28 C
Medan
Wednesday, August 21, 2024

Kembali Gelar Medan Digifestival 2024, KPw BI Sumut Sasar Emak-emak Sosialisasi Keuangan Digital

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut) kembali menyelenggarakan perhelatan Medan Digifestival 2024, yang dilaksanakan di Gedung Pancasila Universitas Sumatera Utara (USU), selama tiga hari, yakni Jumat hingga Minggu, 16-18 Agustus 2024.

Medan Digifestival merupakan sebagai bagian kegiatan flagship Pekan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Nasional, dengan tema, ‘Pakai QRIS untuk Indonesia Maju’, yang dilaksanakan serentak di seluruh KPw BI. Tema ini menjadi semangat dan dorongan penggunaan instrumen pembayaran digital untuk mendukung kemudahan transaksi bagi masyarakat yang dapat berdampak positif bagi perekonomian. Dan acara ini telah digelar sebanyak dua kali, sejak tahun 2023 lalu.

Acara tersebut dihadiri, Kepala KPw BI Sumut, IGP Wira Kusuma, Pj Gubernur Sumut, Agus Fathoni, Rektor USU Muryanto Amin, Kepala OJK Sumut, Khoirul Mutaqien, dan lainnya.

Kepala KPw BI Sumut, IGP Wira Kusuma mengatakan, Medan Digifestival ini tentunya dapat terselenggara berkat kolaborasi dan sinergi seluruh stakeholder terkait, baik civitas akademika USU selaku tuan rumah, Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BMPD) Sumut, serta penyelenggara jasa pembayaran lainnya.

“Digifestival menjadi ajang dan sarana untuk meningkatkan akseptansi instrumen pembayaran digital kepada masyarakat luas dan sekaligus kampanye perlindungan konsumen, termasuk upaya edukasi terkait pemanfaatan kemajuan digital untuk hal-hal positif dan menghindari berbagai tindak pidana di dunia digital, termasuk maraknya isu judi online yang menjadi perhatian bagi seluruh stakeholder di Indonesia, termasuk BI,” ujar Wira, dalam Open Ceremony Medan Digifestival, Pekan QRIS Nasional 2024, di Gedung Pancasila USU, Medan, Jumat (16/8) petang.

Dijelaskannya, rangkaian kegiatan Medan Digifestival meliputi talkshow perkembangan keuangan digital dan kampanye perlindungan konsumen dengan menghadirkan berbagai narasumber mulai dari regulator (BI, OJK), penegak hukum, penyedia jasa pembayaran, dan juga pengguna layanan keuangan digital
(public figure), sehingga diharapkan dapat memberikan berbagai pemahaman dari beberapa perspektif terkait keuangan digital.

Selain itu, sambung Wira, terdapat pameran produk layanan penyelenggara jasa pembayaran dan industri jasa keuangan, bazar produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), kerajinan, berbagai jenis hiburan, funwalk dan berbagai aktivitas perlombaan untuk mendorong kampanye, edukasi ekonomi serta keuangan digital.

Acara ini, lanjutnya, merupakan acara tahunan dari BI untuk memberikan edukasi dan meningkatkan literasi masyarakat, khususnya terhadap transaksi digital. Menurutnya, substansi dalam Medan Digifestival tersebut, tentu akan terus dilanjutkan secara kontinu dan konsisten melalui berbagai kegiatan edukasi serta literasi untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan tetap mengedepankan kolaborasi dan sinergi dengan seluruh stakeholder terkait.

“Ini penting ya untuk perekonomian, membuat semuanya efisien, tapi di sisi lain ada risiko-risikonya. Nah ini yang harus diketahui masyarakat, sehingga di Medan Digifestival ada sejumlah permainan, seperti Digimis. Permainan tersebut benar-benar dijelaskan jenis-jenis risikonya serta bagaimana pencegahannya, agar literasi masyarakat bisa semakin baik dan sadar akan risiko-risikonya,” tandasnya.

Disinggung terkait emak-emak yang belum paham terkait digitalisasi, keuangan digital bahkan QRIS, Wira mengungkapkan, bahwa terkait QRIS, BI sudah banyak sosialisasinya, termasuk ‘Cinta, Bangga dan Paham Rupiah’. Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan di Medan, tetapi juga di pelosok-pelosok di Sumut. Sehingga transaksinya sudah sangat tinggi penggunaannya.

“Memang ada terkendala terkait infrastruktur, semoga ke depan dapat teratasi. Dan terkait sosialisasi digitalisasi secara umum, nanti kita akan kerja sama dengan OJK dan perbankan-perbankan. Hal ini nanti akan diperluas,” katanya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumut, Agus Fathoni menuturkan, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi begitu pesat, sehingga mau tidak mau harus diikuti. Dalam hal ini, Pemerintahan Daerah (Pemda) juga harus mengikuti perkembangan ini dan mengubah seluruh transaksinya menjadi transaksi digital.

“Ini akan terus kita pacu. Memang ada kendala-kendala, baik infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Upaya-upaya dan kerja sama akan terus dilakukan, salah satunya sosialisasi. Bukan hanya kepada mahasiswa, tetapi juga kepada yang selesai mahasiswa atau bukan mahasiswa. Bukan hanya kepada yang muda tetapi juga kepada yang tua. Bukan hanya lewat pertemuan, tetapi juga via media-media lain, yakni media sosial (Medsos), tutorial yang bisa disebarluaskan. Sehingga kita perlu membuat akses yang besat, sehingga masyarakat semakin sadar dan tahu dan risiko-risikonya dapat diminimalisir,” tegasnya.

Rektor USU, Muryanto Amin menambahkan, Medan Digifest telah dilaksanakan kedua kalinya sejak tahun 2023. Ini adalah sebuah tugas dari perguruan tinggi, salah satunya yakni USU, melakukan advokasi, membuat desiminasi dan juga bisa berdampak pada transformasi perubahan yang diinginkan oleh semua pihak. “Digifest ini dalam rangkaian untuk proses edukasi kepada masyarakat yang terkait pada pusat pembayaran,” ujarnya.

Ia menilai, ada banyak peluang yang bisa dikelola dengan baik, sehingga menghasilkan dampak ekonomi yang cukup besar. “Riset yang telah dilakukan, hambatan utamanya, adalah membuka cara berpikir masyarakat tentang penggunaan transaksi keuangan digital ini,” imbuhnya.

Dikatakannya, bahwa di Asia Tenggara, Indonesia memiliki penduduk yang besar dan potensi ekonomi yang luar biasa, tetapi kemajuan digital transaksi keuangan masih belum menunjukkan angka yang signifikan.

“Ini hasil riset yang kita lakukan. Kita perlu banyak mitra, setiap penerimaan mahasiswa baru dapat sekaligus disosialisasikan. Dan kebetulan timingnya ini momennya sangat pas, mudah-mudahan kegiatan ini dapat banyak membantu tugas BI sebagai leader utama dalam sosialisasi transaksi digital,” harapnya. (dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut) kembali menyelenggarakan perhelatan Medan Digifestival 2024, yang dilaksanakan di Gedung Pancasila Universitas Sumatera Utara (USU), selama tiga hari, yakni Jumat hingga Minggu, 16-18 Agustus 2024.

Medan Digifestival merupakan sebagai bagian kegiatan flagship Pekan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Nasional, dengan tema, ‘Pakai QRIS untuk Indonesia Maju’, yang dilaksanakan serentak di seluruh KPw BI. Tema ini menjadi semangat dan dorongan penggunaan instrumen pembayaran digital untuk mendukung kemudahan transaksi bagi masyarakat yang dapat berdampak positif bagi perekonomian. Dan acara ini telah digelar sebanyak dua kali, sejak tahun 2023 lalu.

Acara tersebut dihadiri, Kepala KPw BI Sumut, IGP Wira Kusuma, Pj Gubernur Sumut, Agus Fathoni, Rektor USU Muryanto Amin, Kepala OJK Sumut, Khoirul Mutaqien, dan lainnya.

Kepala KPw BI Sumut, IGP Wira Kusuma mengatakan, Medan Digifestival ini tentunya dapat terselenggara berkat kolaborasi dan sinergi seluruh stakeholder terkait, baik civitas akademika USU selaku tuan rumah, Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BMPD) Sumut, serta penyelenggara jasa pembayaran lainnya.

“Digifestival menjadi ajang dan sarana untuk meningkatkan akseptansi instrumen pembayaran digital kepada masyarakat luas dan sekaligus kampanye perlindungan konsumen, termasuk upaya edukasi terkait pemanfaatan kemajuan digital untuk hal-hal positif dan menghindari berbagai tindak pidana di dunia digital, termasuk maraknya isu judi online yang menjadi perhatian bagi seluruh stakeholder di Indonesia, termasuk BI,” ujar Wira, dalam Open Ceremony Medan Digifestival, Pekan QRIS Nasional 2024, di Gedung Pancasila USU, Medan, Jumat (16/8) petang.

Dijelaskannya, rangkaian kegiatan Medan Digifestival meliputi talkshow perkembangan keuangan digital dan kampanye perlindungan konsumen dengan menghadirkan berbagai narasumber mulai dari regulator (BI, OJK), penegak hukum, penyedia jasa pembayaran, dan juga pengguna layanan keuangan digital
(public figure), sehingga diharapkan dapat memberikan berbagai pemahaman dari beberapa perspektif terkait keuangan digital.

Selain itu, sambung Wira, terdapat pameran produk layanan penyelenggara jasa pembayaran dan industri jasa keuangan, bazar produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), kerajinan, berbagai jenis hiburan, funwalk dan berbagai aktivitas perlombaan untuk mendorong kampanye, edukasi ekonomi serta keuangan digital.

Acara ini, lanjutnya, merupakan acara tahunan dari BI untuk memberikan edukasi dan meningkatkan literasi masyarakat, khususnya terhadap transaksi digital. Menurutnya, substansi dalam Medan Digifestival tersebut, tentu akan terus dilanjutkan secara kontinu dan konsisten melalui berbagai kegiatan edukasi serta literasi untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan tetap mengedepankan kolaborasi dan sinergi dengan seluruh stakeholder terkait.

“Ini penting ya untuk perekonomian, membuat semuanya efisien, tapi di sisi lain ada risiko-risikonya. Nah ini yang harus diketahui masyarakat, sehingga di Medan Digifestival ada sejumlah permainan, seperti Digimis. Permainan tersebut benar-benar dijelaskan jenis-jenis risikonya serta bagaimana pencegahannya, agar literasi masyarakat bisa semakin baik dan sadar akan risiko-risikonya,” tandasnya.

Disinggung terkait emak-emak yang belum paham terkait digitalisasi, keuangan digital bahkan QRIS, Wira mengungkapkan, bahwa terkait QRIS, BI sudah banyak sosialisasinya, termasuk ‘Cinta, Bangga dan Paham Rupiah’. Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan di Medan, tetapi juga di pelosok-pelosok di Sumut. Sehingga transaksinya sudah sangat tinggi penggunaannya.

“Memang ada terkendala terkait infrastruktur, semoga ke depan dapat teratasi. Dan terkait sosialisasi digitalisasi secara umum, nanti kita akan kerja sama dengan OJK dan perbankan-perbankan. Hal ini nanti akan diperluas,” katanya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumut, Agus Fathoni menuturkan, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi begitu pesat, sehingga mau tidak mau harus diikuti. Dalam hal ini, Pemerintahan Daerah (Pemda) juga harus mengikuti perkembangan ini dan mengubah seluruh transaksinya menjadi transaksi digital.

“Ini akan terus kita pacu. Memang ada kendala-kendala, baik infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Upaya-upaya dan kerja sama akan terus dilakukan, salah satunya sosialisasi. Bukan hanya kepada mahasiswa, tetapi juga kepada yang selesai mahasiswa atau bukan mahasiswa. Bukan hanya kepada yang muda tetapi juga kepada yang tua. Bukan hanya lewat pertemuan, tetapi juga via media-media lain, yakni media sosial (Medsos), tutorial yang bisa disebarluaskan. Sehingga kita perlu membuat akses yang besat, sehingga masyarakat semakin sadar dan tahu dan risiko-risikonya dapat diminimalisir,” tegasnya.

Rektor USU, Muryanto Amin menambahkan, Medan Digifest telah dilaksanakan kedua kalinya sejak tahun 2023. Ini adalah sebuah tugas dari perguruan tinggi, salah satunya yakni USU, melakukan advokasi, membuat desiminasi dan juga bisa berdampak pada transformasi perubahan yang diinginkan oleh semua pihak. “Digifest ini dalam rangkaian untuk proses edukasi kepada masyarakat yang terkait pada pusat pembayaran,” ujarnya.

Ia menilai, ada banyak peluang yang bisa dikelola dengan baik, sehingga menghasilkan dampak ekonomi yang cukup besar. “Riset yang telah dilakukan, hambatan utamanya, adalah membuka cara berpikir masyarakat tentang penggunaan transaksi keuangan digital ini,” imbuhnya.

Dikatakannya, bahwa di Asia Tenggara, Indonesia memiliki penduduk yang besar dan potensi ekonomi yang luar biasa, tetapi kemajuan digital transaksi keuangan masih belum menunjukkan angka yang signifikan.

“Ini hasil riset yang kita lakukan. Kita perlu banyak mitra, setiap penerimaan mahasiswa baru dapat sekaligus disosialisasikan. Dan kebetulan timingnya ini momennya sangat pas, mudah-mudahan kegiatan ini dapat banyak membantu tugas BI sebagai leader utama dalam sosialisasi transaksi digital,” harapnya. (dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/