25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Masyarakat Tantom Angkola Keluhkan Kelangkaan Pupuk

BERSALAMAN: Anggota DPRD Sumut Fraksi NasDem, Parsaulian Tambunan bersamalam dengan warga saat menggelar Reses I 2019, di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tantom Angkola, Tapsel, Minggu (14/12).
BERSALAMAN: Anggota DPRD Sumut Fraksi NasDem, Parsaulian Tambunan bersamalam dengan warga saat menggelar Reses I 2019, di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tantom Angkola, Tapsel, Minggu (14/12).

SUMUTPOS.CO – Hampir 85 persen masyarakat yang tinggal di Kecamatan Tano Tombangan (Tantom) Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sektor pertanian. Tapi tahun ini mereka mengalami gagal panen karena banyak hal.

Masyarakat pun menyampaikan keluhannya terkait kelangkaan pupuk dan rusaknya tanggul didaerah itu kepada Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Nasdem Parsaulian Tambunan saat menggelar Reses I 2019, di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tantom Angkola, Minggu (14/12).

R Silitonga warga Desa Aek Kahombu misalnya, ia menagih janji pemerintah yang berkeinginan menjadikan Tantom Angkola sebagai salah satu lumbung pangan di Sumatera Utara, khususnya di Tapanuli Selatan. “Bagaimana mungkin mau menjadikan Tantom Angkola sebagai lumbung pangan kalau perhatian pemerintah setengah hati. Kami berharap wakil kami di legislatif bisa membantu masyarakat Kecamatan Tantom Angkola ini untuk mempertanyakan program-program pemerintah tersebut,” kata dia.

Warga lain, Pdt Robinson Sitompul mengeluhkan kondisi pertanian yang gagal panen karena hama dan sulitnya mendapatkan pupuk untuk awal musim tanam dipenghujung tahun ini. Masyarakat setempat juga menyampaikan bahwa virus kolera babi yang menyerang ternak mereka agar ada solusi dari pemerintah untuk mengantisipasi penyakit ini dimasa yang akan datang.

“Kiranya masalah ini cepat dituntaskan. Sebab banyak petani yang mengalami gagal panen karena serangan hama, jebolnya tanggul irigasi dan sulitnya mereka mendapatkan pupuk,” katanya.

Menjawab aspirasi itu, Anggota DPRD Sumut Parsaulian Tambunan menyampaikan bahwa reses ke dapil adalah saat yang tepat bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Dari aspirasi yang diserap akan disampaikan dalam sidang paripurna dewan.

Seharusnya ke depan, sambung dia, harus ada zona-zona yang membedakan dimana pertanian, perkebunan dan peternakan. Hal ini perlu dilakukan agar peruntukan lahan yang selama ini sudah berada di zona pertanian tidak beralih fungsi menjadi perkebunan.

“Untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk, ada baiknya masyarakat membentuk kelompok tani dan membuat koperasi serba usaha. Ke depan, dengan koperasi ini, pupuk bisa tersedia untuk anggotanya dan bisa terhindar dari tengkulak,” pungkasnya.

Agenda reses Parsaulian Tambunan ke Dapil VII Tabagsel didampingi Bendahara Sekretariat Dewan Sapril Gultom dan dihadiri 250 orang warga masyarakat di Kecamatan Tantom Angkola, Kepala Desa R. Br Hutabarat, tokoh masyarakat, tokoh agama serta tokoh pemuda. (prn/ram)

BERSALAMAN: Anggota DPRD Sumut Fraksi NasDem, Parsaulian Tambunan bersamalam dengan warga saat menggelar Reses I 2019, di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tantom Angkola, Tapsel, Minggu (14/12).
BERSALAMAN: Anggota DPRD Sumut Fraksi NasDem, Parsaulian Tambunan bersamalam dengan warga saat menggelar Reses I 2019, di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tantom Angkola, Tapsel, Minggu (14/12).

SUMUTPOS.CO – Hampir 85 persen masyarakat yang tinggal di Kecamatan Tano Tombangan (Tantom) Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sektor pertanian. Tapi tahun ini mereka mengalami gagal panen karena banyak hal.

Masyarakat pun menyampaikan keluhannya terkait kelangkaan pupuk dan rusaknya tanggul didaerah itu kepada Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Nasdem Parsaulian Tambunan saat menggelar Reses I 2019, di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tantom Angkola, Minggu (14/12).

R Silitonga warga Desa Aek Kahombu misalnya, ia menagih janji pemerintah yang berkeinginan menjadikan Tantom Angkola sebagai salah satu lumbung pangan di Sumatera Utara, khususnya di Tapanuli Selatan. “Bagaimana mungkin mau menjadikan Tantom Angkola sebagai lumbung pangan kalau perhatian pemerintah setengah hati. Kami berharap wakil kami di legislatif bisa membantu masyarakat Kecamatan Tantom Angkola ini untuk mempertanyakan program-program pemerintah tersebut,” kata dia.

Warga lain, Pdt Robinson Sitompul mengeluhkan kondisi pertanian yang gagal panen karena hama dan sulitnya mendapatkan pupuk untuk awal musim tanam dipenghujung tahun ini. Masyarakat setempat juga menyampaikan bahwa virus kolera babi yang menyerang ternak mereka agar ada solusi dari pemerintah untuk mengantisipasi penyakit ini dimasa yang akan datang.

“Kiranya masalah ini cepat dituntaskan. Sebab banyak petani yang mengalami gagal panen karena serangan hama, jebolnya tanggul irigasi dan sulitnya mereka mendapatkan pupuk,” katanya.

Menjawab aspirasi itu, Anggota DPRD Sumut Parsaulian Tambunan menyampaikan bahwa reses ke dapil adalah saat yang tepat bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Dari aspirasi yang diserap akan disampaikan dalam sidang paripurna dewan.

Seharusnya ke depan, sambung dia, harus ada zona-zona yang membedakan dimana pertanian, perkebunan dan peternakan. Hal ini perlu dilakukan agar peruntukan lahan yang selama ini sudah berada di zona pertanian tidak beralih fungsi menjadi perkebunan.

“Untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk, ada baiknya masyarakat membentuk kelompok tani dan membuat koperasi serba usaha. Ke depan, dengan koperasi ini, pupuk bisa tersedia untuk anggotanya dan bisa terhindar dari tengkulak,” pungkasnya.

Agenda reses Parsaulian Tambunan ke Dapil VII Tabagsel didampingi Bendahara Sekretariat Dewan Sapril Gultom dan dihadiri 250 orang warga masyarakat di Kecamatan Tantom Angkola, Kepala Desa R. Br Hutabarat, tokoh masyarakat, tokoh agama serta tokoh pemuda. (prn/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/