32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Harga Saham Berguguran, Investasi Kripto Naik 100 Persen

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para investor mulai melepas sejumlah aset investasi berisiko di tengah ketidakpastian wabah virus korona yang telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Hal tersebut membuat beberapa aset investasi mengalami penurunan tajam belakangan ini.

Perusahaan startup financial technology (Fintech) di bidang aset kripto dan blockchain seperti Bitcoin, Indodax melaporkan kenaikan harga bitcoin dan aset kripto lain setelah beberapa hari turun. Bahkan beberapa aset kripto mengalami kenaikan lebih dari 100 persen.

CEO Indondax Oscar Darmawan mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa saat ini merupakan momen yang tepat untuk berinvestasi di cryptocurrency atau aset kripto. Karena selain harga yang sedang turun, momen halving day bitcoin juga akan berlangsung beberapa minggu lagi.

Menurutnya, aset kripto masih menjadi aset yang menarik diperdangangkan pada saat wabah virus korona terjadi. Sebab, dengan adanya intruksi pemerintah yang mengharuskan bekerja dari rumah (work from home/WFH) justru membuat aktivitas perdagangan aset kripto justru melonjak cukup tinggi.

“Dua hari terakhir kita melihat harga kripto mulai mengalami lonjakan harga kembali karena demand yang muncul dari orang yang khawatir dengan kondisi ekonomi global saat ini yang makin tidak menentu karena virus korona ini,” kata Oscar Darmawan melalui pers rilis, Rabu (18/3).

Ia menjelaskan, tidak seperti saham dan reksa dana, bitcoin dan aset kripto lain diklaim tidak terpengaruh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Penentuan harga bitcoin dan aset kripto lainnya murni permintaan dan penawaran.

“Penyebab turunnya harga hanya karena aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai untuk berbelanja dan menyelamatkan usaha mereka karena korona. Hanya itu saja. Beda dari saham, reksa dana, dan lain-lain yang terpengaruh langsung dengan krisis global dan kebijakan pemerintah,” ucapnya.

Oscar menambahkan, harga bitcoin relatif lebih kuat bertahan dibandingkan produk investasi lainnya, seperti saham. Jika dilihat pergerakan harganya dari Rp 96 juta pada 2 Januari 2020, bitcoin justru sempat naik lebih dari 40 persen hingga Rp 141 juta pada 14 Februari 2020.

Sedangkan IHSG bergerak bearish dari awal tahun. Semenjak 2 Januari 2020, IHSG terus turun dari 6.283 hingga menjadi 4.464 pada Rabu (18/3). Pada pekan lalu, harga bitcoin sempat turun ke Rp 63,52 juta. Namun, pada Rabu (18/3) sekitar pukul 10.00 WIB, harga bitcoin sudah mencapai Rp 83,90 juta.

“Masyarakat membutuhkan media investasi yang lebih aman dan tidak terpengaruh efek ekonomi global, sehingga aset kripto menjadi salah satu pilihannya,” pungkasnya. (jpg/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para investor mulai melepas sejumlah aset investasi berisiko di tengah ketidakpastian wabah virus korona yang telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Hal tersebut membuat beberapa aset investasi mengalami penurunan tajam belakangan ini.

Perusahaan startup financial technology (Fintech) di bidang aset kripto dan blockchain seperti Bitcoin, Indodax melaporkan kenaikan harga bitcoin dan aset kripto lain setelah beberapa hari turun. Bahkan beberapa aset kripto mengalami kenaikan lebih dari 100 persen.

CEO Indondax Oscar Darmawan mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa saat ini merupakan momen yang tepat untuk berinvestasi di cryptocurrency atau aset kripto. Karena selain harga yang sedang turun, momen halving day bitcoin juga akan berlangsung beberapa minggu lagi.

Menurutnya, aset kripto masih menjadi aset yang menarik diperdangangkan pada saat wabah virus korona terjadi. Sebab, dengan adanya intruksi pemerintah yang mengharuskan bekerja dari rumah (work from home/WFH) justru membuat aktivitas perdagangan aset kripto justru melonjak cukup tinggi.

“Dua hari terakhir kita melihat harga kripto mulai mengalami lonjakan harga kembali karena demand yang muncul dari orang yang khawatir dengan kondisi ekonomi global saat ini yang makin tidak menentu karena virus korona ini,” kata Oscar Darmawan melalui pers rilis, Rabu (18/3).

Ia menjelaskan, tidak seperti saham dan reksa dana, bitcoin dan aset kripto lain diklaim tidak terpengaruh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Penentuan harga bitcoin dan aset kripto lainnya murni permintaan dan penawaran.

“Penyebab turunnya harga hanya karena aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai untuk berbelanja dan menyelamatkan usaha mereka karena korona. Hanya itu saja. Beda dari saham, reksa dana, dan lain-lain yang terpengaruh langsung dengan krisis global dan kebijakan pemerintah,” ucapnya.

Oscar menambahkan, harga bitcoin relatif lebih kuat bertahan dibandingkan produk investasi lainnya, seperti saham. Jika dilihat pergerakan harganya dari Rp 96 juta pada 2 Januari 2020, bitcoin justru sempat naik lebih dari 40 persen hingga Rp 141 juta pada 14 Februari 2020.

Sedangkan IHSG bergerak bearish dari awal tahun. Semenjak 2 Januari 2020, IHSG terus turun dari 6.283 hingga menjadi 4.464 pada Rabu (18/3). Pada pekan lalu, harga bitcoin sempat turun ke Rp 63,52 juta. Namun, pada Rabu (18/3) sekitar pukul 10.00 WIB, harga bitcoin sudah mencapai Rp 83,90 juta.

“Masyarakat membutuhkan media investasi yang lebih aman dan tidak terpengaruh efek ekonomi global, sehingga aset kripto menjadi salah satu pilihannya,” pungkasnya. (jpg/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/