JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Program akselerator start-up Gojek Xcelerate kembali berlanjut. Untuk Batch 3 berfokus pada inovasi kebutuhan keseharian konsumen.
Kali ini, terdapat 9 start-up Indonesia terbaik yang mendapatkan pelatihan dalam melakukan growth hacking agar mereka dapat mencapai product-market fit.
Maka dari itu, untuk memberikan pengalaman yang jauh lebih cepat dan nyaman dalam mengakses produk atau jasa, para start-up harus fokus mengembangkan inovasinya.
“Kami melatih start-up di sektor ritel dalam menerapkan inovasi kebutuhan keseharian konsumen dan Gojek akan berbagi growth hacking untuk mencapai product-market fit atau kondisi di mana sebuah perusahaan sukses memberikan nilai tambah penciptaan produk atau jasa yang memang sesuai dengan kebutuhan pasar,” Chief Marketing Officer Gojek Ainul Yaqin dalam siaran pers, Minggu (16/2).
Materi yang diajarkan di antaranya Growth Experimentation 101 atau eksperimentasi untuk meningkatkan penggunaan produk atau jasa melalui uji hipotesis yang berasal dari data perilaku pengguna. Lalu ada, Supercharge your Products with Web Apps atau pengembangan platform digital melalui framework yang lebih cepat dikembangkan dan dapat digunakan di berbagai kanal digital.
“Kemudian, Building High Impact Learning Culture atau strategi membangun budaya perusahaan yang efektif dengan pengembangan cara berpikir karyawan,” tambahnya.
Ainul menjelaskan, dalam perkembangan sebuah start-up, penting bagi para founder menemukan cara yang paling efektif dan efisien dalam mengembangkan produknya. Salah satu caranya menggunakan growth-hacking yang mirip dengan disiplin marketing. Star-up selalu mengupayakan cara memasarkan produk dan jasa yang paling sesuai dengan target konsumen, bahkan sampai level individu.
“Dalam growth-hacking, startup menganalisa data perilaku konsumen untuk mencari solusi yang pasti bagi konsumen, dan ini penting untuk membantu percepatan pertumbuhan serta keberlangsungan bisnis,” ungkapnya. (jpc/ram)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Program akselerator start-up Gojek Xcelerate kembali berlanjut. Untuk Batch 3 berfokus pada inovasi kebutuhan keseharian konsumen.
Kali ini, terdapat 9 start-up Indonesia terbaik yang mendapatkan pelatihan dalam melakukan growth hacking agar mereka dapat mencapai product-market fit.
Maka dari itu, untuk memberikan pengalaman yang jauh lebih cepat dan nyaman dalam mengakses produk atau jasa, para start-up harus fokus mengembangkan inovasinya.
“Kami melatih start-up di sektor ritel dalam menerapkan inovasi kebutuhan keseharian konsumen dan Gojek akan berbagi growth hacking untuk mencapai product-market fit atau kondisi di mana sebuah perusahaan sukses memberikan nilai tambah penciptaan produk atau jasa yang memang sesuai dengan kebutuhan pasar,” Chief Marketing Officer Gojek Ainul Yaqin dalam siaran pers, Minggu (16/2).
Materi yang diajarkan di antaranya Growth Experimentation 101 atau eksperimentasi untuk meningkatkan penggunaan produk atau jasa melalui uji hipotesis yang berasal dari data perilaku pengguna. Lalu ada, Supercharge your Products with Web Apps atau pengembangan platform digital melalui framework yang lebih cepat dikembangkan dan dapat digunakan di berbagai kanal digital.
“Kemudian, Building High Impact Learning Culture atau strategi membangun budaya perusahaan yang efektif dengan pengembangan cara berpikir karyawan,” tambahnya.
Ainul menjelaskan, dalam perkembangan sebuah start-up, penting bagi para founder menemukan cara yang paling efektif dan efisien dalam mengembangkan produknya. Salah satu caranya menggunakan growth-hacking yang mirip dengan disiplin marketing. Star-up selalu mengupayakan cara memasarkan produk dan jasa yang paling sesuai dengan target konsumen, bahkan sampai level individu.
“Dalam growth-hacking, startup menganalisa data perilaku konsumen untuk mencari solusi yang pasti bagi konsumen, dan ini penting untuk membantu percepatan pertumbuhan serta keberlangsungan bisnis,” ungkapnya. (jpc/ram)