25 C
Medan
Friday, November 1, 2024
spot_img

Galakkan Wirausaha, HIPMI Kelola KSP Rp2 M

MEDAN- Untuk meningkatkan perekonomian di suatu daerah, maka yang dibutuhkan adalah wirausaha. Selain dikarenakan lapangan kerja yang tidak memadai, wirausaha terutama yang bergerak dalam UKM (Usaha Kecil Menengah) sangat membantu saat perekonomian dalam krisis. Apalagi, saat ini jumlah penggangguran di Sumut mencapai 413 ribu orang. Sebagai salah satu usaha pengembangan di Himpunan pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumut, akan memberikan pelatihan bagi tenaga muda untuk mengembangkan usahanya.

“Pengembangan wirausaha muda ini untuk merupakan kerjasama dengan beberapa perbankan dan perusahaan dalam memberikan CSR (Corporate Social Responbility) nya, dan juga bantuan dari kementerian koperasi,” ujar Ketua Hipmi Sumut, Firsal Mutyara. Dirinya menjelaskan, bantuan yang diberikan yang diberikan oleh Kementrian Koperasi ini merupakan bagi asosiasi yang telah memiliki Koperasi Simpan Pinjam (KSP). “Kita telah memiliki KSP dengan dana sekitar Rp100 juta, dan bantuan dari Kemenkop yang berupa dana bergulir tersebut sebesar Rp2 M,” tambah nya.

Dirinya menjelaskan untuk program pembinaan ini, memiliki syarat, yaitu alumni dari sebuah universitas, dan tentu saja anggota Hipmi. “Kita ambil alumni, karena niat kita akan membuat pajak kampus. Karena kita sadari, daya beli mahasiswa lebih besar dibandingkan dengan pekerja,” lanjutnya.
Nantinya, dalam pembinaan, wirausaha muda yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan kios dengan harga gratis, selama 1 tahun. Dan tahun selanjutnya akan digantikan dengan calon wirausaha yang lain. “Pembangunan kios ini merupakan bantuan dari CSR yang bekerja sama, jadi hanya berlaku selama 1 tahun, sedangkan untuk tahun selanjutnya akan digantikan dengan yang lain,” lanjutnya.

Untuk target pembangunan kios bagi para wirausaha ini akan direncanakan sekitar 200 kios diberbagai daerah di Sumut, mulai dari Medan, Rantau Prapat, Madina, dan Kota Pinang. “Untuk tahun ini kita konsen untuk di Medan yang harus terealisasi, kemudian dilanjutkan di daerah. Tetapi kendala kita didaerah, pada umumnya masyarakat di daerah lebih banyak memiliki uang, sehingga untuk berusaha mereka jadi sedikit sulit,” tambahnya.

Dan untuk lebih meyakinkan akan usaha ini, dari tim Hipmi telah dibentuk tim investigasi untuk pembentukan. “Dan dengan tim ini akan dicari dengan siapa yang cocok dan lahan untuk dijadikan pengusaha,” tambahnya. Dan untuk syarat mengikuti program ini, harus menjadi anggota Hipmi. “Sumut yang begitu besarnya dengan jumlah anggota yang banyak, tidak tertarik untuk menjadi anggota Hipmi. Hingga saat ini tercatat hanya sekitar 1040-an anggota Hipmi Sumut yang aktif,” ujarnya. Padahal jumlah pengusaha lebih dari jumlah yang tercatat. “Banyak sekali pengusaha kita, terutama yang bergerak dalam bidang konstruksi, jasa, dan perkebunan atau pertanian,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi, BOTB Sihombing menyatakan, untuk mengurangi penggangguran yang bisa dilakukan adalah wirausaha, dan terkait hal tersebut ada program pemerintah untuk pengembangan wirausaha. “Tetapi untuk usaha saat ini masih bisa dikatakan sangat kecil, seperti pada umumnya terkendala dengan dana,” ujarnya.(ram)

MEDAN- Untuk meningkatkan perekonomian di suatu daerah, maka yang dibutuhkan adalah wirausaha. Selain dikarenakan lapangan kerja yang tidak memadai, wirausaha terutama yang bergerak dalam UKM (Usaha Kecil Menengah) sangat membantu saat perekonomian dalam krisis. Apalagi, saat ini jumlah penggangguran di Sumut mencapai 413 ribu orang. Sebagai salah satu usaha pengembangan di Himpunan pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumut, akan memberikan pelatihan bagi tenaga muda untuk mengembangkan usahanya.

“Pengembangan wirausaha muda ini untuk merupakan kerjasama dengan beberapa perbankan dan perusahaan dalam memberikan CSR (Corporate Social Responbility) nya, dan juga bantuan dari kementerian koperasi,” ujar Ketua Hipmi Sumut, Firsal Mutyara. Dirinya menjelaskan, bantuan yang diberikan yang diberikan oleh Kementrian Koperasi ini merupakan bagi asosiasi yang telah memiliki Koperasi Simpan Pinjam (KSP). “Kita telah memiliki KSP dengan dana sekitar Rp100 juta, dan bantuan dari Kemenkop yang berupa dana bergulir tersebut sebesar Rp2 M,” tambah nya.

Dirinya menjelaskan untuk program pembinaan ini, memiliki syarat, yaitu alumni dari sebuah universitas, dan tentu saja anggota Hipmi. “Kita ambil alumni, karena niat kita akan membuat pajak kampus. Karena kita sadari, daya beli mahasiswa lebih besar dibandingkan dengan pekerja,” lanjutnya.
Nantinya, dalam pembinaan, wirausaha muda yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan kios dengan harga gratis, selama 1 tahun. Dan tahun selanjutnya akan digantikan dengan calon wirausaha yang lain. “Pembangunan kios ini merupakan bantuan dari CSR yang bekerja sama, jadi hanya berlaku selama 1 tahun, sedangkan untuk tahun selanjutnya akan digantikan dengan yang lain,” lanjutnya.

Untuk target pembangunan kios bagi para wirausaha ini akan direncanakan sekitar 200 kios diberbagai daerah di Sumut, mulai dari Medan, Rantau Prapat, Madina, dan Kota Pinang. “Untuk tahun ini kita konsen untuk di Medan yang harus terealisasi, kemudian dilanjutkan di daerah. Tetapi kendala kita didaerah, pada umumnya masyarakat di daerah lebih banyak memiliki uang, sehingga untuk berusaha mereka jadi sedikit sulit,” tambahnya.

Dan untuk lebih meyakinkan akan usaha ini, dari tim Hipmi telah dibentuk tim investigasi untuk pembentukan. “Dan dengan tim ini akan dicari dengan siapa yang cocok dan lahan untuk dijadikan pengusaha,” tambahnya. Dan untuk syarat mengikuti program ini, harus menjadi anggota Hipmi. “Sumut yang begitu besarnya dengan jumlah anggota yang banyak, tidak tertarik untuk menjadi anggota Hipmi. Hingga saat ini tercatat hanya sekitar 1040-an anggota Hipmi Sumut yang aktif,” ujarnya. Padahal jumlah pengusaha lebih dari jumlah yang tercatat. “Banyak sekali pengusaha kita, terutama yang bergerak dalam bidang konstruksi, jasa, dan perkebunan atau pertanian,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi, BOTB Sihombing menyatakan, untuk mengurangi penggangguran yang bisa dilakukan adalah wirausaha, dan terkait hal tersebut ada program pemerintah untuk pengembangan wirausaha. “Tetapi untuk usaha saat ini masih bisa dikatakan sangat kecil, seperti pada umumnya terkendala dengan dana,” ujarnya.(ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/