26 C
Medan
Sunday, March 30, 2025

Republik Indonesia Banjir Barang Impor

MANDARIN: Jeruk Mandarin asal China membajari pasar buah di Indonesia. Terutama jelang Imlek.
MANDARIN: Jeruk Mandarin asal China membajari pasar buah di Indonesia. Terutama jelang Imlek.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO โ€“ Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada November 2019 tercatat sebesar US$ 15,34 miliar. Angka ini lebih tinggi 3,94% dibandingkan bulan sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto bakal meninjau ulang aturan bea masuk. Terutama impor melalui e-commerce. Pasalnya, menurut Agus, impor ini didominasi oleh barang konsumsi.

โ€œUntuk impor-impor yang sekarang ini kan kita sedang seleksi karena banyak barang konsumsi. Ini akan kita keluarkan kebijakan baru, terutama yang e-commerce. Banyak e-commerce ini jual barang impor yang sifatnya konsumtif. Ini juga akan kita buat revisi, baik itu tarifnya sendiri, nanti kita akan koordinasi dengan kementerian terkait,โ€ kata Agus usai menghadiri Dialog RCEP di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (16/12).

Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 112 tahun 2018, pemerintah mengenakan bea masuk terhadap produk dengan harga di atas US$ 75. Di bawah harga itu, produk impor bebas bea masuk.

Untuk itu, Agus akan mengusulkan bahwa produk yang harganya di bawah US$ 75 dolar juga dikenakan bea masuk.

โ€œSekarang ini kan US$ 75 dikenakan tarif nanti, ke bawah tidak. Jadi mungkin kita akan revisi, karena US$ 75 itu mengganggu produk dalam negeri. Artinya US$ 75 ini kan sekitar Rp 1 juta sekian, nah ini banyak produk luar banjir. Nanti kita akan revisi, jadi mungkin tidak US$ 75 tapi di bawah,โ€ jelas Agus. Ia mengungkapkan, usulan tersebut tengah dibahas dengan kementerian terkait.

โ€œBahkan kita sedang bicara dengan kementerian lain terkait hal itu,โ€ tutup Agus. Sebagai informasi, beberapa jenis barang konsumsi yang impornya naik di November antara lain buah-buahan seperti apel dan jeruk dari China.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, selain buah, yang paling besar barang impor yang masuk ke Indonesia yaitu laprop. โ€œNotebook dari China dan beberapa transporter dan radio equipment dari AS. Itu contoh beberapa barang modal,โ€ ujarnya.

Impor dari China yang meningkat cukup tinggi di November 2019 memang berasal dari mesin dan perlengkapan mekanis yang naik 13,7% dari US$ 885,88 juta menjadi US$ 1 miliar. Dari kelompok itu yang porsi impor yang paling tinggi adalah produk laptop termasuk notebook.

Jika dilihat secara keseluruhan impor laptop pada November 2019 tercatat US$ 123,2 juta atau naik 53% dibandingkan Oktober 2019 yang tercatat US$ 80,4 juta.

Dibandingkan bulan sebelumnya, impor barang konsumsi tercatat naik 16,13%, barang baku naik 2,63%, dan barang modal naik 2,5%.

Dengan impor November US$ 15,3 miliar, total impor dari Januari-November 2019 adalah US$ 173,35 miliar. Meski naik dibandingkan bulan sebelumnya, impor dibandingkan periode yang sama tahun lalu tercatat turun 9,88%. (dtc/ram)

MANDARIN: Jeruk Mandarin asal China membajari pasar buah di Indonesia. Terutama jelang Imlek.
MANDARIN: Jeruk Mandarin asal China membajari pasar buah di Indonesia. Terutama jelang Imlek.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO โ€“ Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada November 2019 tercatat sebesar US$ 15,34 miliar. Angka ini lebih tinggi 3,94% dibandingkan bulan sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto bakal meninjau ulang aturan bea masuk. Terutama impor melalui e-commerce. Pasalnya, menurut Agus, impor ini didominasi oleh barang konsumsi.

โ€œUntuk impor-impor yang sekarang ini kan kita sedang seleksi karena banyak barang konsumsi. Ini akan kita keluarkan kebijakan baru, terutama yang e-commerce. Banyak e-commerce ini jual barang impor yang sifatnya konsumtif. Ini juga akan kita buat revisi, baik itu tarifnya sendiri, nanti kita akan koordinasi dengan kementerian terkait,โ€ kata Agus usai menghadiri Dialog RCEP di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (16/12).

Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 112 tahun 2018, pemerintah mengenakan bea masuk terhadap produk dengan harga di atas US$ 75. Di bawah harga itu, produk impor bebas bea masuk.

Untuk itu, Agus akan mengusulkan bahwa produk yang harganya di bawah US$ 75 dolar juga dikenakan bea masuk.

โ€œSekarang ini kan US$ 75 dikenakan tarif nanti, ke bawah tidak. Jadi mungkin kita akan revisi, karena US$ 75 itu mengganggu produk dalam negeri. Artinya US$ 75 ini kan sekitar Rp 1 juta sekian, nah ini banyak produk luar banjir. Nanti kita akan revisi, jadi mungkin tidak US$ 75 tapi di bawah,โ€ jelas Agus. Ia mengungkapkan, usulan tersebut tengah dibahas dengan kementerian terkait.

โ€œBahkan kita sedang bicara dengan kementerian lain terkait hal itu,โ€ tutup Agus. Sebagai informasi, beberapa jenis barang konsumsi yang impornya naik di November antara lain buah-buahan seperti apel dan jeruk dari China.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, selain buah, yang paling besar barang impor yang masuk ke Indonesia yaitu laprop. โ€œNotebook dari China dan beberapa transporter dan radio equipment dari AS. Itu contoh beberapa barang modal,โ€ ujarnya.

Impor dari China yang meningkat cukup tinggi di November 2019 memang berasal dari mesin dan perlengkapan mekanis yang naik 13,7% dari US$ 885,88 juta menjadi US$ 1 miliar. Dari kelompok itu yang porsi impor yang paling tinggi adalah produk laptop termasuk notebook.

Jika dilihat secara keseluruhan impor laptop pada November 2019 tercatat US$ 123,2 juta atau naik 53% dibandingkan Oktober 2019 yang tercatat US$ 80,4 juta.

Dibandingkan bulan sebelumnya, impor barang konsumsi tercatat naik 16,13%, barang baku naik 2,63%, dan barang modal naik 2,5%.

Dengan impor November US$ 15,3 miliar, total impor dari Januari-November 2019 adalah US$ 173,35 miliar. Meski naik dibandingkan bulan sebelumnya, impor dibandingkan periode yang sama tahun lalu tercatat turun 9,88%. (dtc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru