24.2 C
Medan
Sunday, September 1, 2024

Minta Alokasi Gas Benggala untuk Sumut

MEDAN-Krisis gas di Sumatera Utara sudah berlangsung lama dan belum juga ada solusinya. Hal ini membuat puluhan industri di Sumut yang memakai gas, terancam tutup. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) melalui Pertambangan dan Energi Sumatera Utara sudah menyurati Kementrian ESDM untuk memberikan alokasi gas dari sumur Benggala, Langkat, agar dialokasikan  untuk Sumut.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara, Binsar Situmorang mengaku, sudah mengirimkan surat ke Kementerian ESDM, agar memberikan alokasi gas untuk Sumut. Bahkan, pihaknya juga menyertakan agar dapat menjadi trader (pedagang) untuk menjual gas dari sumur Benggala. “Ada wacana untuk membentuk BUMD menjual gas tersebut. Yaitu, Kabupaten Binjai, Langkat, dan Pemprovsu. Ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian di Sumut,” ujarnya.

Dijelaskannya, PT Pertamina EP akan menghasilkan 5 sampai 7 million metric cubic feet per day (mmscfd). Dan Sumut sudah menyerahkan surat terkait dengan volume tersebut. Surat tersebut akan diproses oleh SKK Migas untuk ditentukan berapa alokasinya. “Kita harapnya untuk Sumut karena penghasilnya dari Sumut. Bagaimana SKK Migas akan menentukan, ya kita lihat saja nanti,” harapnya.

Sedangkan Sekretaris Daerah Sumatera Utara, Nurdin Lubis mengatakan, Pemprovsu akan berusaha keras agar gas yang di produksi oleh PT Pertamina EP dari Sumur Benggala di Langkat bisa dialokasikan untuk Sumut. “Kita akan upayakan agar gas tersebut dapat di alokasikan untuk Sumut. Keputusan akan diserahkan seutuhnya pada kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dalam Permen (Peraturan Pemerintah) No 3 tahun 2010,” ujarnya.
Dalam permen tersebut, lanjutnya, menyebutkan bahwa gas utamanya akan disalurkan untuk listrik, pupuk, dan kemudian industri. Sementara industri di Sumut, terutama Medan terus mengalami kekurangan pasokan. “Untuk kekurangan gas ini, bukan hanya Sumut, Aceh juga mengalami kekurangan, tapi tidak krisis. Karena itu, kita usahakan terus agar gas kembali ke kita,” lanjutnya.

Sementara itu, Public Relation Manager PT Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan, beroperasinya Sumur Benggala ini akan memberikan tambahan PAD ke Sumut sebesar 30 persen, yang dibagi 12 persen untuk daerah penghasil, 12 persen untuk Kabupaten/Kota, dan 6 persen untuk pemprovsu. Karena itu, dirinya mengharapkan agar dukungan diberikan kepada pihaknya. “Bila sudah berproduksi yang direncanakan pada September mendatang, akan memberikan 30 persen hasil bersih PAD sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Terkaitnya banyaknya yang berminat menjadi trader ini, Agus tidak dapat memberikan keputusan, karena yang mengatur pihak ke tiga (trader) dan alokasi gas nanti adalah kementrian ESDM. “Sumut harus mengirimkan surat agar alokasi gas dapat diberikan ke Sumut. Tapi, keputusan tetap di tangan kementerian. Sedangkan kita sudah melaporkan ke ESDM, berapa volume gas yang akan kita hasilkan dalam jangka waktu 8 tahun mendatang,” pungkasnya. (ram)

MEDAN-Krisis gas di Sumatera Utara sudah berlangsung lama dan belum juga ada solusinya. Hal ini membuat puluhan industri di Sumut yang memakai gas, terancam tutup. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) melalui Pertambangan dan Energi Sumatera Utara sudah menyurati Kementrian ESDM untuk memberikan alokasi gas dari sumur Benggala, Langkat, agar dialokasikan  untuk Sumut.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara, Binsar Situmorang mengaku, sudah mengirimkan surat ke Kementerian ESDM, agar memberikan alokasi gas untuk Sumut. Bahkan, pihaknya juga menyertakan agar dapat menjadi trader (pedagang) untuk menjual gas dari sumur Benggala. “Ada wacana untuk membentuk BUMD menjual gas tersebut. Yaitu, Kabupaten Binjai, Langkat, dan Pemprovsu. Ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian di Sumut,” ujarnya.

Dijelaskannya, PT Pertamina EP akan menghasilkan 5 sampai 7 million metric cubic feet per day (mmscfd). Dan Sumut sudah menyerahkan surat terkait dengan volume tersebut. Surat tersebut akan diproses oleh SKK Migas untuk ditentukan berapa alokasinya. “Kita harapnya untuk Sumut karena penghasilnya dari Sumut. Bagaimana SKK Migas akan menentukan, ya kita lihat saja nanti,” harapnya.

Sedangkan Sekretaris Daerah Sumatera Utara, Nurdin Lubis mengatakan, Pemprovsu akan berusaha keras agar gas yang di produksi oleh PT Pertamina EP dari Sumur Benggala di Langkat bisa dialokasikan untuk Sumut. “Kita akan upayakan agar gas tersebut dapat di alokasikan untuk Sumut. Keputusan akan diserahkan seutuhnya pada kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dalam Permen (Peraturan Pemerintah) No 3 tahun 2010,” ujarnya.
Dalam permen tersebut, lanjutnya, menyebutkan bahwa gas utamanya akan disalurkan untuk listrik, pupuk, dan kemudian industri. Sementara industri di Sumut, terutama Medan terus mengalami kekurangan pasokan. “Untuk kekurangan gas ini, bukan hanya Sumut, Aceh juga mengalami kekurangan, tapi tidak krisis. Karena itu, kita usahakan terus agar gas kembali ke kita,” lanjutnya.

Sementara itu, Public Relation Manager PT Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan, beroperasinya Sumur Benggala ini akan memberikan tambahan PAD ke Sumut sebesar 30 persen, yang dibagi 12 persen untuk daerah penghasil, 12 persen untuk Kabupaten/Kota, dan 6 persen untuk pemprovsu. Karena itu, dirinya mengharapkan agar dukungan diberikan kepada pihaknya. “Bila sudah berproduksi yang direncanakan pada September mendatang, akan memberikan 30 persen hasil bersih PAD sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Terkaitnya banyaknya yang berminat menjadi trader ini, Agus tidak dapat memberikan keputusan, karena yang mengatur pihak ke tiga (trader) dan alokasi gas nanti adalah kementrian ESDM. “Sumut harus mengirimkan surat agar alokasi gas dapat diberikan ke Sumut. Tapi, keputusan tetap di tangan kementerian. Sedangkan kita sudah melaporkan ke ESDM, berapa volume gas yang akan kita hasilkan dalam jangka waktu 8 tahun mendatang,” pungkasnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/