Dituding Penyebab Anjloknya Produktivitas Industri dan UMKM
JAKARTA-Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo, menegaskan kalangan pengusaha menyambut baik pencopotan Marie Elka Pangestu sebagai Menteri Perdagangan.
“Akibat berbagai kebijakannya Indonesia dibanjiri produk impor yang tak terkendalikan. Dan itu telah membunuh dan melumpuhkan industri manufaktur serta UMKM di dalam negeri,” kata Bambang, Selasa (18/10), di Jakarta.
Dijelaskan Bambang, momentum reshuffle kabinet merupakan peluang bagi Presiden SBY menunjukan kepedulian pada upaya revitalisasi potensi ekonomi dalam negeri.
“Tindakan paling strategis yang dibutuhkan saat ini adalah membentuk tim ekonomi kabinet yang militan, beranggotakan menteri-menteri yang tahu betul hakikat kepentingan nasional dan kepentingan rakyat,” tegasnya.
Menurut dia, ketergantungan pada bahan pangan impor tak terhindarkan karena niat merevitalisasi sektor pertanian dan perkebunan tanaman pangan dilaksanakan setengah hati. Disektor industri dan UMKM, kata Bambang, kebijakan impor yang demikian longgar malah menjadi faktor yang mematikan potensi ekonomi rakyat di dalam negeri.
Impor komoditi pangan tahun ini bisa mendekati angka Rp60 triliun. Sebab, dalam periode Januari-Juni 2011 saja, nilai impor pangan sudah mencapai Rp36,2 triliun.
Sebagai acuan atau perbandingan, total nilai impor bahan pangan per 2009 tercatat Rp51,97 triliun.
Komoditi yang diimpor meliputi gandum, jagung, beras, tepung terigu, kacang kedelai, susu, gula, daging sapi hingga garam dan cabai. Petumbuhan impor produk industri pun terbilang sangat cepat. Tahun 2010, nilai impor mesin dan peralatan tercatat 18 miliar dolar AS, produk elektronik 14 miliar dolar AS, produk otomotif dan komponennya 13 miliar dolar AS. Paling menggelisahkan tentu saja melihat pertumbuhan impor produk Cina di pasar dalam negeri.
“Akibat banjir produk impor yang tak terkendali, khususnya dari Cina, produktivitas sektor industri dan UMKM anjlok,” tegas Bambang yang juga Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, itu.
Selain itu, lanjut dia, volume penjualan produk lokal turun sangat tajam. “Akibatnya, kemampuan sektor industri dan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja pun semakin menyusut,” pungkasnya. (boy/jpnn)