25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BI Gelar Capacity Building 2022

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara (BI Sumut) menggelar acara Capacity Building 2022, dengan tema ‘Wujudkan Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan yang Profesional Melalui Digitalisasi’, di Samosir, Sabtu (15/10). Acara tersebut digelar selama tiga hari, yakni Jumat-Sabtu (14-16) Oktober 2022.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Doddy Zulverdi mengatakan, tema ini dipilih sebagai upaya untuk senantiasa mendukung kompetensi wartawan agar dapat terus meningkatkan kualitas pemberitaan dan memperkaya informasi, pengetahuan, dan ilmu para rekan wartawan khususnya terkait dengan isu-isu terkini.

“Besar harapan kami melalui kegiatan ini dapat memperkuat pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Semoga sinergi yang baik ini dapat terus mendorong komunikasi kebijakan BI kepada publik dengan lebih efektif dan juga transparan,” ujar Doddy saat membuka acara tersebut.

Di samping itu, lanjutnya, Capacity Building ini juga diharapkan sebagai media ‘refreshment’ bagi rekan wartawan BI Sumut. “Harapannya dengan penyelenggaraan kegiatan ini dapat bermanfaat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan rekan-rekan dan memberikan banyak pemberitaan yang bersifat edukatif dan informatif bagi publik,” harapnya.

Dalam hal mewujudkan efektifitas dan transparansi informasi publik, sambung Doddy, BI memberikan semua informasi yang relevan kepada publik terutama terkait perkembangan ekonomi terkini dan implementasi kebijakan BI secara terbuka, jelas, dan tepat waktu.

“Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidak lepas dari peran serta rekan-rekan media, khususnya wartawan ekonomi dan bisnis Kota Medan yang menjadi mitra BI Sumut,” imbuhnya.

Pihaknya juga menyebutkan, bahwa jumlah peserta capacity building, sebanyak 61 wartawan mitra yang semuanya memiliki latar belakang sebagai wartawan ekonomi dan bisnis yang berada di wilayah Kota Medan.

Adapun, secara umum ada dua topik pembelajaran yang diberikan kepada rekan-rekan media sebagai peserta capacity building, yakni topik pertama terkait ‘Digital Ekonomi’, Peran Wartawan dan Perkembangan Digitalisasi Sistem Pembayaran dalam Praktek Saat Ini, yang dipaparkan Komisaris Utama PT Finnet Indonesia, Difi Johansyah, yang juga merupakan salah seorang pelaku pada Digital Payment.

Kemudian dilanjutkan, topik kedua terkait, ‘Economics Writing’, Teknik Menulis Berita yang Menarik untuk Wartawan Ekonomi dan Bisnis, yang disampaikan Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin, yang juga sebagai salah satu media terkemuka nasional.

Dalam kegiatan tersebut, Komisaris Utama PT Finnet Indonesia Difi Ahmad Johansyah, dalam pemaparannya terkait ‘Digital Ekonomi, Peran Wartawan dan Perkembangan Digitalisasi Sistem Pembayaran dalam Praktek Saat Ini’, mengatakan, ke depan akan mulai ditingkatkan sistim pembayaran menggunakan platform digital. Hal ini untuk memudahkan dalam proses jual beli.

“Salah satu manfaat pembayaran digital, yakni transaksi pembayaran tidak lagi bertemu orang dan melakukan antrean panjang dan memakan waktu,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan popularitas pembayaran digital saat ini meningkat, selain penetrasi perangkat mobile yang tinggi, juga didukung dengan meluasnya merchant yang go-digital. Kemudian diikuti dengan regulasi sistem pembayaran semakin matang, hingga kuatnya ekosistem penyelenggara layanan.

Difi menilai, pembayaran digital saat ini juga memfasilitasi berbagai transaksi offline seperti di supermarket hingga pedagang asongan, memanfaatkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang terus digenjot pemanfaatannya oleh otoritas BI, sebagai regulator yang menaungi sistim pembayaran juga mendorong transaksi nontunai melalui berbagai program sosialisasi dan insentif yang digalakkan.

QRIS merupakan penyatuan berbagai macam QR dari berbagai penyelenggara sistem pembayaran yang menggunakan QR Code. QRIS dapat digunakan untuk semua ponsel cerdas dengan pemindain kode. Oleh karenanya semua penyelenggara jasa sistim pembayaran yang akan menggunakan QR code pembayaran wajib menerapkan QRIS.

“Dengan adanya QRIS, tentunya sangat membantu dan mempermudan masyarakat selaku konsumen untuk melakukan pembayaran dengan aplikasi apapun (e-Money) dengan kode QR yang sama. Begitu juga dengan pemilik merchant, mereka tidak perlu lagi menempel kode yang berbeda-beda untuk menerima pembayaran dari berbagai jenis aplikasi,” jelasnya.

Sementara itu, terangnya, bagi pelaku bisnis dan masyarakat, dengan adanya sistem pembayaran digital ini, memudahkan mereka untuk menyimpan uang dan mengelola arus kas. Selain itu, pembayaran digital menghindari risiko klasik seperti tidak ada kembalian atau rentan terjadi salah hitung.

Selain itu, pembayaran digital juga memungkinkan pebisnis meningkatkan retensi pengguna, dengan berbagai program loyalitas seperti promo atau poin yang bisa diselenggarakan melalui platform Point’ of Sales (POS) atau payment gateway yang digunakan.

“Besarnya manfaat yang diperoleh dari pembayaran digital, kini telah di fasilitasi, sehingga pembayaran digital telah dapat digunakan dalam transaksi offline seperti di supermarket hingga pedagang asongan. Bahkan, BI sebagai regulator yang menaungi pembayaran juga terus menggenjot pemanfaatan QRIS dalam transaksi nontunai melalui berbagai program sosialisasi dan insentif yang digalakkan,” sebutnya.

Deputi Direktur BI Sumut, Poltak Sitanggang menambahkan, sebagai upaya menyosialisasikan pembayaran digital kepada masyarakat, BI Sumut berharap para jurnalis ekonomi dan bisnis dapat membantu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memperkuat pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat.

“Dibutuhkan informasi selengkapnya terkait pembayaran digital sehingga masyarakat tidak panik dan mengetahui secara jelas manfaat yang diperoleh. Ditambah lagi, BI juga bertanggung jawab memberikan informasi yang baik untuk disebarluaskan kepada masyarakat,” ujarnya. (dwi/azw)

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara (BI Sumut) menggelar acara Capacity Building 2022, dengan tema ‘Wujudkan Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan yang Profesional Melalui Digitalisasi’, di Samosir, Sabtu (15/10). Acara tersebut digelar selama tiga hari, yakni Jumat-Sabtu (14-16) Oktober 2022.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Doddy Zulverdi mengatakan, tema ini dipilih sebagai upaya untuk senantiasa mendukung kompetensi wartawan agar dapat terus meningkatkan kualitas pemberitaan dan memperkaya informasi, pengetahuan, dan ilmu para rekan wartawan khususnya terkait dengan isu-isu terkini.

“Besar harapan kami melalui kegiatan ini dapat memperkuat pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Semoga sinergi yang baik ini dapat terus mendorong komunikasi kebijakan BI kepada publik dengan lebih efektif dan juga transparan,” ujar Doddy saat membuka acara tersebut.

Di samping itu, lanjutnya, Capacity Building ini juga diharapkan sebagai media ‘refreshment’ bagi rekan wartawan BI Sumut. “Harapannya dengan penyelenggaraan kegiatan ini dapat bermanfaat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan rekan-rekan dan memberikan banyak pemberitaan yang bersifat edukatif dan informatif bagi publik,” harapnya.

Dalam hal mewujudkan efektifitas dan transparansi informasi publik, sambung Doddy, BI memberikan semua informasi yang relevan kepada publik terutama terkait perkembangan ekonomi terkini dan implementasi kebijakan BI secara terbuka, jelas, dan tepat waktu.

“Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidak lepas dari peran serta rekan-rekan media, khususnya wartawan ekonomi dan bisnis Kota Medan yang menjadi mitra BI Sumut,” imbuhnya.

Pihaknya juga menyebutkan, bahwa jumlah peserta capacity building, sebanyak 61 wartawan mitra yang semuanya memiliki latar belakang sebagai wartawan ekonomi dan bisnis yang berada di wilayah Kota Medan.

Adapun, secara umum ada dua topik pembelajaran yang diberikan kepada rekan-rekan media sebagai peserta capacity building, yakni topik pertama terkait ‘Digital Ekonomi’, Peran Wartawan dan Perkembangan Digitalisasi Sistem Pembayaran dalam Praktek Saat Ini, yang dipaparkan Komisaris Utama PT Finnet Indonesia, Difi Johansyah, yang juga merupakan salah seorang pelaku pada Digital Payment.

Kemudian dilanjutkan, topik kedua terkait, ‘Economics Writing’, Teknik Menulis Berita yang Menarik untuk Wartawan Ekonomi dan Bisnis, yang disampaikan Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin, yang juga sebagai salah satu media terkemuka nasional.

Dalam kegiatan tersebut, Komisaris Utama PT Finnet Indonesia Difi Ahmad Johansyah, dalam pemaparannya terkait ‘Digital Ekonomi, Peran Wartawan dan Perkembangan Digitalisasi Sistem Pembayaran dalam Praktek Saat Ini’, mengatakan, ke depan akan mulai ditingkatkan sistim pembayaran menggunakan platform digital. Hal ini untuk memudahkan dalam proses jual beli.

“Salah satu manfaat pembayaran digital, yakni transaksi pembayaran tidak lagi bertemu orang dan melakukan antrean panjang dan memakan waktu,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan popularitas pembayaran digital saat ini meningkat, selain penetrasi perangkat mobile yang tinggi, juga didukung dengan meluasnya merchant yang go-digital. Kemudian diikuti dengan regulasi sistem pembayaran semakin matang, hingga kuatnya ekosistem penyelenggara layanan.

Difi menilai, pembayaran digital saat ini juga memfasilitasi berbagai transaksi offline seperti di supermarket hingga pedagang asongan, memanfaatkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang terus digenjot pemanfaatannya oleh otoritas BI, sebagai regulator yang menaungi sistim pembayaran juga mendorong transaksi nontunai melalui berbagai program sosialisasi dan insentif yang digalakkan.

QRIS merupakan penyatuan berbagai macam QR dari berbagai penyelenggara sistem pembayaran yang menggunakan QR Code. QRIS dapat digunakan untuk semua ponsel cerdas dengan pemindain kode. Oleh karenanya semua penyelenggara jasa sistim pembayaran yang akan menggunakan QR code pembayaran wajib menerapkan QRIS.

“Dengan adanya QRIS, tentunya sangat membantu dan mempermudan masyarakat selaku konsumen untuk melakukan pembayaran dengan aplikasi apapun (e-Money) dengan kode QR yang sama. Begitu juga dengan pemilik merchant, mereka tidak perlu lagi menempel kode yang berbeda-beda untuk menerima pembayaran dari berbagai jenis aplikasi,” jelasnya.

Sementara itu, terangnya, bagi pelaku bisnis dan masyarakat, dengan adanya sistem pembayaran digital ini, memudahkan mereka untuk menyimpan uang dan mengelola arus kas. Selain itu, pembayaran digital menghindari risiko klasik seperti tidak ada kembalian atau rentan terjadi salah hitung.

Selain itu, pembayaran digital juga memungkinkan pebisnis meningkatkan retensi pengguna, dengan berbagai program loyalitas seperti promo atau poin yang bisa diselenggarakan melalui platform Point’ of Sales (POS) atau payment gateway yang digunakan.

“Besarnya manfaat yang diperoleh dari pembayaran digital, kini telah di fasilitasi, sehingga pembayaran digital telah dapat digunakan dalam transaksi offline seperti di supermarket hingga pedagang asongan. Bahkan, BI sebagai regulator yang menaungi pembayaran juga terus menggenjot pemanfaatan QRIS dalam transaksi nontunai melalui berbagai program sosialisasi dan insentif yang digalakkan,” sebutnya.

Deputi Direktur BI Sumut, Poltak Sitanggang menambahkan, sebagai upaya menyosialisasikan pembayaran digital kepada masyarakat, BI Sumut berharap para jurnalis ekonomi dan bisnis dapat membantu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memperkuat pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat.

“Dibutuhkan informasi selengkapnya terkait pembayaran digital sehingga masyarakat tidak panik dan mengetahui secara jelas manfaat yang diperoleh. Ditambah lagi, BI juga bertanggung jawab memberikan informasi yang baik untuk disebarluaskan kepada masyarakat,” ujarnya. (dwi/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/