26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Segera Realisasikan Gasifikasi, PLN-PGN Tinjau PLTMG Nias dan PLN Batam

NIAS, SUMUTPOS.CO – Pengalihan bahan bakar minyak ke gas, menjadi salahsatu upaya PT PLN (Persero) dalam mendukung pemerintah yang terus melakukan efisiensi. Di samping itu, hal tersebut juga dilakukan guna mendukung sistem elektrifikasi untuk menghasilkan listrik andal. 

TINJAU: Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Rudy Hendra Prastowo didampingi GM PLN UIKSBU Ikram meninjau Pelabuhan di Gunungsitoli yang akan menjadi lokasi dropping gas dari Arun,istimewa/sumutpos.

Bentuk komitmen itu terlihat saat PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (UIKSBU) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas (PLTMG) Nias 5×5 Mega Watt (MW) dan PLN Batam 25 MW di Kota Gunungsitoli, segera merealisasikan penggunaan gas sebagai bahan bakar, sebagai wujud dari kerjasama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN). 

Ditargetkan, pada tahun 2022 mendatang, pasokan gas yang didistribusikan dari Arun, Provinsi Aceh, mulai dilakukan, setelah seluruh infrastruktur pendukung terealisasi. Salahsatunya adalah pembangunan Jetty (bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan laur oleh sedimen pantai). 

Untuk memastikan kesiapan itu, Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Rudy Hendra Prastowo bersama Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan bersama Direktur Infrastruktur dan Technology Achmad Muchtasyar, melakukan survei gasifikasi sekaligus mengecek langsung kondisi infrastruktur di PLTMG Nias 5×5 MW dan PLN Batam 25 MW di Gunungsitoli, Minggu dan Senin, 12-13  September 2021. 

Turut mendampingi di antaranya EVP Gas, Batubara dan Minyak PLN Ahmad Daryanto Ariyadi, VP Gas PLN Zulfiantora Tanjung, VP Pembangkitan Mustofa Abdillah GM PLN UIKSBU Ikram, SRM Produksi Dony Ocniza, SRM Keuangan, Komunikasi dan Umum Dadang Hardiana, Manager UPDK Belawan Harmanto dan jajaran unit di jajaran PLN UIKSBU. 

Di sela kegiatan tersebut, Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Rudy Hendra Prastowo menjelaskan, suvei yang dilakukan bersama tersebut, merupakan tindaklanjut kesepakatan antara PLN dan PGN terkait dengan langkah gasifikasi. 

“Dalam proses gasifikasi itu, dibahas juga terkait dengan lokasi, kemudian juga terkait dengan potensi pengembangan untuk menggunakan gas yang memang lebih realistis ke depan.

Dan kita juga melihat tadi meninjau kendala-kendala apa yang memungkinkan agar ini menjadi efisien dan efektif untuk diimplementasikan,” ungkap Rudy. 

Sedangkan mengenai target realisasi, lanjutnya, sejauh ini hal tersebut masih didiskusikan PLN bersama pihak PGN, terlebih menyangkut kondisi existing mengenai kecepatan ini dari sisi langkah-langkah yang dilakukan. ”Tadi kita lihat disini ternyata memang butuh terkait dengan proses unloading berarti untuk jetty menjadi kendala utama, yang lainnya saya rasa bisa menyesuaikan,” kata dia. 

Rudy Prastowo juga optimis, jika gasifikasi ini terealisasi, efisiensi bisa mencapai sekitar 4% lebih. Bahkan jika bisa dioptimalkan dari penggunaan gas ini untuk kebutuhan di Nias, penghematan bisa dilakukan jauh di atas itu. 

“Karena dengan penggunaan gas ini, selain lebih positif di lingkungan juga terkait dengan optimasi kita di beban Nias ini memang butuh infrastruktur itu, efisiensinya bisa mencapai 5%. Dan untuk ke depan juga ada nilai positif dari pembangunan gasifikasi dan terkait dengan kebutuhan masyarakat penggunaan dari pada gas storage ini menjadi lebih baik,” pungkasnya. (ila)

NIAS, SUMUTPOS.CO – Pengalihan bahan bakar minyak ke gas, menjadi salahsatu upaya PT PLN (Persero) dalam mendukung pemerintah yang terus melakukan efisiensi. Di samping itu, hal tersebut juga dilakukan guna mendukung sistem elektrifikasi untuk menghasilkan listrik andal. 

TINJAU: Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Rudy Hendra Prastowo didampingi GM PLN UIKSBU Ikram meninjau Pelabuhan di Gunungsitoli yang akan menjadi lokasi dropping gas dari Arun,istimewa/sumutpos.

Bentuk komitmen itu terlihat saat PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (UIKSBU) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas (PLTMG) Nias 5×5 Mega Watt (MW) dan PLN Batam 25 MW di Kota Gunungsitoli, segera merealisasikan penggunaan gas sebagai bahan bakar, sebagai wujud dari kerjasama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN). 

Ditargetkan, pada tahun 2022 mendatang, pasokan gas yang didistribusikan dari Arun, Provinsi Aceh, mulai dilakukan, setelah seluruh infrastruktur pendukung terealisasi. Salahsatunya adalah pembangunan Jetty (bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan laur oleh sedimen pantai). 

Untuk memastikan kesiapan itu, Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Rudy Hendra Prastowo bersama Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan bersama Direktur Infrastruktur dan Technology Achmad Muchtasyar, melakukan survei gasifikasi sekaligus mengecek langsung kondisi infrastruktur di PLTMG Nias 5×5 MW dan PLN Batam 25 MW di Gunungsitoli, Minggu dan Senin, 12-13  September 2021. 

Turut mendampingi di antaranya EVP Gas, Batubara dan Minyak PLN Ahmad Daryanto Ariyadi, VP Gas PLN Zulfiantora Tanjung, VP Pembangkitan Mustofa Abdillah GM PLN UIKSBU Ikram, SRM Produksi Dony Ocniza, SRM Keuangan, Komunikasi dan Umum Dadang Hardiana, Manager UPDK Belawan Harmanto dan jajaran unit di jajaran PLN UIKSBU. 

Di sela kegiatan tersebut, Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) Rudy Hendra Prastowo menjelaskan, suvei yang dilakukan bersama tersebut, merupakan tindaklanjut kesepakatan antara PLN dan PGN terkait dengan langkah gasifikasi. 

“Dalam proses gasifikasi itu, dibahas juga terkait dengan lokasi, kemudian juga terkait dengan potensi pengembangan untuk menggunakan gas yang memang lebih realistis ke depan.

Dan kita juga melihat tadi meninjau kendala-kendala apa yang memungkinkan agar ini menjadi efisien dan efektif untuk diimplementasikan,” ungkap Rudy. 

Sedangkan mengenai target realisasi, lanjutnya, sejauh ini hal tersebut masih didiskusikan PLN bersama pihak PGN, terlebih menyangkut kondisi existing mengenai kecepatan ini dari sisi langkah-langkah yang dilakukan. ”Tadi kita lihat disini ternyata memang butuh terkait dengan proses unloading berarti untuk jetty menjadi kendala utama, yang lainnya saya rasa bisa menyesuaikan,” kata dia. 

Rudy Prastowo juga optimis, jika gasifikasi ini terealisasi, efisiensi bisa mencapai sekitar 4% lebih. Bahkan jika bisa dioptimalkan dari penggunaan gas ini untuk kebutuhan di Nias, penghematan bisa dilakukan jauh di atas itu. 

“Karena dengan penggunaan gas ini, selain lebih positif di lingkungan juga terkait dengan optimasi kita di beban Nias ini memang butuh infrastruktur itu, efisiensinya bisa mencapai 5%. Dan untuk ke depan juga ada nilai positif dari pembangunan gasifikasi dan terkait dengan kebutuhan masyarakat penggunaan dari pada gas storage ini menjadi lebih baik,” pungkasnya. (ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/