30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Inflasi Bakal Dua Kali Lipat

Wahyu Ario Pratomo, ekonom dari Universitas Sumatra Utara (USU) memprediksi, opsi kenaikan BBM mencapai Rp2 ribu per liter akan memicu peningkatan inflasi hingga dua kali lipat. Harga barang akan naik, kecuali barang-barang yang bisa dikendalikan oleh pemerintah.
“Masyarakat enggak bisa lagi menolak terjadinya inflasi. Jadi kita hanya bias pasrah. Karena yang namanya kegiatan produksi, itu semua pakai minyak,” katanya.

Perhitungannya, jika BBM mengalami kenaikan hampir 50 persen, dimana komponen produksi memakai 20 persen untuk bahan bakar, harga barang-barang minimal akan naik hingga 10 persen. “Nah, inflasi bisa seperti itu,” ungkapnya.
Wahyu menambahkan, tingginya inflasi yang dipicu dari kenaikan harga sejumlah produk, dapat dilihat dari tren setiap kali terjadi kenaikan BBM pada tahun-tahun lalu.

“Pengalaman tahun 2005 dan 2008, itu kan pernah naik harga BBM, walaupun turun lagi. Itu inflasi 2005 sampai 17 persen, langsung terjadi peningkatan. Begitu juga dengan daerah yang tidak jauh dari situ,” ujarnya.

Dari pantauan Sumut Pos Senin (17/6) di Pasar Sambu medan belum terjadi tren kenaikan harga bahan pokok yang signifikan.
Harga sembako masih normal. Seperti diungkapkan Erwin, pedagang sembako, bahwa harga dagangannya masih normal. “Harga sembako masih normal, tetapi belum tahu besok. Karena kenaikan tidak bisa diprediksi, bisa saja beberapa jam lagi naik,” ungkapnya.

Stok bahan dari distributor juga masih aman dan tetap ada jika dipesan. “Saya mengantisipasi dengan menstok bahan yang tahan lama seperti gula, minyak goreng, mentega dan tepung. Walau saya stok tapi tidak berlebihan, cuma antisipasi supaya tidak mengelurakan modal yang cukup banyak,”sergahnya. (mag-9)

Wahyu Ario Pratomo, ekonom dari Universitas Sumatra Utara (USU) memprediksi, opsi kenaikan BBM mencapai Rp2 ribu per liter akan memicu peningkatan inflasi hingga dua kali lipat. Harga barang akan naik, kecuali barang-barang yang bisa dikendalikan oleh pemerintah.
“Masyarakat enggak bisa lagi menolak terjadinya inflasi. Jadi kita hanya bias pasrah. Karena yang namanya kegiatan produksi, itu semua pakai minyak,” katanya.

Perhitungannya, jika BBM mengalami kenaikan hampir 50 persen, dimana komponen produksi memakai 20 persen untuk bahan bakar, harga barang-barang minimal akan naik hingga 10 persen. “Nah, inflasi bisa seperti itu,” ungkapnya.
Wahyu menambahkan, tingginya inflasi yang dipicu dari kenaikan harga sejumlah produk, dapat dilihat dari tren setiap kali terjadi kenaikan BBM pada tahun-tahun lalu.

“Pengalaman tahun 2005 dan 2008, itu kan pernah naik harga BBM, walaupun turun lagi. Itu inflasi 2005 sampai 17 persen, langsung terjadi peningkatan. Begitu juga dengan daerah yang tidak jauh dari situ,” ujarnya.

Dari pantauan Sumut Pos Senin (17/6) di Pasar Sambu medan belum terjadi tren kenaikan harga bahan pokok yang signifikan.
Harga sembako masih normal. Seperti diungkapkan Erwin, pedagang sembako, bahwa harga dagangannya masih normal. “Harga sembako masih normal, tetapi belum tahu besok. Karena kenaikan tidak bisa diprediksi, bisa saja beberapa jam lagi naik,” ungkapnya.

Stok bahan dari distributor juga masih aman dan tetap ada jika dipesan. “Saya mengantisipasi dengan menstok bahan yang tahan lama seperti gula, minyak goreng, mentega dan tepung. Walau saya stok tapi tidak berlebihan, cuma antisipasi supaya tidak mengelurakan modal yang cukup banyak,”sergahnya. (mag-9)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/