25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Target Produksi Perikanan Budidaya Sebesar 9,4 Juta Ton

Dari Hasil Seminar Outlook KKP di Jakarta

Hingga kini, potensi perikanan budidaya baru dimanfaatkan sekitar 11 persen. Memasuki 2012, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya mengoptimalkan peningkatan produksi perikanan secara signifikan.

Hal itu diutarakan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men KP) Sharif Cicip Sutardjo dalam seminar outlook perikanan 2012 bertajuk “Industrialisasi Perikanan Budidaya” di Hotel Paninsula, Rabu (18/1).

“Potensi perikanan budidaya lebih dari 9,58 juta hectare (ha), tetapi baru dimanfaatkan yang tercatat pada 2010 seluas 1,11 juta ha,’’ ungkap Cicip panggilan akrabnya.

Dia memaparkan, potensi perikanan seluas 9,58 juta ha itu terdiri atas potensi tambak seluas 1,22 juta ha dan potensi budidaya laut seluas 8,36 juta ha. Potensi perikanan budidaya tersebut meliputi budidaya laut, tambak, kolam, keramba, jaring apung, dan sawah. Industrialisasi kelautan dan perikanan akan dilaksanakan melalui pengembangan komoditas unggulan dan produk-produk bernilai tambah berorientasi pasar.
Menteri juga mengajak sekitar 50 pengusaha untuk berinvestasi dalam mengembangkan industri pengolahan dan pemasaran dengan menjadi bapak angkat bagi para petani tambak.

“Kita akan memfasilitasi sekitar 50 pengusaha untuk menjadi bapak angkat bagi para petambak agar bisa berinvestasi dalam mengembangkan sarana dan prasarana, operasional pakan dan kredit dengan perbankan,” ujar Cicip.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, sistem bagi hasil ini tergantung dari kesepakatan antara pengusaha dengan para petambak. Keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk persentase antara kedua belah pihak.

“Porsi keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengolah dan petambak sehingga kedua belah pihak tidak merasa dirugikan dan saling mendapatkan mutual benefit antara pengolah dan petambak,” ungkapnya.

Selain itu, ia menjelaskan, untuk mengoptimalkan potensi sumber daya perikanan budidaya, salah satu progam yang KKP lakukan adalah upaya revitalisasi perikanan budidaya.

Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2012 mematok target produksi perikanan budidaya sebesar 9,4 juta ton, target itu mengalami kenaikan 38 persen dari total capaian produksi ikan tahun 2011 sebesar 6,8 juta ton.
Pencapaian target produksi 2012 masih diarahkan pada 10 komoditas unggulan budidaya antara lain rumput laut, udang, kakap, kerapu, bandeng, mas, nila, patin, lele dan gurame.

Pada tahun 2012 ini, rumput laut masih diandalkan untuk memenuhi target produksi perikanan budidaya. Seperti sudah diketahui bahwa rumput laut menyumbangkan sekitar 60 persen data produksi nasional.

Sementara itu, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, Victor Nikijuluw menyebutkan, dalam upaya mendukung industrialisasi perikanan, KKP memprioritaskan peningkatan daya saing dan nilai tambah melalui program peningkatan supply chain and value chain management dengan empat strategi.

“Ada empat strategi tersebut di antaranya meningkatkan produksi perikanan tangkap melalui berbagai program seperti pengadaan kapal bantuan untuk para nelayan, meningkatkan produksi perikanan budidaya, meningkatkan produksi produk olahan bernilai tambah tinggi melalui peningkatan kapasitas UKM, dan industrialisasi pengolahan,’’ ujar pria asal Ambon tersebut. (nel/jpnn)

Dari Hasil Seminar Outlook KKP di Jakarta

Hingga kini, potensi perikanan budidaya baru dimanfaatkan sekitar 11 persen. Memasuki 2012, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya mengoptimalkan peningkatan produksi perikanan secara signifikan.

Hal itu diutarakan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men KP) Sharif Cicip Sutardjo dalam seminar outlook perikanan 2012 bertajuk “Industrialisasi Perikanan Budidaya” di Hotel Paninsula, Rabu (18/1).

“Potensi perikanan budidaya lebih dari 9,58 juta hectare (ha), tetapi baru dimanfaatkan yang tercatat pada 2010 seluas 1,11 juta ha,’’ ungkap Cicip panggilan akrabnya.

Dia memaparkan, potensi perikanan seluas 9,58 juta ha itu terdiri atas potensi tambak seluas 1,22 juta ha dan potensi budidaya laut seluas 8,36 juta ha. Potensi perikanan budidaya tersebut meliputi budidaya laut, tambak, kolam, keramba, jaring apung, dan sawah. Industrialisasi kelautan dan perikanan akan dilaksanakan melalui pengembangan komoditas unggulan dan produk-produk bernilai tambah berorientasi pasar.
Menteri juga mengajak sekitar 50 pengusaha untuk berinvestasi dalam mengembangkan industri pengolahan dan pemasaran dengan menjadi bapak angkat bagi para petani tambak.

“Kita akan memfasilitasi sekitar 50 pengusaha untuk menjadi bapak angkat bagi para petambak agar bisa berinvestasi dalam mengembangkan sarana dan prasarana, operasional pakan dan kredit dengan perbankan,” ujar Cicip.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, sistem bagi hasil ini tergantung dari kesepakatan antara pengusaha dengan para petambak. Keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk persentase antara kedua belah pihak.

“Porsi keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengolah dan petambak sehingga kedua belah pihak tidak merasa dirugikan dan saling mendapatkan mutual benefit antara pengolah dan petambak,” ungkapnya.

Selain itu, ia menjelaskan, untuk mengoptimalkan potensi sumber daya perikanan budidaya, salah satu progam yang KKP lakukan adalah upaya revitalisasi perikanan budidaya.

Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2012 mematok target produksi perikanan budidaya sebesar 9,4 juta ton, target itu mengalami kenaikan 38 persen dari total capaian produksi ikan tahun 2011 sebesar 6,8 juta ton.
Pencapaian target produksi 2012 masih diarahkan pada 10 komoditas unggulan budidaya antara lain rumput laut, udang, kakap, kerapu, bandeng, mas, nila, patin, lele dan gurame.

Pada tahun 2012 ini, rumput laut masih diandalkan untuk memenuhi target produksi perikanan budidaya. Seperti sudah diketahui bahwa rumput laut menyumbangkan sekitar 60 persen data produksi nasional.

Sementara itu, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, Victor Nikijuluw menyebutkan, dalam upaya mendukung industrialisasi perikanan, KKP memprioritaskan peningkatan daya saing dan nilai tambah melalui program peningkatan supply chain and value chain management dengan empat strategi.

“Ada empat strategi tersebut di antaranya meningkatkan produksi perikanan tangkap melalui berbagai program seperti pengadaan kapal bantuan untuk para nelayan, meningkatkan produksi perikanan budidaya, meningkatkan produksi produk olahan bernilai tambah tinggi melalui peningkatan kapasitas UKM, dan industrialisasi pengolahan,’’ ujar pria asal Ambon tersebut. (nel/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/