MEDAN- Harga BBM (bahan bakar minyak) belum diumumkan kenaikan, namun beberapa jenis sembako malah sudah melejit naik.
Pantauan wartawan, di pasar Tradisional Kamis (20/6). Kenaikan harga terjadi pada telur ayam eropa, yang sebelumnya diecer Rp 900 per butir, kini naik menjadi Rp 1.100. Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng, yang sebelumnya diecer Rp 9.000 per kilogram, kini menjadi Rp 10 ribu / kilogram. Harga beras juga naik Rp 265 ribu per 30 Kilogram, dari harga sebelumnya Rp 240 ribu / 30 kilogram.
Kenaikan harga sembako ini diakui pemiliki warung nasi dimedan, Fatimah (46), sangat memberatkan para pedagang. Apalagi, tidak lama lagi Pemerintah akan menaikan harga BBM, menyusul pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan.”kalau pedagang, jelas merasa berat sekali lah. Apalah alasannya sembako naik, sementara BBM belum naik. Sebentar lagi bulan puasa, pelanggan berkurang, sementara modal juga bertambah. Pusinglah…”ujar Fatimah.
Senada dengan itu, seorang penjual sarapan lontong Ida (42), juga mengaku sejak kenaikan harga sembako beberapa pekan terakhir, menyebabkan omsetnya berkurang puluhan ribu rupiah. Sementara, hingga saat ini Ida mengaku masih enggan menaikan harga penjulan lontong, dikarenakan takut kehilangan pelanggan. (kl)
MEDAN- Harga BBM (bahan bakar minyak) belum diumumkan kenaikan, namun beberapa jenis sembako malah sudah melejit naik.
Pantauan wartawan, di pasar Tradisional Kamis (20/6). Kenaikan harga terjadi pada telur ayam eropa, yang sebelumnya diecer Rp 900 per butir, kini naik menjadi Rp 1.100. Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng, yang sebelumnya diecer Rp 9.000 per kilogram, kini menjadi Rp 10 ribu / kilogram. Harga beras juga naik Rp 265 ribu per 30 Kilogram, dari harga sebelumnya Rp 240 ribu / 30 kilogram.
Kenaikan harga sembako ini diakui pemiliki warung nasi dimedan, Fatimah (46), sangat memberatkan para pedagang. Apalagi, tidak lama lagi Pemerintah akan menaikan harga BBM, menyusul pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan.”kalau pedagang, jelas merasa berat sekali lah. Apalah alasannya sembako naik, sementara BBM belum naik. Sebentar lagi bulan puasa, pelanggan berkurang, sementara modal juga bertambah. Pusinglah…”ujar Fatimah.
Senada dengan itu, seorang penjual sarapan lontong Ida (42), juga mengaku sejak kenaikan harga sembako beberapa pekan terakhir, menyebabkan omsetnya berkurang puluhan ribu rupiah. Sementara, hingga saat ini Ida mengaku masih enggan menaikan harga penjulan lontong, dikarenakan takut kehilangan pelanggan. (kl)