30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

OJK: Oktober, Bulan Inklusi Keuangan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak tahun 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginisiasi Oktober sebagai Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang diselenggarakan secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini untuk mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024 mendatang, tentunya dalam mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Demikian disampaikan Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori didampingi Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK, Wan Nuzul Fachri, dan Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perizinan, Anton Purba kepada sejumlah wartawan, dalam acara Media Lunch Talk, di Opal Coffee, Jalan T Amir Hamzah Medan, Rabu (19/10).

Adapun, tema yang ditetapkan untuk bulan Oktober 2022 ini adalah ‘Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat’. “Dengan adanya bulan inklusi keuangan ini diharapkan akan semakin memperkuat komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholders dalam rangka pemenuhan dan peningkatan akses keuangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya Sumatera Utara (Sumut),” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi sarana dalam meningkatkan inklusi keuangan di Sumut, karena sebenarnya media partner disini merupakan agen literasi dan inklusi keuangan yang kuat, yang memiliki pengetahuan akan industri jasa keuangan yang baik dan memiliki kemampuan untuk meliterasi masyarakat secara masif.

Dalam memperingati BIK ini, pihaknya akan menggelar acara puncak BIK 2022 selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober 2022, di Atrium Selatan Plaza Medan Fair. “OJK bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Pemda) dan stakeholder melakukan peningkatan akses jasa keuangan melalui BIK 2022 tersebut,” jelasnya.

Yusup memaparkan, nantinya di acara BIK 2022 di Sumut, OJK bersama Forum IJK akan menyelenggarakan Ceremonial Opening berupa Peluncuran Website TPAID Provsu, Simbolis Produk LIK dan CSR. Selain itu juga ada 48 stan, yakni perbankan, UMKM, dan jasa keuangan. “Kemudian, ada juga seminar terkait jasa keuangan, agar masyarakat dapat memahami produk-produk jasa keuangan. Sasaran kita ada 5, yakni kaum perempuan, pemuda dan remaja, UMKM dan disabilitas,” tandasnya.

Yusup menilai, tahun 2022 ini merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia, baik dari segi kesehatan dan ekonomi, dari dampak masif pandemi Covid-19. Hal ini merupakan hal yang menggembirakan dan membanggakan mengingat tren pemulihan ini terus berlanjut di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.

Seiring dengan hal tersebut, lanjutnya, kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia juga terus menunjukkan tren pemulihan kinerja di segala sektor. “Dari sektor perbankan, tercatat perkembangan kredit pada Agustus 2022 tumbuh relatif stabil 10,62 persen yoy, utamanya ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19 persen yoy. Selain itu, Sektor Perbankan, IKNB, dan Pasar Modal di Sumut Menunjukkan Perkembangan yang Baik,” sebutnya.

Secara umum, sambungnya, stabilitas sektor jasa keuangan Sumatera Utara,  yang terdiri dari 110 entitas Perbankan, 84 entitas Pasar Modal, dan 188 entitas IKNB, pada posisi Agustus 2022 sudah memperlihatkan perkembangan yang baik, sehingga dapat terus berperan besar dalam mendorong pemulihan ekonomi provinsi, khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang secara stabil bertumbuh positif.

Kemudian, tambah Yusup, sektor perbankan Sumut yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 56 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada Agustus 2022 terpantau bergerak pulih. “Total aset tercatat sebesar Rp323,15 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,81 persen yoy. DPK juga bertumbuh sebesar 4,75 persen yoy menjadi Rp299,65 triliun,” imbuhnya.

Sementara itu, jelasnya, penyaluran kredit atau pembiayaan juga terus melanjutkan tren pertumbuhan positif sebesar 4,21 persen yoy dengan total penyaluran Rp223,52 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit produktif bank umum sebesar Rp158,01 triliun atau 71,23 persen dari total kredit, yang bertumbuh 3,23 persen yoy. “Di saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3 persen, yaitu sebesar 2,66 persen,” pungkasnya. (dwi/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak tahun 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginisiasi Oktober sebagai Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang diselenggarakan secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini untuk mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024 mendatang, tentunya dalam mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Demikian disampaikan Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori didampingi Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK, Wan Nuzul Fachri, dan Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perizinan, Anton Purba kepada sejumlah wartawan, dalam acara Media Lunch Talk, di Opal Coffee, Jalan T Amir Hamzah Medan, Rabu (19/10).

Adapun, tema yang ditetapkan untuk bulan Oktober 2022 ini adalah ‘Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat’. “Dengan adanya bulan inklusi keuangan ini diharapkan akan semakin memperkuat komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholders dalam rangka pemenuhan dan peningkatan akses keuangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya Sumatera Utara (Sumut),” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi sarana dalam meningkatkan inklusi keuangan di Sumut, karena sebenarnya media partner disini merupakan agen literasi dan inklusi keuangan yang kuat, yang memiliki pengetahuan akan industri jasa keuangan yang baik dan memiliki kemampuan untuk meliterasi masyarakat secara masif.

Dalam memperingati BIK ini, pihaknya akan menggelar acara puncak BIK 2022 selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober 2022, di Atrium Selatan Plaza Medan Fair. “OJK bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Pemda) dan stakeholder melakukan peningkatan akses jasa keuangan melalui BIK 2022 tersebut,” jelasnya.

Yusup memaparkan, nantinya di acara BIK 2022 di Sumut, OJK bersama Forum IJK akan menyelenggarakan Ceremonial Opening berupa Peluncuran Website TPAID Provsu, Simbolis Produk LIK dan CSR. Selain itu juga ada 48 stan, yakni perbankan, UMKM, dan jasa keuangan. “Kemudian, ada juga seminar terkait jasa keuangan, agar masyarakat dapat memahami produk-produk jasa keuangan. Sasaran kita ada 5, yakni kaum perempuan, pemuda dan remaja, UMKM dan disabilitas,” tandasnya.

Yusup menilai, tahun 2022 ini merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia, baik dari segi kesehatan dan ekonomi, dari dampak masif pandemi Covid-19. Hal ini merupakan hal yang menggembirakan dan membanggakan mengingat tren pemulihan ini terus berlanjut di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.

Seiring dengan hal tersebut, lanjutnya, kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia juga terus menunjukkan tren pemulihan kinerja di segala sektor. “Dari sektor perbankan, tercatat perkembangan kredit pada Agustus 2022 tumbuh relatif stabil 10,62 persen yoy, utamanya ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19 persen yoy. Selain itu, Sektor Perbankan, IKNB, dan Pasar Modal di Sumut Menunjukkan Perkembangan yang Baik,” sebutnya.

Secara umum, sambungnya, stabilitas sektor jasa keuangan Sumatera Utara,  yang terdiri dari 110 entitas Perbankan, 84 entitas Pasar Modal, dan 188 entitas IKNB, pada posisi Agustus 2022 sudah memperlihatkan perkembangan yang baik, sehingga dapat terus berperan besar dalam mendorong pemulihan ekonomi provinsi, khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang secara stabil bertumbuh positif.

Kemudian, tambah Yusup, sektor perbankan Sumut yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 56 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada Agustus 2022 terpantau bergerak pulih. “Total aset tercatat sebesar Rp323,15 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,81 persen yoy. DPK juga bertumbuh sebesar 4,75 persen yoy menjadi Rp299,65 triliun,” imbuhnya.

Sementara itu, jelasnya, penyaluran kredit atau pembiayaan juga terus melanjutkan tren pertumbuhan positif sebesar 4,21 persen yoy dengan total penyaluran Rp223,52 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit produktif bank umum sebesar Rp158,01 triliun atau 71,23 persen dari total kredit, yang bertumbuh 3,23 persen yoy. “Di saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3 persen, yaitu sebesar 2,66 persen,” pungkasnya. (dwi/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/