26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Pengusaha Diminta Kampanyekan Produk Lokal

MEDAN- Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST memberikan apresiasi kepada para pengusaha ekspor di Sumut yang berhasil menjaga nilai perdagangan Sumut surplus selama tahun 2012. Berdasarkan data BPS, Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara selama sebelas bulan (Januari-November) tahun 2012 mencapai US$4,81 miliar.

Apresiasi itu disampaikan Gatot pada acara Cofee Morning bersama pengusaha ekspor Sumut, di Rumah Dinas Gubernur, Rabu (16/1). Hadir dalam kesempatan itu Ses Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag RI Partogi Pangaribuan, Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut Khairul Mahalli, General Manager PT Akasa Pura II HT Said Ridwan, ST, MM dan para pemangku kepentingan kegiatan ekspor. Hadir juga Konsulat jenderal Malaysia, Jepang dan Konjen Kehormantan Belanda serta para pimpinan asosiasi pengusaha sawit, karet,  kopi dan kakao di Sumut.

Gatot menyebutkan di tengah kelesuan kondisi perekonomian global, Sumut berhasil menjaga nilai perdagangan tetap surplus, sementara secara nasional perdagangan Indonesia mengalami defisit. Selama periode Januari hingga November tahun 2012  neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit mencapai US$  1,3 miliar. “Terima kasih dan apresiasi kami, di tengah sumut krisis global, para eksportir sudah berjuang sehingga nilai perdagangan Sumut tetap eksis dan surplus,” ujar Gatot di hadapan puluhan pengusaha yang hadir.

Dia berharap pada tahun 2013 kinerja perdagangan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lebih baik lagi melalui kerja sama dan dukungan para pemangku kepentingan yang ada.

Sebagaimana diungkapkan Ses Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag RI Partogi Pangaribuan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2012 mengalami penurunan sekitar US$ 20 milyar jika dibandingkan tahun 2011. “Menteri Perdagangan sudah mencanangkan tahun 2013 ini bagaimana meningkatkan ekspor. Terima kasih pada masa sulit sekarang, perdagangan Sumut masih mampu mengalami surplus,” ujar Pangaribuan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara surplus neraca perdagangan selama sebelas  bulan tahun 2012 mencapai US$4,81 miliar, dimana nilai ekspor komulatif Januari-November mencapai US$9,5 miliar. Walaupun angka tersebut menurun 12,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$10,9 miliar.

Sementara itu Gatot juga menekankan agar pengusaha ikut menggalakkan kampanye penggunaan produk lokal kepada masyarakat luas.  “Produk lokal kita sebenarnya punya kualitas membanggakan, apabila masyarakat mencintai produk dalam negeri, maka akan mendorong meningkatkan kualitas poduk sehingga kita dapat dengan bangga mengekspornya,” ujar Gatot sembari mengkampanyekan sepatu buatan pengerajin Medan yang selalu dikenakannya.

Dalam acara cofee morning yang digelar rutin tersebut, para pengusaha mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi. Diantaranya peraturan baru menteri pertanian berupa pemeriksaan fisik terakhir terhadap kontainer sehingga menambah biaya dan resiko susut atauoun kontaminasi komoditi yang bakal diekspor. “Sekarang diterapkan pemeriksaan fisik terakhir kepada setiap kontainer masuk sehingga ada biaya tambahan seperti cost penjagaan dan pengawalan kontainer karena ada resiko pencurian, tambah biaya asuransi. Belum ada surat edaran resmi, peraturan sudah di jalankan,” ungkap Arif perwakilan PT Kokoa.

Sadarsyah dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut juga mengungkapkaan keluhan serupa. Dia juga meminta pemerintah membatasi masuknya pengusaha asing yang langsung membeli komoditi kopi kepada petani di daerah. (dra)

MEDAN- Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST memberikan apresiasi kepada para pengusaha ekspor di Sumut yang berhasil menjaga nilai perdagangan Sumut surplus selama tahun 2012. Berdasarkan data BPS, Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara selama sebelas bulan (Januari-November) tahun 2012 mencapai US$4,81 miliar.

Apresiasi itu disampaikan Gatot pada acara Cofee Morning bersama pengusaha ekspor Sumut, di Rumah Dinas Gubernur, Rabu (16/1). Hadir dalam kesempatan itu Ses Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag RI Partogi Pangaribuan, Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut Khairul Mahalli, General Manager PT Akasa Pura II HT Said Ridwan, ST, MM dan para pemangku kepentingan kegiatan ekspor. Hadir juga Konsulat jenderal Malaysia, Jepang dan Konjen Kehormantan Belanda serta para pimpinan asosiasi pengusaha sawit, karet,  kopi dan kakao di Sumut.

Gatot menyebutkan di tengah kelesuan kondisi perekonomian global, Sumut berhasil menjaga nilai perdagangan tetap surplus, sementara secara nasional perdagangan Indonesia mengalami defisit. Selama periode Januari hingga November tahun 2012  neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit mencapai US$  1,3 miliar. “Terima kasih dan apresiasi kami, di tengah sumut krisis global, para eksportir sudah berjuang sehingga nilai perdagangan Sumut tetap eksis dan surplus,” ujar Gatot di hadapan puluhan pengusaha yang hadir.

Dia berharap pada tahun 2013 kinerja perdagangan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lebih baik lagi melalui kerja sama dan dukungan para pemangku kepentingan yang ada.

Sebagaimana diungkapkan Ses Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag RI Partogi Pangaribuan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2012 mengalami penurunan sekitar US$ 20 milyar jika dibandingkan tahun 2011. “Menteri Perdagangan sudah mencanangkan tahun 2013 ini bagaimana meningkatkan ekspor. Terima kasih pada masa sulit sekarang, perdagangan Sumut masih mampu mengalami surplus,” ujar Pangaribuan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara surplus neraca perdagangan selama sebelas  bulan tahun 2012 mencapai US$4,81 miliar, dimana nilai ekspor komulatif Januari-November mencapai US$9,5 miliar. Walaupun angka tersebut menurun 12,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$10,9 miliar.

Sementara itu Gatot juga menekankan agar pengusaha ikut menggalakkan kampanye penggunaan produk lokal kepada masyarakat luas.  “Produk lokal kita sebenarnya punya kualitas membanggakan, apabila masyarakat mencintai produk dalam negeri, maka akan mendorong meningkatkan kualitas poduk sehingga kita dapat dengan bangga mengekspornya,” ujar Gatot sembari mengkampanyekan sepatu buatan pengerajin Medan yang selalu dikenakannya.

Dalam acara cofee morning yang digelar rutin tersebut, para pengusaha mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi. Diantaranya peraturan baru menteri pertanian berupa pemeriksaan fisik terakhir terhadap kontainer sehingga menambah biaya dan resiko susut atauoun kontaminasi komoditi yang bakal diekspor. “Sekarang diterapkan pemeriksaan fisik terakhir kepada setiap kontainer masuk sehingga ada biaya tambahan seperti cost penjagaan dan pengawalan kontainer karena ada resiko pencurian, tambah biaya asuransi. Belum ada surat edaran resmi, peraturan sudah di jalankan,” ungkap Arif perwakilan PT Kokoa.

Sadarsyah dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut juga mengungkapkaan keluhan serupa. Dia juga meminta pemerintah membatasi masuknya pengusaha asing yang langsung membeli komoditi kopi kepada petani di daerah. (dra)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/