28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

BKP Sumut Kampanye P2KP

MEDAN– Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumatera Utara memprioritaskan beberapa program di tahun 2012 ini. Salah satunya program percepatan diversifikasi konsumsi pangan.  Dalam upaya  ini, BKP Sumatera Utara  mendesain kampanye berkelanjutan yang langsung melibatkan kelompok–kelompok Pemanfaatan Pekarangan Percepatam Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Kota Medan yang saat ini jumlahnya ada 20 kelompok.

“Ada 20 kelompok yang akan dibina untuk program P2KP. Kita akan pantau seberapa mereka mengurangi konsumsi beras, seberapa banyak makan ubi, sayur dan sebagainya. Hasilnya akan dibahas secara khusus. Ini salah satu keseriusan kampanye menggalakkan diversifikasi pangan,” ujar Ir Setyo Purwadi, MM Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, pada acara paparan berkala di Aula Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Utara Rabu (16/5).

Ditambahkannya, pihaknya juga mengkampanyekan jenis makanan baru sebagai diversifikasi pangan yang tetap mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi masyarakat. Jenis makanan baru itu adalah bubur yang dibuat dari buah sukun yang dicampur dengan kacang koro.

Dari penelitian, sambungnya bubur tersebut memiliki gizi dan karbohidrat yang cukup sehingga asupan gizi yang dibutuhkan masyarakat tetap dapat dipenuhi. Disebutkannya,  program tersebut diperkirakan dapat diikuti masyarakat karena buah sukun cukup banyak tumbuh di sekitar pemukiman warga. Sedangkan untuk ketersediaan kacang koro, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Bulog Divre Sumut guna menyukseskan program tersebut.

Setyo  berharap program diversifikasi pangan tersebut dapat berjalan dengan sukses untuk mengurangi konsumsi beras yang cukup tinggi selama ini. “Jika program ini dapat dijalankan, ketahanan pangan kita semakin diperkuat,” katanya.

Sebelumnya,  BKP Sumut  mengkampayekan program makan ubi (manggadong) sebagai salah satu diversifikasi pangan. ‘’Kita merasa gembira karena program tersebut mulai mendapatkan respon positif, terutama bagi kalangan pengelola hotel berbintang di Medan yang mulai menyajikan menu makanan yang terbuat dari ubi,” jelasnya. (sih)

MEDAN– Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumatera Utara memprioritaskan beberapa program di tahun 2012 ini. Salah satunya program percepatan diversifikasi konsumsi pangan.  Dalam upaya  ini, BKP Sumatera Utara  mendesain kampanye berkelanjutan yang langsung melibatkan kelompok–kelompok Pemanfaatan Pekarangan Percepatam Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Kota Medan yang saat ini jumlahnya ada 20 kelompok.

“Ada 20 kelompok yang akan dibina untuk program P2KP. Kita akan pantau seberapa mereka mengurangi konsumsi beras, seberapa banyak makan ubi, sayur dan sebagainya. Hasilnya akan dibahas secara khusus. Ini salah satu keseriusan kampanye menggalakkan diversifikasi pangan,” ujar Ir Setyo Purwadi, MM Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, pada acara paparan berkala di Aula Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Utara Rabu (16/5).

Ditambahkannya, pihaknya juga mengkampanyekan jenis makanan baru sebagai diversifikasi pangan yang tetap mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi masyarakat. Jenis makanan baru itu adalah bubur yang dibuat dari buah sukun yang dicampur dengan kacang koro.

Dari penelitian, sambungnya bubur tersebut memiliki gizi dan karbohidrat yang cukup sehingga asupan gizi yang dibutuhkan masyarakat tetap dapat dipenuhi. Disebutkannya,  program tersebut diperkirakan dapat diikuti masyarakat karena buah sukun cukup banyak tumbuh di sekitar pemukiman warga. Sedangkan untuk ketersediaan kacang koro, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Bulog Divre Sumut guna menyukseskan program tersebut.

Setyo  berharap program diversifikasi pangan tersebut dapat berjalan dengan sukses untuk mengurangi konsumsi beras yang cukup tinggi selama ini. “Jika program ini dapat dijalankan, ketahanan pangan kita semakin diperkuat,” katanya.

Sebelumnya,  BKP Sumut  mengkampayekan program makan ubi (manggadong) sebagai salah satu diversifikasi pangan. ‘’Kita merasa gembira karena program tersebut mulai mendapatkan respon positif, terutama bagi kalangan pengelola hotel berbintang di Medan yang mulai menyajikan menu makanan yang terbuat dari ubi,” jelasnya. (sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/