29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemko Medan Lanjutkan Operasi Pasar Bawang

MEDAN-Wali Kota Medan Rahudman Harahap menegaskan, Pemerintah Kota Medan terus melanjutkan operasi pasar bawang merah agar harganya kembali ke tingkat normal. “Hasil pantauan, harga bawang merah memang masih tinggi Rp50 ribu-Rp60 ribu per kg karena itu OP harus tetap dilakukan,” katanya, Jumat (19/4), kemarin.

BAWANG: Dua tangan memegang bawang merah. //dok
BAWANG: Dua tangan memegang bawang merah. //dok

Pekan lalu, saat Wali Kota bersama tim jajaran Pemkot Medan mengunjungi pasar tradisional ditemukan harga bawang itu masih mahal walau sudah turun dari harga sebelumnya sebesar Rp70 ribu per kg dan harga itu masih bertahan hingga pekan ini. Harga yang tinggi itu bukan saja menyusahkan konsumen tetapi juga pedagang.

Pedagang mengaku, tingginya harga bawang membuat daya beli konsumen menurun dan itu berdampak pada berkurangnya volume penjualan yang berimbas untung yang menurun pula. “Pemko Medan berharap harga bisa terus ditekan hingga kembali ke harga normal di bawah Rp30.000,00 per kg,”katanya.

Harga diyakini bisa turun, karena selain OP, pasokan bawang impor diyakini bertambah menyusul kebijakan tidak diaturnya lagi perdagangan komoditas itu. “Soal produksi, Pemkot Medan berharap Pemprov Sumut bisa meningkatkannya karena Medan tidak memiliki lahan untuk pengembangan tanaman itu,” katanya.

Kepala Sub bagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusiantini, menyebutkan, Sumut terus berupaya memperluas areal dan meningkatkan produksi bawang merah di sejumlah kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menekan impor.”Tahun ini rencana luas panen bawang merah di Sumut mencapai 1.443 hektare dengan produksi 12.990 ton,” katanya. Luasan tanaman bawang itu naik dari 2011 dan 2010 yang masih 1.408 hektare dan 1.379 hektare. Perluasan areal tanaman bawang itu dilakukan di sentra produksi yakni di Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Karo, Dairi, Samosir, dan Tapanuli Utara.

Lusiantini mengakui, produksi bawang merah Sumut itu masih jauh di bawah kebutuhan sehingga mengandalkan pasokan dari Jawa maupun luar negeri atau impor seperti dari Thailand dan India. ”Ketergantungan impor itu memang harus ditekan dengan cara peningkatan produksi,” katanya. (mag-7/bbs)

MEDAN-Wali Kota Medan Rahudman Harahap menegaskan, Pemerintah Kota Medan terus melanjutkan operasi pasar bawang merah agar harganya kembali ke tingkat normal. “Hasil pantauan, harga bawang merah memang masih tinggi Rp50 ribu-Rp60 ribu per kg karena itu OP harus tetap dilakukan,” katanya, Jumat (19/4), kemarin.

BAWANG: Dua tangan memegang bawang merah. //dok
BAWANG: Dua tangan memegang bawang merah. //dok

Pekan lalu, saat Wali Kota bersama tim jajaran Pemkot Medan mengunjungi pasar tradisional ditemukan harga bawang itu masih mahal walau sudah turun dari harga sebelumnya sebesar Rp70 ribu per kg dan harga itu masih bertahan hingga pekan ini. Harga yang tinggi itu bukan saja menyusahkan konsumen tetapi juga pedagang.

Pedagang mengaku, tingginya harga bawang membuat daya beli konsumen menurun dan itu berdampak pada berkurangnya volume penjualan yang berimbas untung yang menurun pula. “Pemko Medan berharap harga bisa terus ditekan hingga kembali ke harga normal di bawah Rp30.000,00 per kg,”katanya.

Harga diyakini bisa turun, karena selain OP, pasokan bawang impor diyakini bertambah menyusul kebijakan tidak diaturnya lagi perdagangan komoditas itu. “Soal produksi, Pemkot Medan berharap Pemprov Sumut bisa meningkatkannya karena Medan tidak memiliki lahan untuk pengembangan tanaman itu,” katanya.

Kepala Sub bagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusiantini, menyebutkan, Sumut terus berupaya memperluas areal dan meningkatkan produksi bawang merah di sejumlah kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menekan impor.”Tahun ini rencana luas panen bawang merah di Sumut mencapai 1.443 hektare dengan produksi 12.990 ton,” katanya. Luasan tanaman bawang itu naik dari 2011 dan 2010 yang masih 1.408 hektare dan 1.379 hektare. Perluasan areal tanaman bawang itu dilakukan di sentra produksi yakni di Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Karo, Dairi, Samosir, dan Tapanuli Utara.

Lusiantini mengakui, produksi bawang merah Sumut itu masih jauh di bawah kebutuhan sehingga mengandalkan pasokan dari Jawa maupun luar negeri atau impor seperti dari Thailand dan India. ”Ketergantungan impor itu memang harus ditekan dengan cara peningkatan produksi,” katanya. (mag-7/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/