Kasus penipuan berkedok investasi menimpa pedangdut Annisa Bahar. Ia mengalami kerugiaan hampir Rp1,5 miliar. Sejumlah orang juga ditimpa kasus penipuan yang sama. Dan kasus seperti ini bukan kali ini saja terjadi tapi sering terjadi bahkan banyak yang menimpa para pejabat tinggi.
Bagaimana supaya kasus ini tidak terulang? Trader dari Harvest International Futures Tony Mariano mengimbau agar masyarakat pintar memilih produk investasi, salah satunya dengan mengenali risiko. “Jika sudah tahu risikonya, orang akan cenderung hati-hati,” kata dia.
Khusus untuk emas, dia mencontohkan, ada beberapa jenis bisnis dengan berbagai risiko. Investasi dalam bentuk emas batangan risikonya akan berbeda dengan emas derivatif alias emas berjangka. Memang, keuntungan emas berjangka relatif lebih besar dibandingkan emas batangan, sehingga risikonya pun semakin besar.
Selain itu, menurut Tony, masyarakat juga harus pandai membaca situasi global. Jangan terburu-buru sebelum mengenal kondisi pasar global. Jadi masyarakat bisa mengecilkan risikonya.
Calon investor juga harus paham di mana uang itu akan ditanamkan, sehingga bisa terhindar dari penipuan. Dia mengatakan, banyak korban penipuan yang tak tahu uangnya ditaruh di mana.
Yang cenderung lebih aman, Tony mengatakan, adalah investasi di emas batangan atau surat utang alias obligasi. “Itu saja lebih aman di obligasi pemerintah,” katanya. “Kalau saham atau valuta asing (forex) cenderung berisiko tinggi.” (net/jpnn)