JAKARTA- Bukan hanya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh bursa di Asia serempak finish di zona merah pada perdagangan kemarin. Bursa Jepang mengalami penurunan paling parah sebesar 10 persen dan IHSG tergerus 45.356 poin (1,27 persen) ke level 3,524.483.
Perdagangan di BEI kemarin frekuensi transaksi mencapai 106.477 kali pada volume 4,104 miliar lembar saham senilai Rp 4,969 triliun. Sebanyak 38 saham naik, 197 saham turun, dan 63 saham stagnan. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) Rp 41,355 miliar di seluruh pasar.
Pengamat pasar modal Leo Herlambang mengatakan kondisi di Jepang pada perdagangan kemarin memang berpengaruh. Meskipun pengaruhnya sampai saat ini masih dinilai normal. “Tetapi dengan penurunan 10 persen indeks Nikkei 225 di Tokyo, kemarin itu cepat atau lambat akan ada pengaruh signifikan,” ujarnya, kemarin.
Indeks Nikkei 225 memang mengalami koreksi signifikan sebesar 1,015.340 poin (10,55 persen) ke level 8,605.150 pada penutupan perdagangan kemarin. Dalam kondisi seperti sekarang ini, kata Leo investor cenderung menarik dana atau pegang cash dan dialihkan ke investasi paling aman, antara lain emas. “Tetapi saya belum melihat bahwa mereka kemudian pilih investasi ke negara berkembang seperti ke Indonesia, Singapura, atau Malaysia,” jelasnya.
Head of Technical Analyst PT Batavia Prosperindo Sekurities Billy Budiman mengatakan hal senada. Menurut dia, belum tentu investor di Jepang mengalihkan investasi ke Indonesia. “Belum pasti dugaan ke situ (investor beralih ke Indonesia) meski fund manager di sana pasti melakukan redemption duitnya,” tuturnya.
Billy mengatakan, pengaruh dari Jepang sebenarnya tidak terlalu besar. Namun, karena penurunan yang terjadi di bursa sana terlalu dalam mengakibatkan bursa di Asia, Eropa, dan Amerika ikut turun. “Orang takut radiasi dari nuklir yang meledak, jadinya jualan semuanya,” kata dia. (net/bbs/jpnn)