26 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Konferensi Donald Trump Belum Pengaruhi Rupiah

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
MATA UANG: Teller menghitung uang dolar saat melayani nasabah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Jalan Juanda Medan, belum lama ini.
Konferensi pers presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tak berpengaruh besar terhadap rupiah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konferensi pers presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tak berpengaruh besar terhadap rupiah. Nilai tukar rupiah terbilang masih cukup stabil.

Jumat (13/1) kemarin, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 20 poin ke Rp13.308 per USD. Pada hari sebelumnya, kurs menguat 39 poin di level Rp13.288. Sejak awal Januari 2017, rupiah justru terlihat menguat dari level Rp13.485 per USD pada 3 Januari 2017.

Sebelumnya, beberapa analis mengkhawatirkan melemahnya nilai tukar setelah konferensi pers Trump. Namun, Trump ternyata tidak banyak menyinggung janji-janji yang telah disampaikannya saat kampanye. Misalnya, kenaikan pajak dan sikap protektif terhadap hubungan dagang antarkawasan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan rupiah sejauh ini tergolong stabil.

’’Di samping suplai valas mencukupi, demand valas dalam negeri berkembang baik,’’ jelas Perry.

Dia pun mengungkapkan beberapa indikator yang mendukung stabilnya rupiah. Misalnya, cadangan devisa yang naik menjadi USD 116,4 miliar. Neraca perdagangan juga diyakini memberikan faktor positif bagi kurs.

Soal rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve, Perry mengakui, hal itu awalnya sempat menjadi kekhawatiran pasar. Namun, saat ini pasar menempatkan ekspektasi secara price in, yakni dua kali penaikan suku bunga acuan.

’’Itu tidak banyak direspons pasar. Makanya itu menunjukkan bahwa yang dilakukan AS sudah diantisipasi pasar,’’ kata Perry.

Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono menuturkan, dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), terlihat proyeksi kenaikan suku bunga The Fed.

Namun, yield surat utang dan indeks saham global (IHSG) belum menunjukkan fluktuasi yang besar pada awal tahun.

’’Kebijakan moneter BI kami perkirakan tetap. Namun, masih ada ruang terbuka untuk pelonggaran jika inflasi dan sistem keuangan stabil,’’ ungkapnya.(jpnn/ram)

 

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
MATA UANG: Teller menghitung uang dolar saat melayani nasabah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Jalan Juanda Medan, belum lama ini.
Konferensi pers presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tak berpengaruh besar terhadap rupiah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konferensi pers presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tak berpengaruh besar terhadap rupiah. Nilai tukar rupiah terbilang masih cukup stabil.

Jumat (13/1) kemarin, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 20 poin ke Rp13.308 per USD. Pada hari sebelumnya, kurs menguat 39 poin di level Rp13.288. Sejak awal Januari 2017, rupiah justru terlihat menguat dari level Rp13.485 per USD pada 3 Januari 2017.

Sebelumnya, beberapa analis mengkhawatirkan melemahnya nilai tukar setelah konferensi pers Trump. Namun, Trump ternyata tidak banyak menyinggung janji-janji yang telah disampaikannya saat kampanye. Misalnya, kenaikan pajak dan sikap protektif terhadap hubungan dagang antarkawasan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan rupiah sejauh ini tergolong stabil.

’’Di samping suplai valas mencukupi, demand valas dalam negeri berkembang baik,’’ jelas Perry.

Dia pun mengungkapkan beberapa indikator yang mendukung stabilnya rupiah. Misalnya, cadangan devisa yang naik menjadi USD 116,4 miliar. Neraca perdagangan juga diyakini memberikan faktor positif bagi kurs.

Soal rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve, Perry mengakui, hal itu awalnya sempat menjadi kekhawatiran pasar. Namun, saat ini pasar menempatkan ekspektasi secara price in, yakni dua kali penaikan suku bunga acuan.

’’Itu tidak banyak direspons pasar. Makanya itu menunjukkan bahwa yang dilakukan AS sudah diantisipasi pasar,’’ kata Perry.

Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono menuturkan, dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), terlihat proyeksi kenaikan suku bunga The Fed.

Namun, yield surat utang dan indeks saham global (IHSG) belum menunjukkan fluktuasi yang besar pada awal tahun.

’’Kebijakan moneter BI kami perkirakan tetap. Namun, masih ada ruang terbuka untuk pelonggaran jika inflasi dan sistem keuangan stabil,’’ ungkapnya.(jpnn/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/