.984 per dolar AS pada akhir perdagangan di pasar spot.
Pelemahan rupiah sudah diprediksi oleh para analis. Sebut saja, Trian Fatria, analis Divisi Tresuri Bank BNI, menuturkan, rupiah terkikis oleh neraca perdagangan China pada bulan Maret yang kurang menggembirakan, yakni surplus 3,1 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan estimasi 43,4 miliar dolar AS.
Ekspor China sepanjang Maret lalu juga turun 15 persen, sementara impor turun 12,7 persen. “Sebagai mitra dagang utama Indonesia, negatifnya data neraca perdagangan China turut mendepresiasi rupiah,” ungkap Trian. (bbs/val)